Arisan

242 32 1
                                    

.

warn : pendek + unfaedah

.

.

.

Hujan deras + dingin, ena banget nih buat kelon, sayangnya para uke lagi ngga dirumah, mereka lagi arisan di rumah Seobin-Wooseok. Seobinnya sudah Wooseok suruh pergi dari pagi biar nggak ganggu katanya, biar nggak dengar rencana arisan berlian para uke juga.

Seobin ngungsi ke rumah Lee Jinhyuk dan sekarang lagi ndusel di keteknya Jinhyuk, mencari kehangatan.

"Lebat tapi wangi, enak diusel, pantes Wooseok pernah suka," ujarnya tanpa menjauhkan wajah dari ketek Jinhyuk.

"Yauda jadi simpenan gua aja sini," Jinhyuk menawarkan dengan senang hati.

"Ah ogah ntar dicakar Yohan."

"Aman."

"Jaminannya?"

"Burung gua."

"Oke, deal!"

Mereka membuat kesepakatan selingkuh bak kesepakatan bisnis saja. Seungwoo yang melihat terkekeh geli.

"Mau gabung?" Jinhyuk menawarkan, entah mengapa bapak yang belum jadi bapak satu ini gemar sekali merekrut member untuk masuk ke grup selingkuhnya.

"Nggak, makasih."

.

.

.

Yang arisan masih pada ribut soal konsumsi yang tak kunjung datang. Masa selama satu jam mereka hanya disuguhi air mineral dalam gelas plastik.

"Gimana ini? Pesan dimana sih?" bisik Minhee pada Wooseok yang terlihat gelisah, malu lah sebagai tuan rumah.

"Pesan di Mas Gunhee RT sebelah, janjinya jam satu sudah sampai."

"Ditelpon dong."

"Sudah, nggak aktif."

"Sini lah aku yang ambil ke rumahnya, kelamaan keburu pada tepar ini," ucap Byungchan, menawarkan diri menjadi sukarelawan demi keselamaatan cacing-cacing para peserta arisan sore ini.

"Ikuutt!" Sejin mengekor di belakang Byungchan yang sudah bersiap meluncur.

"Mas Gunhee kan? Oneus catering?" Byungchan memastikan, takutnya ntar salah alamat.

"Iyap, sudah lunas ya atas nama Kim Wooseok."

"Oke siap!"

"Seret Mas Gunheenya kesini kalau belum matang juga!" imbuh Yohan yang sudah kelaparan.

.

.

.

Ketika Byungchan dan Sejin tiba pemilik Oneus Catering, Mas Gunhee dan juga pasangannya, Mas Hanung, justru lagi asyik jongkok sambil menggibah di teras.

"Loh Masnya malah santai-santai, sudah ditunggu itu cateringnya sama yang arisan!" semprot Byungchan tanpa malu, mana dilihatin tetangga.

Mas Gunhee nyengir kuda. "Atas nama bapak Wooseok ya? Jam satu kan?"

"Ini sudah jam berapa coba?"

Sejin sih nunggu di dalam mobil aja, kalau sudah baku hantam baru dia turun buat videoin.

"Jam dua belas," jawab Gunhee setelah menengok arlojinya.

"Arloji rusak dipake terus sih."

"Ha?" Mas Gunhee melongo, mencocokkan arloji yang melingkar pada pergelangan tangan dan jam pada smartphonenya.

"Nah! Kan! Dibilangin pasang alarm sih," Mas Hanung ikut memarahi pasangannya. Pasangan apa? Pasangan kerja? Pasangan hidup? Entahlah.

"Yaudah sini masukin mobil biar saya yang bawa aja," ujar Byungchan kesal.

Hanya butuh waktu beberapa menit hingga seluruh pesanan Wooseok tertata rapi di jok belakang mobil Byungchan dan mereka tiba di rumah SeoSeok(?) dengan selamat sepuluh menit setelahnya. Para uke yang kelaparan tentu menyambut riang kehadiran Byungchan-Sejin beserta lima puluh kotak nasi campur. Maklum, beberapa dari mereka mudah lapar karena sedang isi dan menyusui.

Dikarenakan konsumsi yang datang terlambat maka acara penutup yang juga merupakan acara inti yaitu kocokan tertunda, akibatnya arisan mereka kali ini berakhir lebih lama dari biasanya. Dampak selanjutnya adalah karena para uke kelelahan mereka jadi enggan melayani suami malam ini.

Salahkan saja Mas Gunhee.





****
🐑🐑🐑🐑

PENGANTIN BARU PDX CRACK PAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang