05 : True or false?

67 17 6
                                    

Aera perlahan membuka matanya dan menatap langit - langit yang terlihat asing.

"Bau obat,apa ini rumah sakit?" Pikir Aera

"Aera"

Aera kemudian menengok ke arah sumber suara

"Oh,Jimin.."

Jimin duduk disamping ranjang Aera dengan menatap Aera sangat khawatir.

"Ada yang sakit? Apa perlu aku panggil dokter?" Jimin berniat berdiri untuk memanggil dokter ,namun tanganya di tahan oleh Aera.

Sambil menggeleng "tidak usah,aku baik - baik saja" dengan suara yang serak,khas orang baru bangun tidur. Namun ini terkesan sangat lemah.

Jimin kembali duduk sambil memegangi tangan Aera sangat erat seakan ia takut Aera pergi jauh.

"Syukur kau sudah sadar,aku sangat khawatir Ra " ucapnya sambil menatap Aera

Sedangkan Aera hanya terkekeh,

"Aku bahkan hanya pingsan 2 jam? Atau lebih?"

"Kau sudah tertidur selama 2 hari tau" seru Jimin tidak terima dengan kekehan Aera yang seakan ini hal biasa.

"Eoh? Benarkah. Maaf,aku tidur begitu lama"

"Jangan lakukan itu lagi Aera,aku takut kehilanganmu"

"Baiklah,baik. Semoga tuhan memberiku kesempatan hidup lebih lama lagi bersamamu Choi Jimin yang cerewet" ucapnya sambil tersenyum kepada Jimin dan menatap wajahnya  Jimin yang terdapat raut wajah kekhawatiran kepadanya.

Aera memegang pipi Jimiin "ada apa dengan wajahmu Jimin? Kau semakin kurus? Dan kenapa kau sangat pucat?" Tanya Aera penasaran .

Selama itukah dia tidur sehingga pacarnya menjadi kurusan seperti ini? Bahkan Jimin mengatakan ia hanya tertidur dalam waktu dua hari. Tapi mengapa Jimin jurusan dan wajahnya yang begitu pucat,layaknya seperti orang yang sedang sakit keras.

Jimin terlihat gugup sangat Aera menanyakan tentang kenapa ia kurusan dan wajahnya yang pucat.

"Em .. ini,aku sedang melakukan diet. Iya,berat badanku menaik sangat banyak makanya ibuku menyuruhku untuk diet --

Jimin menggantung ucapannya dan seperti sedang berpikir

"Aduh,aku laper Aera. Sepertinya wajahku pucat karena aku belum makan. Apa aku harus membeli makanan terlebih dahulu dan kemari lagi?" Lanjutnya sambil sedikit ber-aegyo

Aera yang tidak tahan dengan tingkah laku lucu Jimin akhirnya percaya,meski dalam hatinya yakin ada sesuatu yang aneh dari diri Jimin.

"Sebaiknya kau makan dulu,lalu balik lagi kesini. Kau belum makan otakmu jadi geser" Aera bergidik ngeri

Jimin tertawa sehingga kedua matanya menyipit "haha,baiklah. Tunggu aku sebentar ya,jangan rindu"

"Tidak akan Choi Jimin!"

Jimin keluar ruangan sambil melambai - lambaikan tanganya pada Aera. Kemudian  menuju kantin rumah sakit,namun niatnya ia urungkan sebaiknya ia keruangan Seokjin Hyung saja.

🍀🍀🍀

"Jadi saya harus operasi dok?"

Dokter Han mengangguk , "iya,Aera kalo kau tidak segera operasi maka sel kanker yang ada ditubuh kamu akan terus menyebar dan lebih parahnya  --

Dokter Han mengantungkan ucapannya

"apa dokter?" Tanya Jimin penasaran

"meninggal kan dok?" Ucap Aera dengan santainya

Dokter Han mengangguk

"Saya akan pikirkan lagi dok"

"Baiklah kalo begitu,saya permisi dulu"

Dokter Han meninggalkan Aera dan Jimin berdua di ruangan Aera dengan suasana yang sungguh mencekam .

Jimin tau Aera harus segera di operasi,tapi Jimin pura - pura tidak tahu.

Aera menghela nafas panjang sambil menutup kedua matanya.

"Kau sudah dengar bukan Jimin?"

Jimin hanya diam tidak menanggapi perkataan Aera

"Bahkan waktuku tidak lama lagi,kau masih mau bertahan denganku? Sebaiknya kau cari kebahagiaanmu sendiri Jimin. Jangan mau bertahan dengan wanita sakitan sepertiku" ujarnya sambil mengalihkan pandangan dari tatapan Jimin

"Kau akan sia - sia ,diam disini dengan wanita sakit" lanjutnya

Jimin yang tadinya duduk di sofa ,kini beranjak berdiri dan menghampiri Aera .

"Bukankan aku sudah pernah bilang,aku suka padamu apa adanya. Aku mau bertahan denganmu bukan karena aku kasihan padamu,karena aku mencintaimu Aera. Karena aku sayang padamu Aera"

Aera masih enggan menatap Jimin ,bibirnya bergetar mendengar perkataan Jimin . Ia berusaha tidak menangis,

"Aera lihat aku,tatap mataku. Apa ada kebohongan dalam mataku?"

Jimin memegang kedua bahu Aera,

"Kim Aera .. "

Aera berbalik menatap Jimin dengan matanya yang berkaca - kaca.

"Aku akan selalu di sampingmu ,aku tidak peduli kau itu sakit atau tidak. Waktumu masih lama atau tidak,aku tidak peduli Aera. Yang terpenting kau disini aku akan selalu di sampingmu kita berjuang sama - sama"

Tes,

Aera tidak bisa lagi membendung air matanya,hatinya sakit. Sangat sakit mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Jimin.

Kenapa tuhan mengirimkan Jimin kepadanya yang waktunya tidak akan lama lagi.

Jimin memeluk Aera, "tangisin saja,sampai bebanmu benar - benar hilang semua. Aku disini"

Aera menangis sejadi - jadinya menumpahkan segala perasaannya di pelukan Jimin.

Sedangkan dibalik pintu sudah ada Jungkook,yang awalnya ia akan masuk.

Tetapi,ia urungkan niatnya karena takut mengganggu keduanya.


☘️☘️☘️























|Tbc.

Love,Rain | Park Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang