RUMAH NO 17 / WARUNG G

687 50 1
                                    

.
.
.
.
Rumah no 17 oleh Han Gichan disulap bagian teras depannya menjadi warung sederhana yang menjual sayur-mayur dan bumbu dapur.

Dari warung sayur yang dinamai WARUNG G inilah Gichan dapat menghidupi satu orang istri dan sepasang anak kembarnya.

Sehari-hari Gichan yang berjualan di warung sedangkan Minhee mengurus rumah dan bayi mereka, terkadang membantu apa yang bisa dikerjakan tanpa meninggalkan si kembar.

Warung ini laris manis setiap harinya.

Iyalah wong cuma ada satu, nggak ada saingan dan pasarpun jauh.

Seperti pagi ini, Wonjin dan Junghwan sudah menunggu bahkan sebelum warung dibuka.

Gichan masih sibuk menata sayur-sayuran yang baru saja diambilnya dari pasar ketika dua uke cantik ini tiba.

"Duduk dulu ya, saya tata dulu biar enak milihnya," ujar Gichan yang dituruti oleh keduanya.

Sambil nunggu mereka duduk di bangku semen yang agak basah-basah akibat hujan deras semalam.

"Mau masak apa nih, Jeng?"

"Lihat sayurannya apa aja nanti. Menyesuaikan, Yuvin kan omnivora."

"Yang gampang masak apa sih? Aku belom pernah masak."

"Yang gampang ya tempe goreng, atau tahu goreng dikasi sambal."

Belum juga Gichan selesai dan mulai membuka warungnya sudah datang satu lagi pelanggan baru. Kim Wooseok.

"Hai, uda pada pagi nih?" sapanya dan ikut bergabung.

"Iya nih, sebagai ibu rumah tangga yang baik," sahut Wonjin.

"Kalau beli terus kan boros ya. Apalagi Yuvin makannya banyak."

"Iya nih Seobin juga..."

Obrolan mereka awalnya hanya soal urusan dapur namun setelah kehadiran Mahiro topiknya berubah menjadi gosip.

"Eh uda dengar kabar soal Esa yang dibawa kabur Jinhyuk belom?"

Ketiganya menatap Mahiro dengan tatapan menuntut.

"Belum. Belum. Ceritain," desak Wonjin yang kadung penasaran.

"Itu loh, tadi Kim Yohan uring-uringan suaminya ilang, terus Junho juga dari semalam nyari Esa ngga pulang katanya," cerita Mahiro dengan semangatnya sampai Gichan yang sedang menggantung-gantungkan pisang dari dalam warungpun ikut dengar.

"Fix itu hilangnya berdua?"

"Bisa jadi diculik alien."

"Jangan gosip deh, ntar jatuhnya fitnah," nasihat Junghwan.

"Yakali alien. Kak Wooseok cantik-cantik percaya alien ih."

"Emang orang cantik gaboleh percaya alien?"

"MARI SAYURANNYA SUDAH SIAP, BUIBU, BAPAK -BAPAK!" teriakan Gichan dari dalam warung menginterupsi keempatnya.

Mereka melupakan sejenak gosip tentang Jinhyuk-Esa tadi dan menyerbu warung G, rebutan sayuran segar.

"Ih, bagi-bagi dong tempenya, saya kan juga mau!" kesal Mahiro yang nggak kebagian tempe karena diborong Junghwan.

"Ya kan saya duluan. Tahu aja itu masi banyak."

Takut tempenya direbut Junghwan buru-buru menyambar kantong plastik dan membungkus sendiri belanjaannya.

"Tempe lima sama merica bubuk dua sachet berapa?"

"Empat puluh lima ribu. Tambahin ini cakar ayamnya delapan ribu saya kasi lima ribu aja biar pas genap lima puluh."

"Yaudah iya."

"Duluan ya, sampai ketemu besok pagi...," pamit Junghwan setelah menyerahkan selembar uang pada Gichan.

Sementara itu tiga orang lainnya masih bingung belum memutuskan akan membeli sayuran apa.

"Jadi gimana, soal Jinhyuk Esa?" tagih Gichan yang juga jadi suka gosip, ketularan para uke demen gosip yang tiap pagi belanja di warungnya.

"Ya gitu, kabarnya mereka kabur berdua."

"Beneran, Ho? Duh untung banget gua milih Seobin daripada Jinhyuk."

"Esa kok mau sih sama bang Jinhyuk," heran Minhee.

"Lebih gede kali," celetuk Gichan sambil memasuk-masukkan sayur pilihan Minhee ke dalam kantong plastik bening berwarna hijau.

"Emang iya bener gede?"

"Sama seobin gedean mana?"

"Panjang juga nggak?"

Wooseok yang ditatap tiga orang disekitarnya merasa risih.

"Au ah! Lupa!"

"Yaah... Spill dikit lah." Mahiro mencolek lengan Wooseok.

"Gatau. Uda dibilang lupa juga. Tanya aja sana sama Yohan!"

Minhee dan Mahiro kompak mendesah kecewa, uda terlanjur penasaran.

"Ehem!"

Mereka menoleh ke belakang dan terlonjak kaget, padahal Gichan sudah memberi kode dengan matanya, sayang baik Minhee, Mahiro, maupun Wooseok tidak peka.

"Apa ya Yohan Yohan?"

"Eh, nggak. Ngga ada ngomongin Yohan kok, hehe. Mas Gichan, udah nih, berapa? Buruan ngitungnya keburu bayi saya bangun nih."

"Iya, iya sabar. Dua ribu sama sepuluh ribu dua belas aja."

Wonjin segera membayar dengan uang pas dan membawa belanjaannya kabur sebelum Yohan mengeluarkan jurus macan ngamuk andalannya. Sementara Wooseok memberikan selembar uang, memperlihatkan sayuran yang dibelinya dan ngacir begitu saja.

"Kembaliannya diingat-ingat aja, buat saya belanja besok pagi. Duluan ya, Ro, Han, bye!"

Mahiro nggak jadi belanja, biarlah ia dan Hangyul makan mi instan atau pesan goput saja hari ini daripada nyawanya terancam.

"Dasar tukang gosip!" kesal Yohan setelah si biang gosip berlalu.

"Sabar ya, mending ini dibeli pisangnya manis-manis, bisa buat meredam stress."

"Yeuh! Mentang-mentang suami saya ilang terus ditawarin pisang gitu? Ogah!"

Emang dasarnya Yohan lagi sensi, ditawarin pisang aja ngamuk.

Gichan hanya bisa mengelus dadanya, penjual harus sabar...

🐑

Jadi Warung G ini kepanjangannya Warung Gichan / Warung Gosip / Warung Ghibah?

🐑🐑🐑

PENGANTIN BARU PDX CRACK PAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang