Part 27 : Sebuah catatan untuk Rezvan

88 15 0
                                    

Beberapa hari kemudian, aku sudah mulai terbiasa tanpa adanya Rezvan. Aku sudah berusaha untuk melupakan semua itu. Aku sekarang, telah menutup hatiku dengan rapat-rapat. Aku janji kepada diriku sendiri, bahwa aku tidak akan membukakan hatiku lagi untuk orang lain. Kecuali kalau dia memang takdir ku. Hanya Allah yang tau.

Sejak saat itu, Rezvan tidak pernah lagi menghubungiku. Ya baguslah, setidaknya aku bisa cepat move on darinya. Aku bisa cepat move on, kalau dia tidak menghubungi ku lagi. Biarkan aku menikmati masa-masa terakhir di SMA tanpa mengenal yang namanya cinta lagi. Aku sudah muak dengan cinta. Aku sudah muak berharap dan kecewa.

Di malam ini, aku ingin membuat sebuah catatan untuk Rezvan. Sebuah catatan bahwa aku akan segera melupakannya. Segera kuambil pena dan note book ku yang ada diatas nakas, lalu aku mulai menuliskan sesuatu diatas kertas ini.

Melupakanmu

Aku ini lucu ya, dengan mudahnya membukakan hatiku untuk mu.
Padahal seingat ku, baru saja hatiku sudah berhasil kau cairkan, tapi sekarang sudah kau bekukan lagi.
Entah apa yang ada dipikiran ku sampai bisa mencintaimu dengan begitu dalam.
Awalnya aku hanya ingin mengubah sikapmu.
Ternyata malah aku sendiri yang terjebak didalam permainan ku sendiri.
Mengapa aku bisa jatuh cinta sedalam ini?
Bagaimana aku bisa mencintai seseorang yang belum tentu mencintai ku?
Selalu sabar menghadapi sikapmu, berjuang sendirian, selalu menunggu chat darimu dan pada akhirnya aku sendiri yang menghubungi mu duluan.
Haha bodoh sekali aku
Dan yang paling bodoh lagi, kenapa aku selalu merasa bahwa aku sedang diperjuangkan, padahal aku sendiri tidak diperjuangkan sama sekali:)
Aku sudah beberapa kali dipatahkan olehmu, dan pada akhirnya aku masih berharap lagi kepadamu.
Berulang terus-menerus, sampai aku sendiri bosan.
Aku sudah paham, kau mendekati hanya karena penasaran kan?
Dan sekarang kamu tidak penasaran lagi kepadaku, yasudah silahkan pergi.
Aku sudah terbiasa dengan yang seperti ini.
Kumohon, kalau tidak serius kepadaku jangan seolah-olah bahwa kau mempunyai rasa kepadaku.
Aku ini manusia, punya perasaan.
Aku ini bukan boneka, yang bisa kau permainkan begitu saja.
Kau selalu mengulangi kesalahanmu, dan  ketika kau meminta maaf kepadaku aku langsung memaafkanmu.
Ketika aku pergi, kau menahanku agar aku tidak pergi. Tapi disaat aku ingin menetap, sikapmu itu seolah-olah ingin aku pergi dari kehidupan mu.
Lucu ya haha
Kau ini seperti batu, ya keras sekali.
Lebih tepatnya hatimu itu yang keras.
Mengikuti egomu saja, tapi tak pernah memikirkan perasaan orang lain.
Kumohon, jika kau ingin aku pergi, jangan menahanku lagi, karena disini ada hati yang harus diselamatkan supaya lukanya tidak bertambah parah.
Dengan sikapmu yang terus-menerus seperti ini, sudah menyadarkan ku bahwa aku tidak penting bagimu, dan memang kau tak mau mengubungi ku.
Ku rasa, kau ingin kan kalau aku pergi dari kehidupan mu?
Baiklah, akan kucoba.
Tanpa kau pinta juga akan kucoba.
Walaupun dengan berat hati aku melakukan ini, tapi aku harus tegar.
Dan kalau memang kau sudah tak mengharapkan ku lagi, tolong jangan hubungi lagi aku untuk selamanya.
Belajarlah untuk melupakan aku.
Dan aku juga akan belajar untuk melupakan mu dari kehidupanku.
Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan mu, dan mengubur semua ingatanku padamu dengan sangat dalam.
Biarkan semua kenangan ini akan membekas pada kenangan itu sendiri, bukan pada ingatan kita ya haha.
Sekarang, kau tidak akan lagi diganggu oleh seseorang yang selalu mengubungi mu duluan, selalu perhatian padamu, selalu memarahimu, mengomel tidak jelas, dan pastinya kau akan kehilangan seseorang yang selalu mencintaimu dengan tulus tanpa memandang apapun.
Satu pesanku padamu, dulu aku sangat mencintaimu dengan begitu dalam, tapi maaf, sekarang aku sudah berusaha untuk tidak mencintaimu lagi, karena perasaan ini sudah semakin memudar pada setiap waktu.
Terima kasih karena telah pernah menjadi bagian penting dari kehidupanku.
Terima kasih juga untuk kebahagiaan yang telah kau berikan tanpa kau sadari.
Aku ucapkan terimakasih banyak atas semuanya, termasuk lukanya.
Karena, dengan luka yang kau berikan, aku dapat belajar bahwa tidak baik untuk berharap kepada manusia, karena berharap kepada manusia akan menimbulkan kekecewaan.

Setelah menulis catatan itu, aku mengusap air mataku. Ya, selama aku membuat catatan tadi, air mataku mengalir dengan deras. Aku memang menulis catatan itu dengan segenap hati. Segala perasaan ku sudah terwakili oleh tulisan itu. Dan sekarang, aku merasa lebih lega dari pada sebelumnya. Seolah tidak ada beban lagi didalam pikiranku.

Ketika mulut tak mampu untuk bersuara lagi, biarkan tulisan yang mewakilinya. Saat ini, hanya Allah yang tau bagaimana keadaan hatiku sekarang. Aku yakin, dibalik ini semua, Allah mempunyai rencana yang indah untuk kedepannya. Jadi, tetap khusnudzon kepada Allah, karena Allah maha tau apa yang terbaik untuk hambanya.

-Teruntuk Luka-
📝 Andriani
📄 Palembang, 16 Maret 2020

Jangan lupa vote dan komentarnya 😊

Teruntuk Luka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang