Part 4 : Challenge

172 45 6
                                    

Hari-hari telah berganti. Tapi perasaan ku padanya tidak terganti. Perasaan ku kepadanya tetap sama, tak hilang sedikitpun.

Saat ini memasuki bulan Februari 2019. Tak terasa ya, apalagi setiap hari ditemani oleh orang yang spesial.

"Hai Qilla, Fiza, Dhilla. Gue mau ngundang kalian nih ke acara ultah gue tanggal 16 Februari nanti. Jangan lupa datang yahh. Oh ya, Qilla nanti gue mau ngundang Kak Zean loh ke acara ultah gue," ucap Fathin. Ia salah satu temanku yang tau akan kedekatan ku dengan kak Zean, ucapannya membuat telapak tangan dan kaki ku menjadi dingin.

"Loh, kenapa kamu ngundang dia sih. Nyebelin banget tau nggak," ucapku cemberut kesal.

"Ciee Qilla, nanti mau ketemu sama Kak Zean nih rupanya," ucap Dhilla dan Fiza.

"Gak apalah, emang gue sih niat banget buat ngundang kak Zean. Kak Zean itu sepupunya temanku. Jadi aku undang dia, supaya kalian ketemu ahaha," ujar Fathin sambil ketawa yang dibarengi dengan teman-teman ku.

"Ah gak mau datang, ada dia sih. Ahhh gak mau datang pokoknya," ucapku gemetaran.

"Sa ae kali Qill, gak usah kek gitu juga lah. Ntar gue cubit nih pipi lo yang kek bakpao itu," ucap Fathin sambil tertawa. Mood ku sekarang sedikit rusak gara-gara ucapan Fathin tadi.

"Kita buat challenge yuk. Kita puterin pena ini. Puteran pena terkahir yang mengarah salah satu diantara kita, dia yang kita kasih challenge. Setuju gak?" Tawar Fiza yang langsung diberikan anggukan oleh teman-temanku.

Apaan sih Fathin ini, main challenge beginian, kek anak-anak aja. Ingat tuh umur udah dewasa wkwk.

Putaran pertama jatuh kepada Khansa, teman sebangku Dhilla. Dia diminta untuk memanggil mantannya di kantin. Hal gila apa itu astaga. Kurasa, Khansa pasti kesal dengan challenge ini.

"Ahh kalian ini, kok challenge nya beginian. Gak mau gue, mau taruh dimana nih muka nantinya," kesal Khansa.

"Gak apa kali Sa, cuma challenge kok," ucap Fathin, yang dibarengi dengan anggukan teman-teman ku.

Nafasnya keluar kencang, sampai terdengar ditelinga ku. "Hmm ya udah deh, Khansa cuma tantangan oke," ucap Khansa kepada dirinya sendiri.

Satu persatu dari kami kena challenge itu. Dan kali ini, aku yang dapat challenge.

"Nahh Qilla kena, tantangan apa nih guys," ucap Dhilla sambil tertawa.

"Gimana kalau Qilla nanti fotbar aja sama kak Zean di hari ultah gue? Setuju gak?" Usul Fathin yang dibarengi dengan anggukan teman-teman ku. Kelihatannya, mereka semua setuju dengan usul Fathin. Sumpah, Challenge ini membuat tangan dan kakiku dingin kembali. Mungkin, muka ku sekarang sudah pucat pasi.

"Gak ada challenge lain apa? Please deh, tangan sama kaki aku udah dingin tau gara-gara pikiran usil kalian," ucapku cemberut.

"Gak boleh gitu dong Qill, ini kan challenge. Lo harus melaksanakan challenge itu. Ingat Qill, ini cuma fotbar. Cuma challenge oke?", ucap Fiza meyakinkan ku.

Dengan pasrah, aku menganggukkan kepalaku. Mood ku sudah hancur astaga.

Saat ini jam istirahat, teman-teman ku melaksanakan challenge nya. Satu persatu, challenge mereka selesai. Sekarang tinggal challenge aku dan Fathin saja yang belum terlaksana.

***

Malam ini aku sangat dilema memikirkan challenge dari teman-teman ku. Oh allah, bagaimana caranya untuk melaksanakan challenge itu. Pasti nanti aku bakal menangis lebih tepatnya. Dasar cengeng.

Tetapi, ada suatu hal yang janggal. Kelihatannya, Fathin sedang menyembunyikan sesuatu kepadaku. Ya, sesuatu ini berhubungan dengan kak Zean. Sepertinya, dia tau tentang kak Zean. Aku kan jadi penasaran astaga.

Ponselku berdering, ada yang mengirim pesan kepadaku rupanya. Ku buka ponselku, dan ternyata kak Zean mengirimi ku pesan.

From : Kak Zean
"Assalamualaikum, temen lo ngundang gue ke acara ultahnya. Dia bilang, Qilla juga nanti datang. Gimana nih, gue datang gak ya?"

To : Kak Zean
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Ohh iya kak? Terserah kakak aja sih mau datang atau nggak hehe". (Sumpah demi apapun, geroginya minta ampun).

Lalu, kak Zean menelpon ku, dan ku angkat telponnya. Kami telponan seperti biasa, kami pun melanjutkan obrolan.

Selang beberapa menit, mama ku memanggilku untuk makan malam.

"Kak udah dulu ya, mama manggil aku nih, dia nyuruh aku makan malam. Assalamualaikum".(ucapku mengakhiri telpon dan segera di jawab kak Zean dengan 'Waalaikumsalam')

-Teruntuk Luka-
📝 Andriani
📄 Palembang, 09 Februari 2020

Jangan lupa vote dan komentar 😊

Teruntuk Luka [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang