5

369 11 2
                                    

Hari ini adalah hari Kamis, para siswa kelas XI E sudah diberi pengumuman kalau hari ini akan ada ulangan matematika. Semua murid kelas XI E belajar sangat keras, karena matematika itu soalnya susah banget. Makannya mereka pada rebutan pengen dapat nilai A+ dari Pak Abdi.

Mereka nggak mau dapat nilai jelek karena takut diejek sama adek kelas yang mulutnya itu nyinyir banget. Adek kelas di sekolah ini nggak segan- segan buat ngejek kakak kelasnya yang kalo pas ulangan hariannya itu dapet nilai jelek, kecuali The Five. Kalo ada yang berani ngejek The Five berarti orang itu nyari mati sama mereka.

Sedangkan di kelas Rachel pula XI C akan ada ulangan harian ips. Rachel seneng banget, karena ia itu suka banget sama pelajaran ips. Gampang, nggak ada itung- itungan, dan mudah masuk ke otak lagi. Karena Rachel udah belajar banyak semalam dan ia yakin pasti akan dapat nilai A+ dari bu Intan.

Kami menunggu bel masuk berbunyi, trriiiinggg

Bel masuk berbunyi dan para guru langsung membagikan kertas ulangan hariannya untuk dikerjakan. Rachel langsung mengerjakan soal- soal yang menurutnya mudah, dan itu memang soalnya mudah semua. Ia bisa menjawab semua soal ini dalam waktu 30 menit.

***

Rachel POV

Aku nggak tau bagaimana nasib kelas XI E yang sekarang sedang mengerjakan ulamgan harian matematika. Karena kelas IX E itu adalah kelas Afios. Tapi apa peduliku, aku harus tetap fokus mengerjakan soal yang sudah ada di depan mata.

Waktu mengerjakan adalah 2 jam. Dan itu waktu yang cukup bagiku untuk menyelesaikan 50 soal pilihan ganda dan 10 esai. Tapi aku tak tau bagaimana nasib kelas IX E untuk ngerjain soal matematika selama 2 jam. Padahal kan matematika itu soalnya ada 30 pilihan ganda dan 10 esai, sedikit tapi itung- itungan.

2 jam mengerjakan dan waktu telah habis..

Triiiinggg

Bel menunjukkan tanda istirahat, semua murid mengumpulkan kertas ulangannya dan bagi yang sudah selesai boleh dipersilahkan untuk istirahat di kantin. Aku sudah selesai mengerjakan semua soal, dan aku langsung pergi ke kantin tapi sendiri nggak sama Bulan.

Aku berjalan menuju kantin, dan nggak sengaja ketemu Afios.

" Eh, mau kemana?"tanya Afios tapi agak sedikit cuek.

"Mau ke kantin" jawabku agak gugup dan sedikit menunduk.

"Tumben nggak ke perpustakaan" katanya sambil menoleh ke kanan.

"Nggak lagi laper aja soalnya" kali ini aku jawabnya santai.

"Yaudah, gue temenin ya" katanya dengan nada jelas.

"Again!"teriakku kaget.

"Yaudah kalok nggak mau, nggak papa" katanya sambil membalikkan badan dan berjalan menuju kantin.

"Yaudah, huh" omel ku dengan wajah cemberut.

Aku mengejar Afios, aku heran kenapa dia jadi baik gini sama aku. Padahal kan kemaren- kemaren dia galak banget kayak singa.

"Lo itu kenapa sih?"tanyaku heran dengan sikap Afios.

"Maksudnya?"tanyanya heran sambil berjalan.

"Yah gue heran aja, kenapa di dunia ini bisa ada cowok kayak lo" ledekku dengan nada agak sedikit lunglai.

"Lo ngejek gue?"tanyanya tapi agak ngegas.

"Nggak, bukan gitu. Kan biasanya lo itu galak plus ngeselin, kayak kambing hitam" ledeknya lagi.

"Terserah lo deh, gue nemenin lo itu karena keinginan gue sendiri, nggak ada paksaan dan gue ngejalanin ini tu ikhlas!"teriaknya kencang sekali.

"YA!. TAPI NGGAK USAH TERIAK-TERIAK JUGA KALI!" balasku dengan teriakkan lebih keras.

AFIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang