1.1

653 90 2
                                    

🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿

Keesokan paginya semua berjalan seperti sebelumnya pembekalan abis itu latihan drama, musti apa yah pembekalan 3 jam gini. Apa ngga kemeng pantat-pantat mereka. Aku duduk dipaling pinggir bersama anak-anak cewe lain dikelompok ku. Malas aja ngumpul ama anak laki yang kritis kek mereka, semua di tanyain, heran.

"Jadi untuk biaya perjalanan itu apa harus dipukul rata seperti itu pak?"tuh bener kan. Iskandar dengan mikrofon ditangan kirinya, sedangkan teman-teman satu klompokku yang lain sibuk merekamnya dengan ponsel mereka.

Kritis sih kritis, cuman ngga usah ngulang pertanyaan yang sama dari kemarin juga Bambang, Kesel gue.

"Yah jadi begini Mas kandar,"

"Iska aja pak kalo kepanjangan"katanya dengan cengengesan sedangkan kelompokku yang lain makin ketawa hebat sambil nyembunyiin badan mereka diantara kerumunan dengan duduk membungkuk.  Bobrok banget asli ini kelompok. Boleh pindah ngga sih?

"Iya, mas iskandar seperti yang kami jelaskan sebelumnya. Dikarenakan penempatan kelompok dengan biaya akomodasinya yang berbeda-beda membuat kami merasa terlalu memberatkan kelompok lain yang kebetulan berada di daerah barat provinsi,"

"Bukannya itu sudah konsekuensi!"kini sebuah suara dari kelompok belakang kami menimpali. Sumpah ngga ada etiket banget, ini kan forum terbuka.

"Woi siapa tuh yang ngomong, kita ngga terima ya. Mending Switch aja deh ama kelompok kita sini!"suara Anggi yang mana pro dengan anggota LP2M yang tadi menanggapi Iska. Kebetulan Anggi dan kelompoknya dapat tempat terjauh yang mana uang jalannya udah bisa buat beli motor keluaran terbaru itu pun belum biaya baliknya.

Ruangan yang biasa dipakai untuk Wisuda itu kembali riuh karena semua membuka suara persoalan subsidi silang yang dari hari pertama dicanangkan udah penuh pro kontra bahkan sebelum pengumuman tempat.

Ting
Sebuah notifikasi masuk ke grup WA KKN48.

Bagas: Parah sih Iska

Tarra: Provokator emang kelompok 48

Randy send a video~

Randy: Silahkan dinikmati guys, detik-detik sebelum perang terheboh tahun ini

Siva: Gini ngga tau lagi musti jawab apa, kalo ditanya kelompok berapa -,-

Fita: Iska Iska Iska Iska

Mahdi: Mantap bro

Rona: Guys belum apa-apa loh ini, gini amat kelompok kita

Atta: Sabar yah Ron masih 4 bulan loh kita

Aron: Iya gue sabar kok

Atta: Dih Bapaketua, kita ngomong ama Bundahara kok

"SEMUA TENANG!" Suara Pak Majid selaku moderator siang ini akhirnya mengalihkan kami semua dari ponsel dan juga membuat semua mulut yang ada diruangan terkatup kemudian membuka telinga lebar-lebar.

"Mengingat waktu yang hampir menunjukkan pukul 11 maka pembekalan hari ini kita akhiri sampai sini saja, dan untuk ketua kelompok satu sampai lima puluh dimohon bertahan," yes aku bisa molor sejam di kamar Dara sambil nunggu latihan.

"beserta sekertaris nya juga yah." Tanganku yang sudah siap merentang ke udara berhenti ditempat.

Sial emang susah kalo jadi siluman kek gue, setengah bendahara setengah sekertaris.

"Kita diluan yah Rona." Pamit niki bersama fita yang tadinya udah mau toss bareng karena udah bebas tapi ngga jadi gegara perkataan pak Majid.

Sial emang. Sisa anggota 48 lain udah siap-siap naikin kursi mereka buat pergi. Bahkan Iska kini udah dadah-dadah ke gue karena tadi ikut andil melihat tingkah konyol gue yang kecewa karena ngga jadi cabut.

"Mas Iskandar dari Kelompok 48 dimohon bertahan ditempat juga dan silahkan ikut bergabung rapat 5 menit lagi."

Pfft! Olokku sambil menunjuk-nunjuknya yang kini kecewa karena nggabisa ikut cabut dengan yang lain. Rasain lo.

Rapat panjang yang ujung-ujungnya tetap dimenangkan oleh LP2M dan kelompok yang pro denganya itu pun berakhir. Dan Iska, dia akhirnya menerima keputusan itu setelah bicara berdua dengan Aron ketika aku sibuk memperkirakan hal-hal tak terduga saat dilapangan nanti dengan sekertaris.

"Na? Itu anggota lu kritis amat."Meyra sekertaris kelompok 49 yang mana juga sahabatku di kelas.

"Gak kenal gue. Pokoknya keluar dari sini kita nggausah ngomongin KKN lagi yah, enek gue!" Kataku lalu di iyakan oleh Meyra dengan mengacungkan jempolnya.

"Na mau kemana?" Gusti, kerjaan apalagi yang mau dikasi ini. Aron sudah menggendong ranselnya di lengan kiri dengan tangan kanan yang memegang Map.

"Makan ama Meyra, sekalian mau latihan abis itu." Aku was-was jan sampe asam lambung gue naik yah gegara ini doang.

"Oke yaudah bareng aja." Pastinya alis gue udah berkerut kek lamun. Tumben? Bodo ah. Pokoknya makan aja, eh tapi kok ada yang kurang.

"Iskandar mana?"tanyaku melihat sekeliling seingatku tadi masih sama Aron.

"Oh, dia mah beda. Itu lagi diajak kebelakang panggung katanya mau dibagi kotakan special ama pak majid." Kata Aron sambil tertawa terbahak dan kini mataku menuju bawah panggung dimana disana Iskandar dengan menunduk dan pak majid didepannya menunjuk-nunjuk bagaikan majikan memarahi anak buah.

Poor Iskandar. Tuh kemakan kan lu jadi kambing hitam temen fakultas lu.

🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿🥤🍿

PINDAH TIDUR| Lokal WENYEOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang