Part 2 : Awal luka

295 59 6
                                    

Hari-hari telah berlalu, sekarang sudah menginjak bulan Oktober di tahun 2018. Tak terasa, ujian semester sebentar lagi akan dimulai. Walaupun aku sangat menyukai membaca novel, buku pelajaran tak pernah alpa kubaca pada setiap harinya.

Saat ini pukul 20.00 wib, aku sedang membaca buku fisika. Kubuka setiap lembar halaman tersebut. Setelah membaca, aku membuka ponselku.

Lantas, aku pun membuka status wa salah satu kenalanku. Dia adalah Zean Alfaro yang sedang menduduki bangku kelas XII. Setahuku, dia sekolah di SMA IT di salah satu sekolah yang ada di kota ku. Tetapi, aku tak pernah melihat postingannya yang memakai baju sekolah ataupun foto ia di sekolahnya.

Aku menyimak setiap postingan yang kakak itu posting, dan aku pun memahaminya. Tapi, ada suatu hal yang aku pertanyakan kepada kak Zean.

Aku pun bertanya kepadanya, "Kak, kalau kita mencintai seseorang, kemudian kita mendoakan nya di sepertiga malam, apakah orang tersebut akan menjadi jodoh kita?" Lalu ku balas pesan dari status WhatsApp nya.

From : Kak Zean
"Insya Allah, terus saja berdoa kepada Allah. Mintalah yang terbaik. Insya Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Meskipun tidak bersama dengannya, kita akan digantikan dengan yang lebih baik lagi."

Ya, begitulah balasan Kak Zean. Dan kami pun membahas persoalan tersebut. Dengan seiringnya waktu, kami pun sering chattingan.

Dimulai dari ketika aku membuat status WattsApp, terkadang dia membalas pesan daripada status wa ku. Dan begitupun sebaliknya.

Pada saat itu, aku menganggap kak Zean hanya sekedar kakak-adekan saja, karena toh tak ada hubungan diantara kami. Dia pun menganggap hal yang sama kepadaku.

Sebelumnya, aku menyusun pelajaran sekolah besok terlebih dahulu. Waktu menunjukkan pukul 22.00 wib, aku merapikan tempat tidur ku, dan segera tidur.

***

Keesokan harinya, di saat jam istirahat, aku berbincang tentang doi kepada temanku. Kami ini, kalau sudah membahas masalah cinta, pasti semua hal akan terlupakan dalam sekejap wkwk.

Sesudah berbincang, kami pun pergi ke kantin untuk mengisi perut yang sudah kosong ini. Kasihan, cacing-cacing di perut sudah demo.

"Fiza, kamu ya yang traktir aku. Aku sosis bakarnya 2, sama es jeruk peras 1," ucapku memecah keheningan.

"Astaga, selalu gue yang jadi sasaran ya haha," ucap Fiza.

"Iya tuh Za kasian tuh Qilla mau minta traktir lo, sekalian gue juga ya," kata Fadhila yang berhasil membuatku terkekeh.

"Iya deh, untung Fiza baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Jadi gue mau traktir lo berdua," titah Fiza.

"Iye, gih buruan pesen Za. Cacing-cacing di perutku ini sudah pada demo," ucapku sambil memelas.

Beberapa menit kemudian, pesanan kami sudah siap. Lalu, kami membawa makanan itu ke kelas.

Jam pelajaran sudah selesai, jarum jam menunjukkan pukul 16.00, kami pun bergegas untuk pulang ke rumah masing-masing.

Setelah sampai di rumah, aku langsung melepaskan pakaian sekolah ku, dan langsung mandi. Dilanjutkan dengan makan malam dan mengerjakan pr.
Seusai mengerjakan pr, aku memilih untuk tidur, karena badan ini terlalu lelah seharian.

-Teruntuk Luka-
📝 Andriani
📄 Palembang, 09 Februari 2020

Jangan lupa vote dan komentar 😊

Teruntuk Luka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang