12 : Muak

86 15 3
                                    

Jimin pov.

Aku merasa bodoh,merasa menjadi seorang yang paling bodoh di dunia ini. Bahkan dengan sisa umur ya terbilang bisa di hitung oleh jari aku masih sama saja menjadi orang bodoh karena berlagak seperti orang yang kuat.

Hanya karena aku tidak ingin orang - orang yang aku sayangin merasakan sakit seperti sakit yang aku derita selama 10 tahun ini. Iya,aku sudah lama menderita penyakit ini. Bahkan mungkin sejak aku masih kecil.

Telah banyak uang,waktu dan tenaga yang telah orang tuaku keluarkan hanya demi agar aku bisa sembuh dari penyakit ini yang bahkan menurutku sangat mustahil. Karena pasti semua orang akan mati kan? Jadi untuk apa membuang - buang itu semua.

Dan sekarang aku hidup ketergantungan oleh obat yang sama sekali tidak membawa perubahan bagi hidupku.

Sial,sangat sial.

Aku muak harus terus - menerus ketergantungan oleh obat. Aku juga muak jika aku tidak meminumnya keesokan harinya aku bakal terbaring di atas ranjang rumah sakit dan bertemu dengan Seokjin Hyung.

Ia dia adalah dokter sekaligus Hyung bagiku. Karena beliau lah yang menemani ku sejak pertama kali aku di diagnosa penyakit gila ini.

Sebenarnya dulu aku sempat ingin mengakhir hidup ini,sebelum aku bertemu dengan Aera.

Aera,gadis polos yang suka hujan.

Dia sekarang menjadi salah satu alasan aku bertahan hidup,tapi sekarang dia juga sedang berjuang untuk hidup.

Awalnya aku ingin memberi tahu Aera tentang penyakit ini,tapi dia lebih dulu memberi tahu tentang penyakitnya.

Jadi ku urungkan niatku untuk memberitahunya. Karena aku tidak mau dia merasa bersalah dan sedih secara bersamaan,sebaiknya aku pendam ini sampai aku benar - benar menghilang dari muka bumi ini.

Jimin pov end.

"Aera aku datang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aera aku datang"

Jimin memanggil - manggil nama Aera,namun tidak kunjung mendapatkan jawaban dari pemilik nama tersebut.

"Aera kau didalam?"

Saat Jimin mencoba buka pintu kamar Aera ,

"Aera!"

"Aera bangun .. Aera! " Jimin menggoyangkan perlahan tubuh Aera.

Ia melihat Aera memegang salah satu kapsul obat dan mulutnya berbusa.

Dan Jimin melihat obat - obat yang berceceran dibawah. Tidak,ini bukan obat yang Aera konsumsi seperti biasanya.

Love,Rain | Park Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang