Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

The #5 Cup

15.6K 2.1K 100
                                    

"Lo tahu, nggak, sih, Am? Rasanya gue pengin lempar itu kopi ke muka dia!! Dasar Alexi Sandjaya nyebeliiiinnn!!"

"Yakin, nggak sayang sama kopi lo?" jawab Ameera sambil terkikik.

Ananda merengut. "Ya, sayang, sih, tapi gue lebih sayang ngelempar Macbook gue."

Tawa Ameera membahana di ujung sana, hingga membuat Ananda semakin merengut. Dia baru saja selesai setelah dua jam presentasi yang menyebalkan.

Pria arogan, galak, dan sok tampan itu membantainya habis-habisan dengan segala pertanyaan tidak masuk akal. Jika tidak bersabar, Ananda pastikan ia akan menembak kepala pria itu.

"Namanya juga jalan menuju sukses. Selama ini 'kan lo selalu ketemu klien yang menyenangkan. Nah, anggap aja lo lagi apes. Ketemu Raja Beruang."

"Kalau nggak inget ini buat masa depan perusahaan gue, udah gue pecahin, tuh, kepalanya. Gue sumpahin nggak dapet jodoh, tuh, orang!!"

"Gila! Afgan lo! Jangan kebangetan, kalau kesel sama orang. Kelempar batu gede, mampus lo!"

"Dan lo tahu, nggak, sih? Muka dia yang sok paling tampan itu, selalu tersenyum setiap kali habis bertanya hal nggak penting. Senyum angkuh Sandjaya yang bikin gue pengen ngerobek tuh mulut."

"Dia emang tampan kali, Nan! Orang ganteng 'kan bebas. Hati-hati lo, nanti bisa jatuh cinta sama dia."

Perkataan Ameera membuat Ananda mencibir. Bahkan jika hanya tinggal Alexi pria di dunia ini, ia akan berpikir seribu kali sebelum menerima pria itu. Meskipun kekayaan keluarga Sandjaya tidak diragukan lagi, tetapi untuk hidup bersama pria itu selamanya....

Oh, Tuhan, semoga ia bukan wanita tidak beruntung itu.

"Nanti habis proyek ini selesai, kita liburan, yuk. Sumpek banget gue. Sumpah."

"Iya. Kita ke Christchurch, yuk, Nan?"

Mata Ananda berbinar. Ia selalu menginginkan saat liburan bersama Ameera berdua saja. Meskipun hubungan Ameera dan Aidan sedang dalam fase tidak baik karena Mama, ia tetap tidak ingin menjauhkan diri dari Ameera.

"Kita berdua aja, ya? Jangan ajak pacar lo!"

"Iyalah. Kita berdua aja. Btw, lo lagi di mana?"

"Lagi ngopi."

"Ananda Abimanyu!! Ngopi aja lo terus! Lo harusnya pulang. Istirahat!"

Ananda cekikikan. Tadinya, ia memang berencana pulang dan tidur sepuasnya setelah semalaman tidak tidur karena menggambar proyek sialan itu. Namun, setelah cobaan maha dahsyat dari sang Raja Beruang, ia hanya ingin minum kopi.

Kopi selalu bisa membangkitkan mood-nya. Espresso, macchiato, americano, ristretto, lungo, apa pun jenisnya, bisa membuatnya tenang. Yah, sehebat itulah peran kopi dalam hidupnya.

"Bawel, deh. Iya, nanti gue pulang. Kopi gue juga baru sampe."

"Udah cangkir keberapa?" tanya Ameera galak.

Ananda menyeringai, meskipun Ameera tidak bisa melihatnya. "Kita 'kan lagi ngomongin cowok yang galaknya nggak ketulungan, kok, jadi bahas kopi gue, sih??"

"Elo, sih, bandel. Lo di mana, deh. Gue ke sana!"

Mata Ananda berbinar. Ia mengatakan nama kafe tersebut. Sejak awal menelepon Ameera, memang itu rencananya. Ia benar-benar butuh teman dan tidak ingin pulang. Di rumah, Ananda hanya akan bertemu Mama yang sekarang tidak lagi menyenangkan.

Ia sempat terpikir untuk menelepon Aidan, tetapi ia tahu, itu hanya akan membuat suasana menjadi awkward. Ananda tahu, Aidan dan Ameera sudah beberapa lama tidak bertemu. Seandainya ia punya kakak laki-laki, dengan senang hati Ananda akan menjodohkannya dengan Ameera.

Aku, Kamu, dan KopiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang