Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi

First Cup Of Coffee

21K 2.2K 77
                                    

"Alexi Sandjayaaaa, buang kopi itu sekarang!!!"

Teriakan itu membuat Alexi meringis dan meletakkan kembali cangkirnya. Ia selalu mengawali pagi dengan secangkir kopi. Namun, akhir-akhir ini, ia sering mual setelah minum kopi dalam kondisi perut kosong. Dan meskipun diam saja, Mom yang memiliki kekuatan super itu, selalu tahu.

Tidak pernah ada rahasia di tengah mereka. Mom selalu tahu semua hal tentang dirinya dan saudaranya yang lain.

Wanita mungil dan galak itu muncul dari balik pintu dapur. Ia berkacak pinggang. "Apa?" ucap Abriel sambil melotot. "Kau sudah berjanji untuk tidak minum kopi sebelum sarapan."

Alexi menghela napas. Ia membuang  kopi tercintanya itu ke wastafel dengan berat hati. Sebelum ini, ia tidak pernah membuang satu tetes pun kopi.

Oh, ini semua gara-gara kemarin. Ia muntah-muntah di hadapan Mom setelah minum kopi. Karena hal itu, ia harus menjanjikan hal konyol ini daripada Mom menyeretnya ke rumah sakit

Jika Mom bilang 'menyeret', itu berarti benar-benar menyeretnya. Meskipun bertubuh kecil, Mom memiliki kekuatan super tidak tertandingi. Alexi sudah bilang 'kan tadi?

"Tidak usah terlalu mendramatisir. Itu hanya kopi."

Hanya? Mom bilang hanya?? Ini adalah biji kopi terbaik dari Brasil dan sekarang harus berakhir di wastafel. Sebuah kejahatan yang harus Alexi lakukan di pagi ini.

Kopi bagi Alexi seperti Adrienne Sandjaya. One thing that he can't live without. Kalau boleh memilih, ia akan lebih memilih kopi daripada sarapan.

Namun tidak sekarang dengan mata Mom yang seakan mau lepas itu. Alexi bisa membeli kopi di kedai kopi favoritnya dalam perjalanan ke kantor dan Mom tidak akan tahu. Jauh lebih aman untuk menuruti apa yang Mom katakan saat ini.

"Aku sarapan di kantor saja."

Begitu Alexi menutup mulut, sebuah tangan merenggut kerah bajunya dan menyeretnya ke ruang makan. Benar 'kan Abriel Sandjaya adalah perempuan berkekuatan super?

Tubuh Mom bahkan tidak ada dua kali besar badannya. Namun, jika menyangkut seret menyeret anak-anaknya, Mom selalu menang.

"Mom..."

"Sarapan di rumah atau Mom akan mengikutimu ke kantor!"

Alexi memandang Dad penuh permintaan tolong, tetapi pria itu hanya mengangkat bahu. Abriel tidak pernah terkalahkan di rumah ini. Apalagi semenjak Adrienne menikah dan tidak tinggal di sini. Jika diibaratkan ratu, Abriel adalah ratu kerajaan Sandjaya. Tidak bisa dilawan kekuasaannya oleh siapa pun.

Sudah beberapa bulan ini, Alexi tinggal sendirian di Jakarta dan menempati apartemen lama milik kakaknya. Ia menggantikan Kak Reynald yakni mengurus cabang perusahaan mereka di kota itu.

Awalnya, tentu saja Alexi menolak. Alexi masih ingin bersenang-senang menghabiskan masa mudanya. Akan tetapi, Alexi tahu hanya dirinya yang tersisa saat ini. Ia penerus Sandjaya Groups. Tidak pernah ada waktu bersantai bagi seorang Sandjaya.

Sekarang, Alexi sedang pulang ke Bali karena ada meeting yang harus dihadiri bersama Dad di hotel mereka. Pertemuan dengan investor dari Kanada. Malamnya, ia harus segera kembali ke Jakarta karena besok ada meeting lain yang menunggu. Yah, sesibuk itulah dirinya sekarang.

"Habiskan sarapanmu. Minum susu, baru kau boleh minum kopi jam sepuluh. Ingat jam sepuluh!" tegas Abriel sambil meletakkan segelas besar susu putih di hadapannya.

Alexi seperti kembali menjadi anak kelas tiga SMP yang akan berangkat sekolah. Setelah Adrienne tidak tinggal di rumah, Mom selalu memperlakukannya seperti anak kecil. Meskipun, sekarang ia sudah berumur dua puluh enam tahun.

Aku, Kamu, dan KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang