Rasi bintangnya Detya

39 4 29
                                    

“Jika saatnya tiba..
Sedih akan menjadi tawa
Perih akan menjadi cerita
Kenangan akan menjadi guru
Rindu akan menjadi temu
Kau dan aku akan menjadi kita..”

***

Sekarang hanya ada sansuy di dekat perapian yang mereka buat itu.
Sekarang tepat jam 9 malam. Mereka kira,ketika malam di pantai yang indah begini bakalan sepi dan menakutkan. Tapi..malah ada ramai orang yang datang. Ada yang ngopi ngopi. Ada yang ngumpul. Ada yang makan. Ada juga yang berduaan doang.

Kelompok laki laki entah kemana. Tadinya sehabis makan mereka masih disini,tapi setelah reza dan lian menyalakan rokoknya sansuy mengusir mereka. Karna sansuy adalah 'orang orang yang membenci rokok dan mencintai air wudhu' ya mereka memang begitu Sok dalam berbagai hal.

Mereka berdelapan entah kenapa sejak kejadian 'Mbok penjual nasi' mereka kebanyakan membisu.

“Jadi pengen balik sekolah”–Mila

“Males ah paling juga kita ngumpul di meja detya,kalo enggak di atas sambil dengerin rifa bacain kahlil ghibran”–Rahma

“Tapi lu menikmati kan,kalo aura puitis gua keluar”Ucap rifa dengan gaya nya

Semuanya langsung melempar tisu ke arah rifa

“Untung lu ga bawa tuh buku puisi puisi”–Detya

“Ets,gua emang ga bawa bukunya,tapi gua bawa salinannya”Ucap rifa sambil mengeluarkan buku kecil dari jaketnya.

Mereka semua geleng geleng kepala

“Jadi inget kamis bulan lalu sebelum ujian”–Detya

Flashback kamis bulan lalu

Sansuy lagi ngumpul di atas yang dulu sempat winda sebut “Secret Garden” karna waktu itu winda lagi mabok sama tu drama. Pastinya mereka menolak karna terlalu 'Alay' dan disana ga ada Garden atau taman. Tapi cuma pojok koridor yang terdapat bangku besi tua dan angin sepoi sepoi yang di sebelahnya terdapat gudang. Akhirnya mereka tidak memberi nama yang begitu 'spesifik' mereka lebih enak menyebutnya 'Atas' atau ya..tempat santai.

Saat ini mereka sedang membisu. Entah kenapa tiba tiba angin lebih menarik dinikmati dibandingkan bercanda. Mereka menghayal,dan memikirkan satu hal ke satu hal yang lain,sampai tidak menghiraukan ada orang disana,yang mereka pikirkan adalah mereka bisa menghayal dan memikirkan sesuatu saat ini dengan tenang.  Hingga tiba tiba amel terbatuk hingga semuanya menoleh ke amel. Disaat itu lah mereka Tersadar dari khayalannya.

“Emang nih setiap kali kesini pasti banyakan diemnya dari pada becandanya”–Detya

“iya ya”Ucap rifa yang berpidah mmenjadi duduk dikursi besi itu di samping detya sambil membaca buku puisi karangan penyair favoritnya.

“Kalo lagi begini,kalo ada film enaknya nontom apa?”–Amel

“Gua mau nonton pasir berbisiknya–Christine hakim sama dian sastro”–Mila

“Main tebak tebakan jadul yuk,ada yang masih inget gak?”–Rizpa

“Maksudnya?”Rifa gak ngerti omongan rizpa

Say SansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang