4

433 10 6
                                        

(RACHEL POV --- )

Waktu menunjukkan pukul 06.40, untung saja aku hanya terlambat sepuluh menit sebelum bel masuk berbunyi. Aku menaiki tangga dengan tergesa-gesa, setelah menaiki anak tangga terakhir aku berjalan dengan cepat. Mungkin karena tergesa-gesa sampai aku tidak melihat jalan dan akhirnya...

Bruuk

"Woyy bisa jalan nggak sih lo, jalan pakek mata anjing!" laki-laki itu berteriak sangat keras padaku. Aku pun langsung terbelalak dengan teriakan lelaki itu.

Aku tak sengaja menabrak seorang laki-laki. Laki-laki itu mempunyai paras yang tampan, tinggi, dan kulit putih.

"Wah, santai dong nggak usah marah- marah kalik. Kan gue nggak sengaja!" teriakku balik dengan nada kesal.

"Widiiih, baru kali ini ada anak yang berani nantang gue, cewek lagi. Berani banget lho?" Kata laki-laki itu dengan raut wajah yang sinis.

Karena aku tak peduli dengan laki-laki itu, aku pun langsung berjalan meninggalkan laki-laki itu.

"Woyyy, mau kemana lo? Gue belom selesai ngomong bangsat!" teriak laki-laki itu hingga memenuhi seisi lorong sekolah. Aku tetap nggak peduli sama dia.

Akhirnya, aku sampai di kelas. Aku mengetuk pintu kelas dan aku langsung masuk ke kelas, memilih bangku yang akan kududuki. Tak lama kemudian, seorang guru pun datang dan memberi salam

"Pagi anak-anak!" salam bapak itu sembari berjalan menuju meja guru.

"Paaaggiiii paaaakkkk!" jawab anak-anak kompak.

Lalu tak lama kemudian guru itu pun memperkenalkan namanya.

"Baik anak-anak, perkenalkan nama saya Wahid Abdullah, kalian bisa panggil saya Pak Wahid atau Pak Abdul" kata guru itu dengan senyum yang ramah dan pastinya guru itu tidak galak.

Dan akhirnya pelajaran pun dimulai...
2 jam pelajaran membuatku bosan di kelas, mana pelajarannya sulit lagi. Tapi, aku tidak akan menyerah.

Triiiiinggg.....

Bel tanda istirahat pun berbunyi, semua murid langsung bersorak dan berlari menuju kantin. Aku tak mau ketinggalan juga, berlari menuju kantin dan aku juga mengajak Bulan.
Di kantin kami membeli es jeruk, bakso, dan kue. Makanan di kantin itu sangat lezat ya ternyata. Gue dan Bulan berjalan menuju tempat yang akan kita pilih untuk memesan makanan.

"Lan, lo mau pesen apa?" tanyaku sambil menepuk pundak Bulan.

"Gue pesan bakso aja deh" jawab Wulan.

"Oke, bu bakso dua sama es jeruk satu sama kue nya satu ya buk". kataku sembari memberi uang kepada penjual makanan itu.

" Baik non, ditunggu ya!" pesan ibu itu.

Aku hanya mengangguk tanda mengerti. Lalu, aku dan Bulan berjalan dan memilih meja yang akan digunakan untuk kami makan. Yah, tak lama akhirnya makanan kami datang. Dan kami langsung makan sambil berbincang- bincang dengan asyiknya.

Namun, saat sedang makan dan berbincang- bincang tiba- tiba ada segerombolan yang membuat rusuh di kantin. Semua orang lari berhamburan, karena orang- orang itu merebut meja yang sudah ditempati oleh orang lain. Kalau orang itu tidak mau mengalah maka segerombolan itu akan menghajar orang itu.

"Siapa sih mereka?" aku bertanya pada Bulan.

"Mereka itu geng pembuat rusuh, mereka itu selalu membuat rusuh dimana-mana. Sampai semua orang termasuk guru kewalahan menasehati mereka. Tapi nih yaaa, sini gue kasih tau, lo lihat cowok yang didepan kan?" tanya Bulan.

"Iya lihat" aku melihat laki- laki itu. Dan sepertinya aku pernah melihat laki- laki itu.

"Nah itu tu ketuanya. Namanya Afios Anandra Ramadhan dia itu ganteng banget. Semua cewek pada rebutan mau jadi pacarnya. Kalo gue sih mau dijadiin pacarnya aaaa" jelas Wulan sampai dia tersenyum-senyum.

AFIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang