24. Tentang Rasa

34 2 1
                                    

Reihan Pov

Gadis itu unik… entah sejak kapan perasaan ini mucul hingga semakin menjadi-jadi. Bahkan untuk berusaha mendapatkan sedikit perhatiannya, aku juga berusaha memperbaikki diri ku. Aku masih ingat dengan perkataannya dulu, orang baik akan mendapatkan yang baik pula. Aku tahu bahwa niat awal ku ini salah, bahkan aku pernah melakukan kesalahan yang membuat dia malah menjauh dari ku. Bukannya mendapat perhatian darinya.

Kalian pasti bertanya-tanya kan kemana pacarku? Ya kami lost contact, aku dengar dari teman-temanku dia sudah menikah dengan laki-laki pilihan orang tuanya. Tentu dia lebih kaya dari ku dan bisa mewujudkan impianya menjadi model terkenal di Paris. Mungkin dia juga bosan menungguku yang tak kunjung menyelesaikan kuliah ku karena terlalu asyik dengan organisasiku. Ibu ku juga kurang menyukainya dan perlahan rasa untukknya hilang, berganti dengan sebuah nama… Reina…

Pertemuan kami memang unik… akupun senyum sendiri mengingatnya. Hingga dikampuspun kami satu fakultas dan dia pingsan karena aku menghukumnya lari keliling lapangan pas langit sedang panas panasnya. Jahat memang, aku pun merasa begitu saat melihatnya terbaring pucat di ruang kesehatan.

Entah dengan cara bagaimana lagi untuk membuat dia mengalihkan sedikit perrhatiannya padaku. Dia selalu menyikapinya dengan biasa saja bahkan cenderung dingin sama seperti biasanya. Belakangan ini aku disibukkan dengan project besar di tempat ku bekerja. Alhamdulillah dengan ini sedikit demi sedikit aku bisa mengumpulkan uang karena banyak bonus yang aku dapat dari project-project itu saat usai. Entah dari bos ku atau dari klien yang puas dengan usahaku. Tidak  terasa sudah lama aku tidak melihat Reina, entah itu ditaman kota saat jogging pagi.

Aku diam-diam suka memperhatikannya tanpa dia tau.
Tempo hari aku tidak sengaja menyerempetnya di jalanan. Aku terkejut karena dia tiba-tiba muncul didepanku. Sepertinya ia sedang dalam keadaan yang tidak biasa. Untunglah dia tidak terluka parah. Hanya sedikit baret di pergelangan tangannya. Kamipun duduk berjarak, melihatnya membersihkan luka sendiri karena dia memang tidak mau disentuh oleh orang yang bukan mahromnya. Setelah sedikit cerita, ternyata ia kehilangan kamera pertamanya yang hasil usahanya sendiri. Aku salut dengan gadis mandiri seperti dia. Sebuah ide melintas begitu saja di otakku. Ya… aku akan melakukannya…

Di hari wisudanya aku sudah mempersiapkan hadiah untuknya. Aku tau jadwal wisudanya dari temanku, bukan dari Lila. Pacarnya juga lulus bareng dengan Reina, jadi aku tahu. Dari ribuan orang aku mencarinya, hingga mataku menangkap sosok yang selalu membayangiku setiap malamnya. Dia cantik dengan gamis dan makeup sederhanya. Di zaman yang sekarang ini, biasanya para mahasiswi akan berlomba-lomba memoles wajahnya sedemikian rupa di hari kelulusannya, tidak lupa kebaya yang ngepress dibadan. Tapi Reina? Dia tetap seperti biasanya. Itu yang membuatku makin mengaguminya.

Aku menyapanya hanya sekedar basa-basi. Lalu memberikan paperbag yang berisi kamera untuknya, oh ya.. aku juga menulis sepucuk surat untuknya. Kalian ingin tahu apa isinya? Biar Reina saja yan membacanya. Setelah itu aku segera pamit, karena Lila mengajaknya pulang. Hufftt.. gadis itu sepertinya memang dari dulu tidak menyukaiku. Tapi tidak mengapa, yang penting aku sudah bertemu dan memberikan hadiah  sebagai bentuk selamat atas kelulusannya.

Mungkin aku harus bersabar lagi untuk membuat Reina melirik padaku. Aku tidak mau bertindak gegabah seperti yang aku lakukan dulu, sehingga membuat dia menjaga jarak denganku. Beruntunglah sekarang, keadaan sudah lebih baik dari pada dulu. Oh iya, tentang laki-laki yang bersama Reina dulu, sepertinya ia dosen mudah disini. Karena aku beberapa kali melihatnya di fakultas saat aku iseng main ke basecamp. Apa dia juga menyukai Reina? Aku tidak sengaja berpapasan dengannya saat hari wisuda Reina. Ia membawa bouqet yang cukup besar ditangannya. Karena penasaran, kaki ini melangkah untuk mengikutinya. Dan ya,,, tebakanku benar. Ia memberikan bouqet itu kepada Reina.

Jodoh Untuk Reina (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang