BABY TAEYOUNG 👶

907 68 8
                                    

.
Para buibu kompleks (Wooseok, Yohan, Mahiro, Seokhwa, dan Keumdong) sore ini mengunjungi kediaman Donghyun dan Wonjin untuk menengok bayi mungil mereka.

Kebetulan Taeyoung sedang dimandikan ketika tamu-tamu cantik ini datang.

"Silakan duduk dulu, sebentar saya panggilkan Wonjin," ujar Donghyun kemudian berlari kecil menuju ke kamarnya.

"Ah iya, sampaikan saja dulu, kami nggak buru-buru kok," ucap Wooseok sebelum lelaki itu menghilang dibalik tembok.

Mereka duduk di sofa ruang tamu. Sofa panjang ditempati trio bumil Seokhwa, Wooseok, dan Keumdong. Sementara sofa yang lebih sempit diduduki Yohan dan Mahiro.

Setelah mengeringkan tubuh mungil Taeyoung dan memakaikannya pakaian Wonjin beranjak menemui tetangga-tetangganya.

"Eh buibu, maaf nunggu lama, lagi mandiin Taeyoung, hehee..." Perlahan mendudukkan dirinya di sofa single yang ada.

"Sakit banget ya?" Wooseok meringis melihat Wonjin kesusahan duduk.

"Lebih sakit pas mau bangunnya nanti," jawab Wonjin setelah berhasil menyamankan posisi.

"Caesar kah?" tebak Seokhwa, Wonjin mengangguk.

"Tiap gerak sakit, tapi mau nggak mau harus gerak buat ngurus baby."

Yohan dan Mahiro saling berpandangan, sama-sama merasa tak enak karena jadi membuat Wonjin kesulitan menemui mereka.

"Gapapa kok, gapapa, memang harus tetap banyak jalan-jalan biar terbiasa," ucap Wonjin seolah mengerti kegelisahan para tetangganya.

Keumdongie hanya mendengarkan dan mengamati, setelah ini adalah gilirannya, maka ia harus banyak belajar.

Wonjin memperhatikan perut buncit Keumdong. "Udah berapa bulan, Dek? Uda turun banget itu."

"Sembilan lebih, tinggal tunggu pagi sorenya saja."

"Wah sebentar lagi dong!" pekik Yohan gembira, kenapa? Tak tau juga, Yohan kadang memang suka aneh.

"Hehehe... Iya..."

"Abis itu aku, terus Seokhwa. Kalian berdua kapan nyusul?"

Mahiro nyengir.

Yohan membuang muka.
Gimana mau nyusul, suaminya aja lagi dia usir dari rumah.

"Jangan buru-buru, mending nikmati aja masa-masa indah pengantin baru kalian," nasehat Wonjin yang tidak sempat merasakan masa indah menjadi pengantin baru.

"Begitu ya... Hehehe... untung belum." Mahiro terkekeh senang, biasanya ia ditanya terus kapan punya momongan.

"Ah iya ini kadonya, buat baby... Siapa namanya?" Wooseok meletakkan sebuah kado yang cukup besar di meja.

"Ini bingkisan kecil dari saya dan Hangyul, hehee..." Mahiro ikut meletakkan kado mungilnya di samping milik Wooseok.

Keumdong dan Seokhwa menyelipkan angpao yang dibawanya diantara kado besar Wooseok dan meja, sementara Yohan yang datang dengan tangan kosong karena lupa cuma nyengir-nyengir ala kuda.

"Mau liat babynya?" tawar Wonjin yang dijawab dengan anggukan semangat oleh lima orang tamunya.

Menyadari Wonjin yang kesulitan untuk bangkit dari duduknya Yohan berusaha membantu dengan memapahnya.

"Makasih ya. Hehehe..."

Di dalam kamarnya baby Taeyoung tengah disusui oleh Dongyun menggunakan botol, karena air susu Wonjin masih belum lancar.

"Ih lucu banget!" pekik Wooseok gemas.

"Bibirnya itu loh nyedot-nyedot gemes." Keumdong tak tahan ingin mencubit bibir Taeyoung yang sedang menyusu.

"Jangan dicubit loh!" Wonjin tau apa yang ada di pikiran tetangganya itu.

"Ehehee, iya deh nggak."

Cukup lama mereka duduk mengelilingi baby Taeyoung yang kini sudah berhenti menyusu sambil berbincang-bincang menanyakan ini dan itu hingga Wooseok sadar hari sudah mulai gelap.

"Yuk, uda hampir maghrib ini, kasian Seobin belom aku masakin."

"Ah iya, keasyikan ngobrol lupa waktu kan kita."

"Yauda ayo, Wonjinnya juga biar istirahat."

Satu per satu mereka berpamitan dan pulang setelah sebelumnya menyempatkan diri mencubit pelan pipi Taeyoung.

"Makasih ya, Buibu!" seru Wonjin saat melepas kepulangan para tetangganya sambil melambaikan tangan.


Wonjin menutup pintu ketika para tamunya sudah menghilang di ujung jalan.

"Nanti kamu bikin geng ibu-ibu rempong sama mereka aja biar bisa sharing," ucap Dongyun yang ternyata sudah ada di ruang tamu.

"Udah ada ko... EH DONGYUN! MASA TADI MEREKA LUPA AKU SUGUHIN MINUMAN SAMA MAKANAN!"

Wonjin menepuk keningnya. Malu banget bisa lupa hal se-basic itu. Bisa dijadiin bahan omongan sekompleks ini.

"Yauda, besok kamu ngomong ke mereka kalo ketemu. Atau kamu chat deh."

Wonjin mendudukkan dirinya lemas di sofa. "Iya deh..."

"Aku buka ya kadonya."

"Huum."

Dengan semangat Dongyun membuka dua buah bingkisan diatas meja.

Kado pertama yang lebih besar dari Wooseok, ternyata berisi tas travel yang lumayan banget bisa buat bawa popoknya Taeyoung saat berpergian.


Kado pertama yang lebih besar dari Wooseok, ternyata berisi tas travel yang lumayan banget bisa buat bawa popoknya Taeyoung saat berpergian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Setelahnya ayah muda itu beralih ke kado yang sedikit lebih kecil.

"EALAH! TAEYOUNG DISURUH MAKAN GINIAN KALI YA?!"

"Apa sih?"

Penasaran, Wonjin menegakkan tubuhnya untuk mengintip meski itu membuat bekas jahitannya sedikit nyeri.

"Nih."

Donghyun menyodorkan kotak kado dari Mahiro yang telah terbuka.









Donghyun menyodorkan kotak kado dari Mahiro yang telah terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"Oke Mahiro mulai ketularan Kak Hangyul..."

Ya mana ada orang nengok bayi kasi kadonya mi instan super pedas selain istrinya Hangyul.

🐑🐑🐑🐑

PENGANTIN BARU PDX CRACK PAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang