11

174 6 0
                                    

"Lelah melihatmu dengan yang lain, bukan berarti hati ini akan lelah berjuang."

"El..."lirih seseorang.

Afios POV

Aku melihat El sedang bersama lelaki lain. Aku penasaran dengan lelaki itu. Walaupun lelaki itu membelakangi ku tapi postur tubuh itu sepertinya aku mengenalnya.

Tanpa kusadari air mata menetes di pipiku. Ya Tuhan, cobaan apa yang telah kau berikan padaku. Dialah cinta pertamaku. Aku mencintainya.

Aku memutuskan untuk pergi sebelum mereka tahu kalau aku sedang mengintip mereka.

Selama pelajaran hingga pulang sekolah rasanya tidak ada yang menarik. Aku hanya diam termenung. Pulang sekolah aku langsung makan, tidur, maen hp, terus tidur lagi.

Jadi begini rasanya patah hati. Ternyata nggak enak ya. Cinta pandangan pertama tapi nyatanya nggak seindah yang ada di cerita. (Eh kok author bucin sih)

***

"Kenapa semenjak kedatangan Revan semuanya berubah. Revan baik banget sama aku, tapi..."

"Tok tok tok ... seketika lamunanku buyar.

"Sayang, ayo makan. Kamu dari tadi belum makan lho. Ayo dong makan, bunda nggak mau kamu sakit."kata bunda dari bali pintu.

"Mmmm.. iya bun, nanti aja. El nggak laper kok bun. Bunda makan sama Cella sama Abe dulu. Ntar El nyusul."ujar El yang masih nyaman di ranjangnya.

"Huh, yaudah El. Jangan lama" ya, bunda nggak mau kamu kenapa."bunda langsung meninggalkan kamar El.

***

"Den, ayo makan. Aden dari tadi belum makan. Bibi takut aden kenapa."berkali-kali bibi mengetuk pintu. Tapi Afios belum keluar juga.

"Nggak bi, Afios nggak laper. Bibi makan sama Bang Revan aja!"teriak Afios dari dalam kamar.

"Tapi tuan Revan nya belum pulang Den."

"Yaudah bibi makan sendiri aja!"teriak Afios dengan mata yang masih terpejam.

"Yasudah Den."

Ya, Bi Ima memang sering makan bersama. Biasanya kalau pembantu pasti nggak boleh makan sama majikan. Tapi yang ini berbeda, eitss bukan Bi Ima yang minta. Tapi Afios sama Revan yang minta. Karena Bi Ima sudah dianggap seperti ibu mereka sendiri.

***

RACHEL POV!

Sedangkan di rumah Rachel, hanya ada dentingan sendok dan piring. Ya, apalagi?mereka pasti sedang makan.

"Kak, besok aku ada acaran kelulusan, kakak, Cella, sama Bunda dateng ya?"Abe membuka percakapan.

Ya, besok Abe ada acara kelulusan SMP di sekolahnya. Dan kebetulan acaranya Hari Sabtu.

"Kita pasti dateng kok."ujar Bunda.

"Iya Be, nggak mungkin kakak nggak dateng. Emangnya cella." Sindir El.

"Ihh kakak enak aja kalok ngomong. Aku selalu dateng tau." Cella ngambek.

"Hihihi, tapi kan kamu sering lupa kalok ada janji. Masih muda kok pikun." Rachel tertawa terbahak-bahak.

Bunda yang melihat hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya.

"Ihh tau deh, Cella ngambek."ucap Cella sambil memanyunkan bibirnya.

"Ututututu, adek kakak yang cantik ini udah dong ngambeknyav, nanti cantiknya ilang lho hihihi."sambil mencubit pipi cabinya Cella.

Cella hanya mengangguk.

"Udah udah, ayo selesain makannya dulu. Oh ya El, nanti tolong kamu beliin bunda barang ya di supermaket. Nanti bunda kirim apa aja yang harus dibeli."

"Oke bun."

***

"Huh akhirnya selesai juga, udah jam berapa ya?"gumam Revan sambil melirik arloji yang melingkar indah di tangannya.

Pukul 4.30 PM, cukup lama dia berada di sekolah. Dan ia sama sekali belum pulang ke rumah.

"Pulang ah, laper."gumamnya.

Sesampainya di rumah, nampak sepi. Seperti rumah tak berpenghuni.

"Bi, Afios!"teriak Revan sambil menyibakkan tasnya.

Bi Ima yang merasa dipanggil pun berlari menuju asal suara tersebut.

"Iya Tuan, Tuan sudah pulang. Makanan sudah siap Tuan, saya siapkan dulu ya Tuan."kata Bi Ima sambil menundukkan kepala.

"Mmm.. iya Bi, oh ya bi Afios mana ya bi?"

"Den Afios dari tadi di kamarnya, belum makan. Bibi sudah membujuk Den Afios untuk keluar dari kamar tapi Den Afiosnya nggak mau."

"Kenapa Bi?"Revan mengernyitkan dahi.

"Nggak tau juga Tuan, dari pulang sekolah Den Afios sudah nampak lesu Tuan."jawab Bi Ima.

"Mm.. yasudah bi, terima kasih ya bi."

"Iya den" Bi Ima mengangguk dan pergi meninggalkan Revan.

"Dia kenapa?"batin Revan bingung.

Karena penasaran, Revan memutuskan untuk ke kamar Afios.

Sudah bisa dilihat, Afios hanya tidur, maen hp, terus tidur lagi.

"Dasar kebo lo Afios." -author.

"Berisik lho thor. Suka" gue lah-Afios.

"Nyebelin amat sih lo, suka" gue lah. Yang bikin cerita gue. -author.

"Iya iya, orang waras kudu ngalah dah.-Afios.

"Sip, gitu dong baru Afios."-author.

Nampak Afios yang tengah bergelut dengan selimutnya. Revan yang melihat itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Afios, bangun ayo makan."katanya sambil menggoyang-goyangkan badannya.

"Ck.. paansih, minggir sono. Gue masih ngantuk."kata Afios sambil menepis tangan Revan.

"Ckk.. ayo buruan makan, aku nggak mau kamu kenapa" Afios. Kalok kamu sakit, ntar aku yang repot."omel Revan.

Seketika Afios langsung bangun dari tidurnya.

"Paansih lo, udah sono gua capek, mau tidur."kesal Afios.

"Kamu kenapa sih? Ha?. Katanya Bi Ima kamu dari habis pulang sekolah lesu tau nggak."

"Nggak papa, napa sih kepo amat lo."omel Afios.

"Ya bukannya aku kepo, aku cuma kamu nggak mau kenapa".Revan mengacak-acak rambut Afios

"Hmm."

"Yaudah ayo makan. Ntar kamu sakit."

"Ya, lo duluan aja. Ntar gue nyusul."

"Oke jangan lama-lama."Revan beranjak dari tempat tidur Afios. Dan langsung keluar dari kamar Afios.

Namun, handphone Revan ketinggalan di ranjang Afios. Tiba-tiba "tringgg". Handphone Revan berbunyi, ternyata ada notifikasi dari WhatssApp.

"Ha, ini kan hp nya Bang Revan. Ada pesan dari siapa nih?."

Ada pesan dari seseorang untuk Revan. Namun anehnya, nama kontak itu bertuliskan "Murid Kesayanganku ♥".

"Ha, Murid Kesayanganku? Siapa?"gumam Afios.

Hai, maaf ya udah lama nggak update. Soalnya sibuk nih... oh ya, pesen kayak biasa aja ya. Jgn lupa vote, komen dan follow. Oke. Bye.

AFIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang