"RONA! Sini!" Panggil gadis dengan wajah bulat dan kulit putih seperti kertas itu. Dia duduk didepan fakultasnya yang memang memiliki gazebo. Aku mendekat ke Anan yang sibuk didepan laptopnya.
"Hey lagi ngumpul disini, apa gimana?" Tanyaku pada Tara yang kebetulan disebelahnya ada Wina, Luna dan, Mahdi juga. Bukannya janjian di fakultas Aron yang tetanggaan dengan gedung ini yah. Pikirku.
"Hehehe yah namanya kita fakultasnya deketan kebetulan nunggu rapat jam 5.Kulirik jam tangan dikiriku yang kini masih menampilkan jam 4.30, masih lama.
"Kantin fakultas lu dimana?"tanyaku sambil celingukkan karena tempat ini masih asing dan pertama kalinya juga aku menginjakkan kaki disini.
"Masuk aja, deket lewat sini yang ada green housenya. Belok kiri."jelas Tara dan dengan segera aku melenggang pergi mencari teh pucuk dingin kesukaanku, semoga mereka jual aja. Kalo lagi ngga mood gini enaknya minum itu emang.
"Gue titip tas yah?"ucapku meletakkan ransel berisi laptop dengan binder tebal yang pastinya berat. Oiya jangan lupakan kostum medievalku yang nantinya akan kupakai untuk pentas lusa.
Setelah menemukan kantin yang di maksud oleh Tara aku pun segera membuka kulkas besi itu dan mengedar mencari botol berbungkus merah itu.
"Kak roti bantal daging kasi 3 yah, Rona ambilin coca cola yang 1,5 liter." Sebuah suara menginstruksi dari balik kasir yang mana sudah kukenal. Aron si tukang perintah, banyak maunya.
"Ambil ndiri napa Ron?"tukasku masih didepan kulkas karena teh pucuk terdingin masih dibagian dalam mesin ini.
"Itu buat anggota, tinggal ambilin doang napa sih?"suaranya kek kesel, aku terdiam didepan kulkas. Udah mood hancur gini tambah dimarahin didepan mas-mas teh pucuk pula kejam emang Aron, benci gue!
"Kak ini uangnya yah. Kembaliannya kasi ke mba yang bawa coca colanya aja. Saya bawa rotinya duluan."mana ditinggal lagi.
Saat ingin membayar teh pucuk ku si mas-mas bilang kalo tadi Aron juga bayarin dan uang di tangan masih 54 ribu, habisin aja sekalian ngapain di tahan-tahan coba. Aku pun menukar teh pucuk ku dengan ukuran party satu liter dan mengambil beberapa snack. Hingga kembalian kini hanya sisa 4 ribu.
"Rona sini deh liat!"Tara mulai heboh saat aku baru sampai di pintu, sedangkan Aron kini lagi war COC ngelawan Mahdi.
"Ayo Ron, ancurin tuh si Mahdi." Aku cuman ngelirik malas, bukan rahasia sih kalo Tara kesemsem sama cowo tukang suruh ini. Aku pun membuka snack yang tadi ku beli. Yang saat suara dari kantung plastik itu terbuka akan menyebarkan bau micin khas yang menggoda tiap insan yang ada didalam ruangan ini. Ruangan di Fakultas Iska dan Aron ini seperti menjadi hak milik yang paten bagi Aron dan para anggota Bem yang juga diketuai olehnya.
"Enak tuh", tegur Luna.
"Bagi dong." Ucap wina.
"Wih enak tuh Ron bagi dong"ucap Atta meminta ijin sebelum ikut memasukkan tangannya kekantung plastik yang masi di tangaku.
"Silahkan ini traktiran Bapaketua kok."ucapku sambil menyembunyikan senyumku. Sedangkan orang yang masih sibuk dengan layar ponselnya itu kini melirikku. Rasain lo.
"Eh lo pakai uang yang tadi? Itu uang elo loh" Aron menghentikan permainannya dan dilanjutkan oleh Tara.
"Hah?" Gimana? Gimana? Gue ngga nangkap.
"Itu gue ambil dari kas didalam tas lu" jelas Aron kemudian.
"Lo periksa tas gue?"suara gue tanpa sadar memekik. Mataku secarareflek mengedar, sepertinya suara gue ketinggian deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINDAH TIDUR| Lokal WENYEOL
Fanfictionᴀʀᴏɴ:"ᴋɪᴛᴀ ᴋᴇ ꜱɪɴɪ ʙᴜᴀᴛ ᴍᴇɴɢᴀʙᴅɪ ʙᴜᴋᴀɴ ᴘɪɴᴅᴀʜ ᴛɪᴅᴜʀ" 2 bulan masa pembekalan membuat sekelompok mahasiswa ini memiliki banyak pengetahuan tentang ketua mereka. Aron, pemuda berwajah manis serta pemikiran visioner yang terkenal cukup aktif dalam orga...