Rebahan dikasur hanya dengan kaos oblong dan boxer, Aiden menganalisa tingkah lakunya sendiri selama pertemuan pertama dengan Bram di airport, 'gw sudah gila kali ya?!' Bathin Aiden, saat melihat dari kejauhan Aiden sudah mengenali Bram, kulit keclokatannya, rambut ikal berombak yang berantakan , bibir tipis yg ditarik tegas mata itu , tubuh proporsional dengan otot2 bisep yang tersembunyi dikaos sederhana yang dikenakan Bram keseluruhan diri Bram seolah2 seperti patung2 dewa2 yunani yang dipahat begitu teliti sehingga terlihat begitu sempurna, membuat jantungnya berdetak cepat dan adrenalinnya terpacu, dan mantan2nya tidak ada yang menimbulkan efek seperti itu, semua mantannyalah yang berinisiatif dahulu, dan dia selalu berfikir, ya pria pacarannya dengan wanita tapi lalu dia bosan dan selalu berakhir semua hubungan pacaran itu, karena mantan2nya rata2 posesif dan membatasi pertemanannya, hanya Putu yang bisa bersahabat dengannya dan dia cenderung diam dan menjadi tempat curhatnya. Terlalu beruntun dari puzzle puzzle mimpi yang dia dapati setahun terakhir tersusun lengkap didiri Bram, masih misteri siapa mengatur ini semua, lebih mustahil lagi ada manusia yang bisa mengatur mimpi manusia lain, lebih memalukan lagi flirting yg sudah dia lancarkan sedari pertama bertemu Bram, oke gw musti agak jaim biar gak dikira mesum (Aiden mulai ngomong sendiri) gw musti cari tahu dulu, antara gw terobsesi dengan sosok di mimpi gw, atau emg sesungguhnya gw sudah tertarik dengan Bram saat pertama ketemu dan mimpi gw sebagai pemicu saja.
Tapi sejak kapan gw ketarik ama cowok (sementara boleh kali ya gw nyalahin temen2 gw yg bbrp emg mereka gay, anggap saja gw salah gaul) tapi apakah pemikiranku sudah sedangkal itu sekarang : menyalahkan mimpi dan orang orang sekitar, pake Ambre Topkapi dulu buat relax-in syaraf, sxn of bxxch..mxxxxxfxcker what happen to me, I hate my fellin, damn! (Gini nih kalo stres semua makian keluar, maaf ya reader).
Via wa....
Aiden
Bram mau ngomong.
Bram
Baik mas otw,tunggu
![](https://img.wattpad.com/cover/213024752-288-k327930.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
benci dan cinta
Romancebatasnya tipis, terlanjur cinta tp brtepuk sebelah tangan, tapi tetap cinta, membenci rasa penolakan karena penolakan menimbulkan rasa nyeri, karena cinta tidak bisa memilih dan datang diwaktu yang serasa salah , satu keputusan itu lah yang menentuk...