Chapter: 05

9.2K 381 6
                                    

***

Evan tak tau keputusannya meninggalkan Aki bersama Chris itu benar atau salah. Tapi selama yang dia tau, meski jarang akur tapi Chris bukan bajingan licik yang akan merebut sesuatu darinya termasuk temannya sendiri. Eh, teman? Sekarang Evan sedikit melamun sambil mengeringkan gelas dengan lap khusus perabotan, memutar lalu mengeluarkannya lagi sesekali melihat kearah pengunjung.

"Dia temanku bukan sih.." Gumamnya seorang diri.

Kini matanya tertuju pada sebuah meja ukuran sedang di ujung dengan seorang wanita dengan dua lelaki di sisi kanan dan kiri, saling bercanda dan tertawa sesekali saling menyentuh satu sama lain. "Apa yang mereka lakukan?"

"Ya mungkin saja threesome kan?" Sahut seorang partner kerjanya sambil terkekeh mendengar Evan bergumam sendiri.

"Hahah, sial kau mendengar."

"Sekitar seminggu mereka rutin berkunjung, kadang siang kadang sore. Aku yakin mereka bertiga pasangan." Lanjutnya pelan. Dia menatap Evan yang masih melihat diam-diam ketiga pelanggan itu. "Kaget? Yang benar saja, hal seperti itu sudah tak tabu lagi."

Evan tak mengatakan apapun tapi hanya melihat raut wajahnya, partner kerja ini tau lawan bicaranya masih tak mengerti sehingga melanjutkan, "Seperti itu gapapa dilakukan asal ketiganya nyaman, simple aja sih."

"Nyaman?"

"Yup."

Nyaman itu kata yang cukup sederhana namun bagi Evan yang tak mengerti masalah perasaan dan sejenisnya merasa ini lebih berat dari jurnal internasional sekalipun. Dia kembali melamun sejenak, berpikir cukup dalam tentang apa yang dirasakan Aki saat bersama Chris. Evan tau Chris sempat mengatakan tertarik pada Aki namun entah sekarang bagaimana perasaannya pada musang kecil itu. Mungkin saja berubah, mungkin masih sama. Sangat aneh jika tiba-tiba Evan bertanya masalah ini padanya.

0o0

"Anggap saja rumah sendiri. Disana kamar mandi, disana dapur. Oh ada pizza semalam astaga hahahh, kau mau? Akan kuhangatkan." Ujar Chris cepat lupa bahwa Aki masih belum lancar bahasanya. "Ah, maaf. Kalau butuh sesuatu katakan padaku oke? Bilang saja butuh apa."

"Tentu, terima kasih."

Melihat Chris berbalik menuju ruang belakang, kini Aki menarik napas panjang lalu duduk berusaha tenang di sofa. Dia membuka camilan ringan lalu memakannya sambil melihat sekeliling, rapih dan bersih. Hm? Apa ini? Sebuah laci sedikit terbuka menarik perhatian. Aki berbalik melihat tempat dimana Chris pergi namun dia belum juga muncul.

"Chris?? Boleh kubaca buku disini?" Tanya Aki setengah berteriak dibalas ucapan tentu.

Komik, majalah, novel. Sangat jarang seseorang menyimpan buku dalam laci bawah dan kini Aki sedikit mengerti alasannya. Komik dewasa. Tunggu.. Apa?! Kenapa gambar erotis disimpan dalam laci depan bukannya di kamar atau tempat privasi lain?? Wajah Aki merasa panas seketika melihat gambar telanjang disini. Komik style western sedikit membuatnya tak nyaman namun karena penasaran, lembar demi lembar tetap dibaca.

Mirip hentai kalau di jepang..

"Oi, Aki? Ngapain disitu??" Tanya Chris sambil berjalan mendekat membawa piring datar berisi pizza dan nampan minuman dingin. "Kau membacanya??!"

30DAYS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang