14

11 1 0
                                    

Malam Harinya
....

Revan sedang berada di kantornya. Ia tengah sibuk mengoreksi satu persatu tugas dari muridnya. Mejanya yang dipenuhi dokumen dan buku-buku itu berserakan dimana-mana.

Namun, tiba-tiba saja Afios membuka pintu dan langsung masuk begitu saja tanpa permisi. Revan yang sudah biasa melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kenapa?" tanya Revan yang masih fokus dengan laptopnya.

"Nggak, cuma lagi gabut aja. I just bored, i miss someone. Girl" Afios tersenyum hangat.

" I know, your girlfriend. have a girlfriend? don't forget to study, dude." tukas Revan sembari memukul kecil bolpoinnya di kepala Afios.

" I know. Terserah aku dong mau belajar apa nggak. Tau darimana kalok aku punya pacar" tanya Afios sembari menggeser kursinya.

" Bukan urusan kamu." jawab Revan yang masih fokus dengan garapannya.

" Bang Revan, jawab jujur. Tau darimana lo?." Afios terus menekan Revan agar memberi taunya.

" Bukan urusan kamu aku tau darimana, intinya tugas kamu itu sekarang belajar." Revan menutup laptopnya dengan kasar.

" Itu urusan gue, privasi gue. Nggak seharusnya lo tau tanpa kasih tau gue, sialan banget." kesal Afios hingga ia berdiri di depan Revan.

" Terserah kamu." ketus Revan

" Oke, terserah gue juga. Gue nggak akan pernah belajar dan nurutin apa kata lo dan gue ..."

" Fios, pacaran atau nggak kamu harus tetep belajar. Mau jadi apa kamu di masa depan nanti, PIKIRKAN MASA DEPANMU AFIOSS!!!!" bentak Revan sembari menggebrak meja.

" Kok lo malah bentak gue, maksud lo apa?" Afios menarik kerah Revan dengan tatapan mematikan.

" Keluar, keluar kamu dari rumah ini. KELUAR!!!" Revan mendorong Afios hingga terjatuh.

" Okey, Fuck my brother. Shit, Fuck you Revan." Afios berdiri dan keluar dari kamar tersebut.

BRAKKKK... pintu terbanting keras hingga membuat Revan terkejut bukan main.

Tak lama, ia langsung pergi membawa tas ransel dan mengendarai mobilnya.

....

Namun dilain tempat, terlihat sesosok gadis yang sedang duduk di sofa panjang yang mengenakan baju cropty yang menampakan belahan dadanya, rok pendek dan rambut digerai. Ia dikelilingi sejumlah laki-laki yang tengah mabuk.

"Marsha.. " Terdengar suara berat seorang laki-laki yang berjalan menuju gadis itu.

" Ck lama banget sih, udah 2 jam gue nunggu. Mana ni mereka pada mabuk lagi." protes Marsha.

" Sabar anjirr, barusan nyampe. Gue lagi ga mood denger bacotan lu, udah deh gue mau pesen minum dulu." jawab laki-laki itu dengan tatapan malas.

" Vano, anjing lo ya. Gue udah nunggu 2 jam dan lo ninggalin gue gitu aja, bangsat lo anjing!!" teriak Marsha sambil memukul pundak Vano.

" Terus mau lo apa, gue nggak sudi kalo nurutin kemauan lo. Gue bukan BABU lo anjing!!." bentak Vano sambil menampar Marsha hingga ia meringis kesakitan.

" Awww, ... "

" Ternyata gitu cara main lo, gapapa sih kalok keluarga lo harus berlutut di hadapan gue. Lo mau?" Marsha tersenyum smirk, mendekatkan wajahnya dan menyentuh pelan pipi Vano

Vano langsung menepis tangan Marsha.

"Oke, sekali ini aja. Setelah itu gue bakal bales kelakuan lo." ancam Vano. Kemudian ia langsung pergi meninggalkan Marsha.

AFIOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang