Baru saja aku membersihkan tubuhku, dan meraih ponsel yang nampak bergetar.
"Halo." Ujarku mengawali panpanggilan
"Kerja bagus Min Yoongi, ah..... apakah kau sudah bertemu siswa itu? Sebaiknya kau mengetahui semua kebiasaanya." Aku berdeham singkat sebagai jawaban dan segera mengakhiri panggilan itu.
Aku sangat lelah, sungguh aku ingin tidur sejenak dan melupakan semuanya berharap saat terbangun nanti hidupku dapat jauh lebih baik.
Kututup mataku rapat-rapat, mulai menjelajahi alam mimpi yang mungkin tak jauh lebih buruk dari hidupku.
Sinar mentari belum sepenuhnya muncul, aku beranjak dari ranjanh dan pergi ke persimpangan jalan guna membeli beberapa bahan makanan.
Uang yang kubawa tak cukup banyak, karena aku harus hidup hemat agar kelak saat kutemukan adikku aku dapat memberikan hidup yang layak untuknya.
Adikku hilang 11 tahun silam saat itu aku hanya bisa menangis setiap malam tanpa melakukan apapun, tetapi sekarang aku akan melakukan apapun demi dapat menemukannya kembali.
Setelah selesai menikmati sarapan yang bisa dibilang hanya telur gulung dan nasi instan itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.
Kulajukan sepeda motorku membelah kota dan berhenti di sebuah sekolah menengah atas, seseorang memintaku untuk mengawasi salah satu siswa.
Hanya bermodal foto tanpa tau nama dan latar belakang keluarganya aku melakukan misi ini.
Dari pagi hingga siang menjelang mulai kulihat ia keluar dari sekolahnya, nampak sekali jika ia dari keluarga terpandang. Setiap hari pemuda itu akan dijemput dengan mobil mewah.
Kuikuti mobil hitam itu sampai terhenti di sebuaj tempat kursus, ya sejauh yang kutau pemuda itu mengambil kursus matematika setelah pulang sekolah dan dilanjutkan dengan kursus piano di malam hari.
Dia pemuda yang ceria, sering kulihat ia bermain bersama beberapa temanya dan pergi ke perpustakaan bersama.
Jika kalian bertanya sudah berapa lama aku mengikuti pemuda itu, jawabannya adalah 2 pekan. Dan semua itu akan berakhir dua hari lagi.
Malam menjelang, pemuda itu mulai beranjak pergi menuju kursus pianonya. Tetapi ada yang berbeda hari ini, ia pergi dengan seorang pemuda yang jauh lebih tua darinya. Apakah itu kakaknya?
"Oh...... Hoseok hyung disini!"
"Yak..... Jimin-ah, bukankah kau harus ke rumah sakit? Namjoon akan membunuhku jika kau terus seperti ini. Kemana saja kau 2 pekan ini hah?!"
"Aish...... kau baru pulang hyung, setidaknya peluklah adikmu ini."
Terus kuperhatikan interaksi dua pemuda itu, benar saja mereka bersaudara. Setelah beberapa percakapan tak penting mereka, pemuda bernama Hoseok itu menarik pemuda yang lebih muda memasuki sebuah mobil.
Segera ku hidupkan mesin motorku dan mengikuti mereka pergi.
Ini pertama kalinya setelah 2 pekan ku ikuti pemuda itu ia mengunjungi rumah sakit.
Aku tak bisa mengikuti mereka sampai kedalam, itu akan menimbulkan kecurigaan. Jadi kuputuskan untuk menunggu di depan rumah sakit, itu keutusan paling bijak saat ini.
Sekitar 30 menit akhirnya mereka keluar dari sana, dan ya..... mereka pulang setelah itu.
Beberapa panggilan masuk ke dalam ponselku tetapi aku baru menyadarinya setelah tiba di apartement. Kebanyakan hanya panggilan dari para penagih hutang, aku cukup banyak hutang memang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
Short StoryAku tak tau bagaimana cara mengataknnya, namun aku tetap berusaha untuk merubahnya. Akankah itu semua akan bisa? Kumpulan cerpen........