***
"Ayo fokus bekerja dulu, urusanmu nanti saja." Ujar partner kerja Evan. Hampir dua jam berlalu namun lelaki berwajah datar itu masih saja melamun.
Dilain tempat, dirumah Chris. Dua orang di dalam masih terpaku kaget dengan ucapan seorang berkulit putih disana. "Chris?" Aki menatap bingung lawan bicaranya. Dia sengaja mendekat, menyentuh pundak lelaki itu sambil berusaha menatap langsung kearah mata memastikan tak ada kebohongan disana. "Kenapa diam? Ucapanmu tadi maksudnya apa?"
"Maaf.."
"Jangan minta maaf, katakan padaku apa yang harus kujawab? Umm.. apa sebelumnya kita pernah bertemu?"
"Cukup menyakitkan mendengar ucapanmu."
"???"
Flashback
Aki malam itu sengaja menginap dirumah Evan karena sang ibu ada shift malam. Dia yang terlalu terpaku pada seorang batu bernyawa sampai tak sadar bahwa seorang anak lelaki berkulit putih telah menyatakan perasaan melewati surat yang kemudian diserahkan ke Evan, menyuruhnya memberikan pada Aki.
Anak berkulit putih itu tak bisa bertemu langsung dengan Aki karena harus segera kembali keluar kota, tak bisa terlalu lama disini. Pengecut? Tentu saja tidak. Begitulah cara mengungkap seorang anak waktu itu kepada orang lain.Namun Evan tak mematuhi. Dia membuka surat itu, membacanya singkat lalu membuang di depan rumah Aki tanpa sepengetahuan Chris. Yah, anak lelaki itu Chris. Ingat saat dia mengatakan pernah berkunjung ke jepang? Pertama kali mengunjungi negara lain, pertama kali juga tertarik pada seseorang.
Sayang sekali Chris kecil tak mengatakan Aki harus membacanya, dia hanya mengatakan berikan kertas itu pada Aki. Tak mengatakan harus membaca dan membalas. Hari berikutnya setelah membuang remasan kertas pemberian Chris, Aki bangun lebih awal dari sang ibu. Dia membuka pintu, menemukan kertas itu lalu membuangnya begitu saja tanpa melihat isinya. Tapi wajar saja. Aki mengira itu hanya sampah.
"Aku sudah melakukannya. Aki sudah menemukan kertas pemberianmu." Ujar Evan di telepon.
"Lalu? Apa yang dia katakan? Bagaimana reaksinya?" Chris yang saat itu sudah sampai di bandara AS sangat antusias.
"Reaksi?"
"Hah??"
"Kau menyuruhku memberikannya, bukan membacanya." Jawab Evan acuh, dia tak merasa bersalah karena pola pikirnya memang seperti itu.
"Tunggu, Evan! Maksudmu apa?!"
"Harusnya aku yang bertanya begitu, kenapa memberi tulisan menjijikkan itu pada temanku?!"
Kembali ke masa sekarang.
Sikap egois Evan tak memberikan nomor telepon bahkan sengaja membatasi sosial media milik Aki agar tak ditemukan Chris, sungguh sejak saat itu Chris sangat marah bahkan tak tau lagi harus berbuat apa. Orang tuanya tak memberi izin dia pergi lagi ke jepang karena butuh biaya tak sedikit."Saat itu kita masih kecil. Chris, bahkan kau terlalu dini untuk menyukai orang sedalam itu dan bagaimana bisa kau menyukaiku..?" Tanya Aki polos menatap tak percaya orang yang awalnya asing ternyata jauh memiliki memori lebih dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
30DAYS (Complete)
RomanceTentang gay dan demisexual. Dia yang selama ini terlihat tenang namun ternyata terlalu terpacu pada seorang batu bernyawa hingga tanpa sadar ada seseorang yang jauh lebih menyimpan perasaan diluar sana Hanya 30 hari waktu yang mereka habiskan untuk...