20. Return

190 25 0
                                    

Di pagi hari yang mendung, rupanya tidak membuat penghuni salah satu unit apartemen beranjak keluar dari kamar. Pendingin ruangan yang masih menyala serta tirai jendela yang belum terbuka menandakan keduanya masih pulas tertidur saat ini. Bahkan suara pintu yang terbuka dari luar juga tidak menembus pintu kamar yang terkunci dari dalam. 

"Kenapa sepi sekali di sini?" Seorang pria paruh baya tampak berjalan masuk sambil melepaskan jaket yang dikenakannya. 

"Sehun'ah, apa kau belum bangun?" Dia mengetuk beberapa pintu yang tertutup rapat karena tidak tahu dimana keberadaan orang yang di panggilnya itu. 

"Apa dia sudah pergi ke suatu tempat?" Pria itu mulai mengeluarkan ponsel dari kantung celananya. Dia pun menghubungi nomor pemilik tempat tinggal, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar suara dering ponsel dari salah satu kamar. 

"Mwoya? Sehun'ah, bangunlah! Apa kau mabuk semalam sampai belum terbangun pagi ini?" Dia kembali mengetuk pintu namun masih tidak mendapatkan respon apapun. 

Sementara itu dari dalam, pria yang dipanggil namanya sejak tadi mulai menggerakkan tubuhnya di balik selimut. Dia nampak enggan untuk membuka kedua matanya sampai bisa memeluk erat seseorang yang berada di depannya. Beberapa detik kemudian, dia baru menyadari sesuatu. 

"Eoh?" Sehun terbangun dan mendapati Hayoung juga sepertinya baru ingin membuka kedua matanya. 

Posisi mereka yang masih berpelukan membuat keduanya menatap satu sama lain sebentar sebelum Sehun beranjak duduk lebih dulu.

"Ba-bagaimana bisa aku tertidur di sini?" Hayoung juga langsung duduk sambil merapihkan rambutnya. Dia merasa lega saat mendapati pakaian lengkapnya masih dikenakannya saat ini. 

"Kita tertidur setelah melakukan makan malam bersama, apa kau tidak ingat?"

Hayoung sebenarnya tidak lupa, hanya saja terasa memalukan dengan melihat wajah bangun tidur masing-masing seperti ini. 

"Aku hanya memelukmu dan tidak melakukan apapun, benar kan?"

Hayoung menjawab dengan anggukan di kepalanya. Ketukan dari luar pintu membuat mereka menengok ke arah yang sama. 

"Oh Sehun, keluarlah! Apa kau masih belum bangun juga?"

"Si-siapa itu?"

Sehun hanya bisa menghela nafasnya tanpa menjawab pertanyaan dari Hayoung. Dia turun dari tempat tidur untuk membuka pintu yang dikuncinya semalam. 

Pintu terbuka dan dugaan Sehun benar kalau Ayahnya lah yang sedang berdiri di depannya saat ini. 

"Apa kau terbiasa bangun siang seperti ini? Apa yang kau lakukan semalam? Apa kau mabuk?"

Sehun tidak menjawab. Dia ingin keluar dan menutup pintu itu, tapi Ayahnya menghentikannya saat melihat adanya seorang wanita di dalam sana. 

"Sejak kapan kau mulai tidur bersama dengan wanita seperti ini?"

Hayoung langsung turun dari tempat tidur untuk membungkukkan badan ke arah orang yang membuka lebar pintu itu. 

"Apa keperluanmu datang ke sini, Abeoji?" Sehun melangkah keluar supaya bisa menutup pintu kembali. 

"Aku ingin menanyakan sesuatu tentang butikmu. Kenapa kau tidak menghubungiku sama sekali?"

"Itu tidak ada kaitannya denganmu"

"Kita menjalani bisnis yang sama dan aku akan membantumu dalam menutupi kerugian dari kejadian itu"

"Tidak. Aku bisa mengatasinya sendiri, lebih baik kau pergi sekarang, Abeoji"

ChoicesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang