***
"Kenapa tak bertanya langsung, lebih mudah."
"Aku tak bisa melakukan itu." Ketik Aki di pesan yang lalu dibalas Chris tak lama kemudian. Meski baru mengenal beberapa hari namun lelaki berkulit putih itu berhasil merebut Aki dalam arti mampu membuatnya percaya bahwa bercerita mengenai orientasi Evan pada orang yang tepat.
"Tapi ajakan tidur belum berarti dia menyukaimu."
"Aku tau tapi Evan bukan tipe seperti itu, maksudku.." Saat mendengar langkah kaki mendekat, segera Aki menghapus pesan menyembunyikan ponsel di saku celana lalu mengangkat selimut tinggi-tinggi.
"Tumben tidur lebih awal?" Tanya Evan sebelum mematikan lampu.
"Belum kok. Anu, Evan?"
"Hm?"
"Kapan ke perpustakaan lagi? Besok ya?"
Sebenarnya besok dia dan Chris telah menyiapkan sesuatu untuk lelaki manis ini, bukan menyiapkan sih namun ingin mengajaknya ke suatu tempat. Setelah mendengar penolakan itu, wajah Aki sedikit tertekuk tapi masih ada hari esok dan selanjutnya jadi dia berusaha tenang dengan sekian pertanyaan masih mengambang di pikiran.
Paginya.
Keluar rumah setelah mandi dan berganti pakaian, Aki menatap dua orang yang tengah berdiri di depan mobil menatapnya balik, bersandar sambil berbincang setengah berbisik. Sangat heran kenapa mereka bisa akur padahal sebelumnya tak seperti ini, Aki sedikit curiga namun tak mungkin Evan membuatnya dalam bahaya.
Masuk mobil di bangku depan dengan Chris mengendarai, sesekali Evan menguap malas lalu memejamkan mata meski semalam sudah tidur cukup. "Jadi bagaimana?" Tanya Chris pelan, sedikit menyentuh jemari Aki.
"Bagaimana apanya..?"
"Soal semalam." Kali ini suara seraknya benar-benar berbisik berusaha agar Evan tak mendengar namun mustahil, justru dengan ucapan pelan itu Evan merasa tak nyaman. Dia kembali mengumpat kearah Chris dibalas ucapan kasar lain sedangkan Aki hanya tersenyum masam terbiasa dengan perkelahian kecil ini.
Cukup lama perjalanan, melewati jalan raya lalu masuk ke sebuah gang lurus cukup panjang hingga terlihat papan penunjuk arah. Taman?"Baiklah tutup dulu matamu." Ujar Evan sambil membuka pintu mobil diikuti yang lain.
"Gausah berlebihan, Aki juga tau dia mau diajak kemana."
Aki berkedip beberapa kali tak tau maksud Chris. Dia tau ini taman namun apa yang membuatnya spesial kali ini? Menatap polos tak mengikuti perintah Evan menutup mata, awalnya biasa saja saat dedaunan kering jatuh tepat di depan wajahnya namun saat lebih masuk ke taman, benda tipis oren kemerahan itu seakan menyambut. Seperti anak akan mandi bola, kedua matanya berkilau senang langsung berlari kearah tumpukan dedaunan.
"Kau merencanakan ini??! Eh tunggu.. berarti sekarang aku ulang tahun ya?" Riang Aki sambil mengangkat tumpukan daun dengan kedua tangan.
"Jangan bercanda. Kau lupa hari lahirmu sendiri??" Sahut Chris dengan wajah campur aduk bingung dan heran.
"Hahahh.. iya sering lupa. Biasanya aku tak ingat, Evan tiba-tiba memberiku kado."
Mendengar ucapan itu, spontan Chris melirik tajam kearah temannya yang kemudian dibalas tatapan sinis pula. Keduanya seakan dalam perang dingin berusaha mendapatkan seekor musang kecil yang sibuk bermain dedaunan dibawah, benar-benar manis tak sadar dirinya tengah diintai.
"Ehem! Evan, bukankah kau seharusnya bekerja?" Tanya Chris sengaja merusak moment tapi itu bukan omong kosong. Setengah jam lagi Evan sudah harus berada di cafe part time pengganti jam malam karena perubahan shift ini pilihannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
30DAYS (Complete)
RomanceTentang gay dan demisexual. Dia yang selama ini terlihat tenang namun ternyata terlalu terpacu pada seorang batu bernyawa hingga tanpa sadar ada seseorang yang jauh lebih menyimpan perasaan diluar sana Hanya 30 hari waktu yang mereka habiskan untuk...