Sinar pagi menembus cordain putih kamar Afios. Hingga sang empu nya terbangun dan membuka matanya. Hingga terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok tok ...
"Afios, bangun Afios ini udah jam setengah 7. Buruan bangun nantinkamu telat lho!"teriak seorang lelaki dengan suara yang sangat berat.
"Iya iya ini Afios udah bangun kok!"teriak Afios yang masih bergelung dengan selimutnya hingga ia beranjak dari tempat tidurnya dengan malas. Setelah itu ia bergegas mandi dan bersiap-siap untuk sekolah.
Afios keluar dari kamarnya dan berlari menuruni tangga menuju ruang makan. Namun, betapa terkejutnya dia saat ia mendapati seseorang yang sangat familiar itu sedang duduk berbincang dengan Revan.
Laki-laki itu menoleh dan menyapa Afios dengan senyum bahagia.
"Afios, nak ayo makan. Bagaimana kabarmu sekarang. Papah rindu sekali dengan kamu nak."ucap lelaki itu yang tak lain adalah Antasena Ramadhan ayah Afios dan Revan.
"Papah, mamah ngapain pulang, bukannya kalian selalu sibuk sampai lupa sama anak sendiri."sinis Afios dengan nada ketus.
"Papah sama mamah kesini mau ngurus sekolah kita nak, papah juga kangen banget sama kalian.
"Iya nak, kita kangen banget sama kalian. Kami terlalu sibuk sama pekerjaan kita sampai lupa anak sendiri."ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah Seanita Anandra mama Afios dan Revan.
"Cihh omong kosong, papah sama mamah kesini cuma mau ngurusin sekolah doang kan terus pergi lagi. Percuma tau nggak..." bentak Afios.
"Afios, kamu nggk pantes ngomong kayak gitu sama Papah, ngerti kamu!"bentak Revan tak terima.
"Kenapa? Lo gak terima, lo nggk usah ikut campur urusan gue."
"Kita ini keluarga, kamu nggk boleh kayak gitu sama orangtua kita. Bisa nggak kelakuan kamu lebih dewasa dikit. Ini orangtua kita Afios!"bentak Revan yang tak terima karena kelakuan Afios.
"Gue nggak punya orangtua, ngerti lo!"bentak Afios sambil mengangkat kerah kemeja Revan.
"Terserah kamu Afios!"bentak Revan sambil mendorong Afios hingga terjatuh ke lantai.
"Sudah cukup, kalian ini sudah besar. Jangan bertindak seperti anak kecil lagi."lerai papah hingga membuat seisi rumah diam.
"Afios lebih baik kamu berangkat nak, nanti kamu terlambat."kata papah yang kemudia tak dihiraukan oleh Afios.
Bruuukkk...
Suara hantaman pintu membuat seisi rumah terkejut.
"Sabar pah, Revan yakin Revan bisa mengubah sikap Afios."ucap Revan sambil memegang tangan papah.
"Nggak, ini semua salah papah. Papah yang nggak pernah memperhatikan kalian hingga seperti ini."ayah menangis, menyesal.
Di sekolah ...
Afios turun dari mobil dan berlari menuju taman. Ia lelah dengan kenyataan semua ini. Ingin rasanya marah namun tak bisa. Sudahlah, mungkin tak mudah jika harus melupakan semuanya tentang keluarga.
...
"El, nanti ke kantin yuk."ajak Bulan sambil menepuk pundak Rachel.
"Mmm oke deh."jawab Rachel sambil memberi jempol kanan nya.
"Yaudah nanti aku ajak Dito sekalian ya."pinta Bulan sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Oh jadi ini alasan elo ngajak gue, biar gue jadi nyamuk gitu."sinis Rachel sambil melirik ke arah Bulan.
"Hehehe, boleh ya plissss."Bulan memohon sambil mencurutkan bibirnya.
"Nggak."jawabku sinis
"Ih El jahat banget sama Bulan, nanti Bulan aduin sama Dito biar dimarahin wlekkk."ejek Bulan sambil berpura-pura menangis.
"Sono aduin, gue nggak takut."balasku sambil mengangkat alis.
Bulan hanya cemberut mendengar jawaban Rachel.
"Huh yaudah, Bulan sama Dito aja."kesal Bulan sambil berjalan menuju bangkunya.
El hanya geleng-geleng melihat kelakuan sahabatnya itu. Namun, tiba-tiba El merasa mengantuk entah kenapa. Mungkin karena ia terlalu lama menonton drakor hingga lupa jam.
Lalu El berjalan keluar kelas untuk mencuci muka di kamar mandi. Saat sedang berjalan, tiba-tiba dari belakang ada sesosok memanggil namanya.
"El."
El pun menoleh dan ternyata orang itu adalah Afios.
"Afios."jawab El sedikit kaget.
...
Di Taman ...
"Mau apa lo ngajak gue kesini."tanya El sedikit sinis.
"Duduk dulu El, ada yang mau aku bicarain."jawab Afios sambil menepuk kursi itu.
El hanya diam saja dan menurutinya.
"Apa yang mau lo..."belum selesai El bicara dan malah dipotong sama Afios.
"Jadi pacarku ya El, pliss."kata Afios sambil menundukkan kepala.
"Maksudnya?."El masih tidak percaya dengan apa yang baru saja Afios ucapkan.
"Gue tau gue emang udah beberapa kali nyakitin hati seorang perempuan yang paling gue sayang, dan jujur gue belom pernah punya pacar dan gue ..."
"aku mau."jawab El tiba-tiba hingga membuat Afios terkejut.
"Serius, kamu yakin."Afios senang bukan main hingga tak sadar kalok dia sedang memeluk El.
El yang tiba-tiba dipeluk seperti itu sangat terkejut dan ntah mengapa El sangat nyaman dengan pelukan itu.
"Makasih ya El, aku janji aku bakal berusaha sebaik mungkin untuk jadi pacar yang baik buat kamu."Afios tersenyum bahagia.
"Iya, aku pegang janji kamu ya."kata El sambil menunjukkan jari kelingkingnya.
"Iya, aku janji."Afios memutar jari kelingkingnya dengan jari kelingking El.
Tanpa disadari, ada sesosok yang melihat mereka berdua.
HAI MAAF YA AUTHOR UDH LAMA NGGK UPDATE, MAAF JUGA KALOK CERITANYA JADI, KRN AUTHOR UDH LAMA NGGK UP 😭😭😭 AGAK NGGAK NYAMBUNG HUHUHU...
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK YA KALOK UDAH BACA

KAMU SEDANG MEMBACA
AFIOS
Romance"Lo sadar nggak sih kalok gue itu SUKA SAMA LO!" -Afios "Hahhh?!! - Rachel "Kalian berdua lagi ngapain? - Revan Warning!!! Typo bertebaran guysss....🚫🚫🚫🛇🛇🛇 🚫 *DONT COPY MY STORY, DILARANG PLAGIAT. YANG PLAGIAT DOSA, OKE*