Bocah vs Bocah

62 7 0
                                    


Ranu Kumbolo....
setelah 5 jam perjalanan melelahkan dari Ranu Pani dan dengan bumbu2 drama dadakan akhirnya sampai juga...mata Aiden berbinar melihat pemandangan didepannya, terpampang air danau jernih dikelilingi lembah hijau yang terlihat dominan dan didepannya sekitar 10meter berdiri pria dengan kulit sawo matang dengan tubuh yang sangat maskulin berkacak pinggang kearah tengah danau seperti sedang menatap sesuatu, dan itu adalah pemandangan terindah yang pernah dia lihat, sambil berbisik lirih, "an amazing, stunning and beautiful person your bright shine make me blind".

Bram juga menatap danau(aku akan selalu kembali kesini, mungkin tempat inilah ayah dan ibuku bertemu, bahkan mungkin disinilah asal mula kehidupanku)dan hanya menghela nafas panjang.....

Berjarak 4meter dari tempat berdiri Aiden, Gendhis menggelepar dirumput seperti ikan kehabisan air, dengan tergopoh2 mas Mul menghampiri, " mbakk jangan baringan disitu, saya dirikan tenda sebentar mbak biar mbaknya bisa beristirahat didalam,
Sahut Gendhis,"aku sudah nggak sanggup menggeser badan mas",😂

15menit kemudian...

Gendhis masih terkapar, mas Mul coba kasih tau,"mbak tenda sudah siap...............(Gendhis nggak gerak)...Lah knapa mbak nya ini", garuk2 kepala yg nggak gatal...bilang Bram ajalah biar diurus(lalu pergi)

Sesaat kemudian
Akbar,"mbak ada nasi telur dadar,mau nggak keburu habis!"

(langsung bangkit dari kematian, kucek mata bentar jalan kearah rombongan yg lagi makan ninggalin Akbar yg bengong dan masih jongkok)😆dasar bocah..

Percakapan bocah vs bocah....

Berhubung Akbar dan Gendhis nyusul terakhir maka mereka selesai makan terakhir juga,

"mbak tadi inget nggak yg dibilang mas Bram?"

"Paan?"nyahut sembarangan sambil ngunyah

"Nggak boleh buang sampah sembarangan"

"Tau!"

"Nggak boleh berenang didanau"

"Nggak bisa berenang"

Nggak boleh bawa tissue basah"

"Udah disembunyiin pakenya diem diem"

Lawan bicaranya geleng2, "nggak boleh coret2"

"Nggak bisa nggambar"

"Nggak boleh tidur sembarangan nanti digondol momok(sejenis setan)kehutan pinus"

"Momoknya nggak berani, ntar tak bilang ke mas Bram biar jasa porternya nggak dibayar"

Akbar kesel(momoknya gw dong) lantas noleh ke Gendhis, dibalas cengir kuda ama Gendhis.

nyengir aja manis banget bathin Akbar,"Lah terserah mbak!" sambil ngloyor pergi,

"Akbar ini piring siapa yang nyuci?"

Akbar,"mbuh           sakkarepmu!"

Gendhis: "eh jangan kira aku nggak ngerti bahasa jawa yach, kan nenek aku asli Jogja."

Didalam tenda Aiden berencana berbaring sebentar tapi dari luar terdengar suara,"Aiden saya mau bicara boleh masuk?", senyum nakalnya Aiden keluar trus tangan meraih zipper tenda,"masuk boleh keluar nggak boleh",tenda kebuka memperlihatkan senyum tipis diwajah Bram (baru dua hari tapi bram sudah terbiasa dengan joke2 nakal Aiden)
"Knapa Bram?"

" saya lihat hari ini yang berkemah sedikit keuntungan buat Aiden kalau2 sudah mau memulai sesi pemotretannya, nanti saya bantu bawa perlengkapan fotonya,skalian saya carikan spot2 yg bagus disekitar sini, agak sorean saja biar Gendhis sama mbak Putu istirahat dulu."

(Aiden mikir ,nih orang diem tapi baik dan perhatian sama orang disekitarnya, tingkat toleransinya tinggi terutama ama cewek, pantas Gendhis langsung nyaman ama dia)
"oke  setuju Bram, good Idea sama bsok aku mau ambil momen sunrise, dua hari cukup sih",

"baik Aiden mungkin mau persiapan dulu, aku permisi",

"oke aku juga mau baringan bentar, btw ini tenda kecil bgt lho Bram",

Bram menjawab,"
maaf saya nyiapin tendanya nggak pas, nggak sangka Aiden sebesar ini"

Aiden ngejawab sambil pasang senyum mautnya," gapapa lain waktu aku pesan tenda yang california king size ya Bram".

Bram jawab sambil senewen,"itu kan ukuran bed bukan istilah ukuran tenda",
Aiden,"hahahahahaha......kan biar muat buat kita berdua", muka Bram spontan merah dan langsung keluar tenda tanpa basa basi lagi.

benci dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang