18th, July

125 9 12
                                    

Hari yang melelahkan, aku harus bekerja dimalam tahun baru. Pagi menjelang menyapa awal tahun yang baru, namun bagiku itu tak ada bedanya dengan hari-hari yang lain.

Ku bergegas pulang setelah semuanya selesai, kumatikan komputer setelah menyimpan semua datanya.

"Hoseok-ah, aku pulang lebih dulu. Mianhe aku tak bisa menunggumu." Salah seorang rekanku yang masih tersisa di kantor mendekat seraya menyodorkan se cup kopi.

"Ah.... santai saja, aku juga akan pulang."

"Oh, tadi manager mengatakan padaku jika ia sudah mendapat DJ baru untuk siaran radio kita." Ucapannya membuatku menolehkan kepala dan tersenyum lega.

Tadinya aku yang mendapat tugas untuk mencari seorang DJ, dan itu benar-benar membuatku gila karena tak dapat menemukan seorangpun yang cocok.

"Wah....jinja? Aku sungguh tak percaya ini!" Kini aku semakin semangat mengemasi semua barang bawaanku.

"Ok..kalau begitu aku duluan." Rekanku beranjak meninggalkan ruangan dan kini tersisa diriku, sebelum keluar ku matikan lampu ruangan tersebut. Namun baru saja pintu akan ku tutup seorang wanita membuatku terlonjak.

"Ah....maaf apakah saya mengagetkan anda?" Wanita itu mendekat dan menundukkan kepala, aku hanya dapat tersenyum kikuk dan menggeleng beberapa kali.

"Tak apa, kalau boleh tau ada perlu apa anda kemari?" Kubenahi posisi tas di bahuku dan menatapnya lama. Ia tak kunjung menjawab dan balik menatap kearahku.

"Aku seorang DJ." Jawaban wanita itu membuatku paham, jadi dia DJ baru yang dipilih manager.

"Jadi bukankah jadwalmu besok?" Tanyaku lagi memastikan jika wanita ini tidak lupa akan jadwal pertemuan, kulirik sekilas arloji di pergelangan tanganku waktu menunjukkan pukul 10 malam.

"Aku hanya khawatir jika besok tidak melakukannya dengan baik, jadi aku kemari untuk meminta ijin berlatih." Kuanggukkan kepala dan kembali masuk kedalam ruangan.

"Mari, silahkan anda masuk ke studio." Setelah wanita itu masuk kedalam studio aku mulai mengaktifkan beberapa alat yang digunakan untuk rekaman.

"Anda bisa mulai bicara, ada teks disana yang bisa anda baca." Aku yang berada di luar studio memberi arahan, cukup lama wanita itu tak kunjung bicara.

Kutunggu beberapa saat mungkin ia memang sedang gugup, hingga saat ia mulai bicara intonasinya begitu kacau. Kusibak rambutku kebelakang, sembari menatap wanita itu.

"Tolong ulangi!" Ujarku seraya menyetel ulang rekaman. Entah sudah berapa kali wanita itu mencoba tetap saja suara yang ia ciptakan sangat kacau.

Pengucapannya tidak jelas, pemenggalan kata yang tidak tepat dan bahkan suaranya bergetar. Kulepas headsetku kasar dan meminta wanita itu keluar dari sana.

"Apakah ada yang salah?" Tannyanya sembari menatapku, kugelengkan kepala beberapa kali sembari menghela napas.

"Begini, kurasa kita sama-sama lelahnya. Jadi lebih baik kita hentikan rekaman dan dilanjutkan besok pagi saja." Sebisa mungkin kukendalikan emosiku, wanita itu hanya menunduk dan kemudian membungkuk kearahku.

"Baiklah kalau begitu saya permisi." Wanita itu tersenyum dan beranjak meninggalkan ruangan. Kembali kuhela napas sembari mengemasi alat rekaman dan mengunci studio.

Setelah semua selesai, kulangkahkan kaki menuju lift. Menekan tombol lantai dasar dan segera melajukan mobil menuju apartement.

Lantai sebelas adalah tujuanku, tangga merupakan media yang aku pilih untuk sampai di unit apartementku. Hitung-hitung aku melakukan olahraga, mengingat tak ada waktu untuk sekedar joging di pagi hari.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang