Part 14 : Suasana Baru

101 24 0
                                    

Hari ini adalah hari ketigaku di Bandung. Setelah kondisiku membaik, aku sudah boleh masuk sekolah. Aku dimasukkan papa di salah satu SMA negeri favorit Bandung.

Saat tiba di sekolah, aku diantarkan oleh seorang guru ke kelas baruku. Setelah sampai ke kelas, aku memperkenalkan diri ku kepada teman-teman ku yang baru.

"Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Aqilla Khaleesi. Panggil saja Qilla. Saya pindahan dari Jakarta," ucapku sambil memperkenalkan diri.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," ucap mereka serempak.

"Aqilla, silahkan duduk di sebelah Friska," titah Bu Lina sambil menunjuk ke arah seorang wanita. Lalu, aku segera menuju bangku disebelahnya.

Setelah duduk, teman baruku itu tersenyum padaku.

"Kenalin, nama gue Freya Meisie Friska. Panggil aja Friska," ujarnya sambil menyodorkan tangan. Lantas, aku pun menerima uluran tangannya sambil tersenyum.

***

"Qilla, ayo kita ke kantin," ajak Friska.

"Hayuu Qilla, kita ke kantin," ajak seorang temanku dengan ramah, dan aku hanya menganggukkan kepala.

Saat menuju kantin, temanku itu memperkenalkan dirinya. "Kenalin Qilla, nama gue Safira Zeline Pratista, panggil aja gue Safira atau Fira," ucapnya dengan nada ramah.

Lalu, temanku yang satu lagi memperkenalkan dirinya. "Kalau gue Syafania Queen Az-Zahra. Panggil aja Syafa," lanjutnya dengan ramah pula.

"Hmm iya. Kalian bertiga emang sering ke kantin bareng ya?" ucapku dengan nada ramah.

"Iya Qill, kita udah temenan dari kelas sepuluh hehe," ucap Syafa.

"Ohh, kalau Friska kenapa duduk sendirian?" tanyaku untuk mencari topik.

"Gue tuh males aja duduk berdua," jawab Friska dengan nada malas.

"Hmm berarti kamu males ya sebangku sama aku?" tanyaku lagi.

"Eh enggak gitu juga. Gue mau kok sebangku sama lo," jawabnya.

Sesampai di kantin, ternyata sudah dipenuhi oleh anak-anak yang tengah kelaparan.

"Lo mau makan apa Qill?" tanya Syafa sambil tengah memandangi wajahku.

"Hmm, ngikutin kalian aja deh," jawabku.

"Kalo kami sih biasanya beli mie hehe," ucap Friska.

"Tiap hari makan mie?" tanyaku tak percaya.

"Ehh nggak juga deng, masa makan mie tiap hari," jawab mereka sambil terkekeh.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki beserta teman-temannya menghampiri ku.

"Eh, lo cantik banget. Anak baru ya?" tanya seseorang itu.

"Makasih. Iya,"  jawabku dengan nada jutek.

"Kenalin, nama gue Kenzo. Gue kelas XI IPS 2," sambil menyodorkan tangannya, tetapi aku mengabaikannya.

"Lo kelas berapa?" tanyanya kembali.

"XI IPA 1," jawabku singkat.

Lalu, aku langsung mengajak teman-teman ku untuk meninggalkannya. Siapa dia, kenal aja nggak.

Setelah memesan makanan, lantas kami membawanya ke kelas. Aku masih memikirkan seseorang tadi, kenal aja nggak udah sok akrab aja, batinku.

"Hmm yang nyamperin aku tadi siapa ya?" tanyaku kepada teman-teman ku.

"Ohh, dia itu Kenzo. Salah satu bad boy di sekolah ini. Ahh bad boy di sekolah ini ganteng semua loh," ucap Syafa dengan nada alaynya.

"Ihh, aku aja nggak kenal sama dia. SKSD banget sih," ujarku dengan kesal.

***

Selama di koridor menuju kelas, Mereka mengobrol dengan tertawa. Banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka, terutama kepada Aqilla. Yang melihat itu kebanyakan laki-laki. Sungguh, Aqilla sangat risih dilihat begitu.

Apalagi, saat ini ada gerombolan laki-laki menuju Aqilla. Aqilla pun terheran heran kenapa mereka menuju ke arahnya.

"Kenalin nama gue Vino," ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya. Teman-teman cowok itu bersorak ramai ketika dia mengulurkan tangannya kepada Aqilla.

Tetapi, Aqilla langsung saja mengabaikannya seperti Kenzo yang mengajaknya kenalan saat di kantin tadi. Aqilla memutuskan untuk pergi ke kelasnya dengan mengajak teman-teman nya.

Selain Vino dan Kenzo, banyak juga cowok yang mengajak Aqilla kenalan. Tak satupun dari mereka yang ditanggapinya.

Tak dapat dipungkiri bahwa banyak cowok yang menyukainya, ya karena Aqilla itu selain cantik, dia juga memiliki penampilan yang memikat. Bukan hanya itu, di tempat sekolahnya yang lama pun banyak yang menyukainya.

Ada alasan tersendiri kenapa Aqilla menolak ajakan para cowok tadi untuk berkenalan. Aqilla sudah trauma untuk dekat lagi dengan cowok, kalau pada akhirnya dia akan tersakiti seperti yang pernah dialaminya. Dan Aqilla juga memang anti pacaran.

Oleh sebab itu, Aqilla sekarang berubah menjadi dingin, kecuali kepada teman sekelasnya. Teman cowok yang dikelasnya pun hanya dianggapnya sebagai teman, tak lebih dari itu. Aqilla pernah menjadi hangat, tetapi dengan kehangatan sikapnya masih saja ada orang yang mau menyakiti nya. Menurut Aqilla, lebih baik menjadi dingin, dia tak mau lagi tersakiti seperti dulu.

-Teruntuk Luka-
📝 Andriani
📄 Palembang, 13 Februari 2020

Jangan lupa vote dan komentarnya 😊

Teruntuk Luka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang