Katakan Ya

119 8 15
                                    

Via Wa...jam 16 wib

Bram mengirim pesan,"aku otw jakarta, rumahmu dimana?"

"Aku jemput saja, naik apa?"

"Kereta,sampai pasar senen jam 1 pagi, aku naik gojek saja, rumahmu dimana?"

"Enggak,aku yang jemput titik",Aiden mengecek memastikan itu benar nomor Bram, lalu mencubit pipi Putu, kontan Putu teriak,"kenapa sih beb??sakit tauk",

"Bagus berarti bukan mimpi"

"Knapa ?"

"Bram mau keJakarta,bilang mbak Hana(team leader di agency) aku mangkir satu sesi, aku ganti hari lain nggak dibayar juga gapapa" lalu buru2 pergi,

Dari kejauhan mbak Hana denger, "Aiden kampret mentang2 banyak orderan jangan seenaknya dong," tp ampe mbak Hana ngos ngosan ngejar tetep nggak kekejar, ampe ditempat duduk putu, mbak Hana nanya,"siapa sih yang datang momski nyah?"

"Bukan mbak,tapi calon pacar"

"Hah udah mau punya pacar lagi?????"

Jam 12 malam lebih sedikit Aiden sudah memacu Accord 2019 menuju stasiun pasar senen, Aiden nggak mau Bram menunggu terlalu lama disana.

Sampai disenen Aiden memarkir mobilnya dan segera menuju pintu kedatangan.

Aiden clingak clinguk disenen tapi tidak melihat Bram, lalu Aiden berinisiatif bertanya ke bapak petugas yang bersliweran, pas mau tanya dari belakang ada tangan yang menahan dia, Aiden menoleh dan dia melihat Bram membawa tas rangsel kanvas hijau lumut, mengenakan kaos hitam sehingga menampilkan Kulit Bram yang coklat setingkat lebih terang dengan rambut acak2an tapi wajah Bram tetap sangat tampan, euforia dan kerinduan menyatu rasanya ingin memeluk Bram tp ini ditempat umum gak mungkin juga, "ayo Bram,parkirku disana", lalu Aiden menarik Bram ketempat dia memarkir accordnya.

Aiden membawa mobilnya santai tidak seterburu-buru tadi,"capek Bram,?"

"Sudah biasa perjalanan jauh, kamu sudah istirahat belum hari ini?"

"Sudah, tadi selesai pemotretan jam4 aku pulang dulu"(kabur lebih pasnya)

"Aku takut kamu terlalu capek kalo harus jemput aku juga,"

"Enggak lah, em...Bram, aku kangen,kamu?"







"sama"

Aiden tersenyum puas.




40menit kemudian...


Greenville,tomang
Aiden memarkirkan mobilnya dibagasi, mengajak Bram turun lalu mengunci bagasi, sebenarnya Bram sedikit minder untuk menyatakan perasaannya, mereka sangat berbeda dari segala segi, apalagi masalah ekonomi bisa dikatakan dia pejuang hidup, sedangkan Aiden penikmat hidup, Bram juga ragu apakah perasaan Aiden kepadanya masih sama dengan satu setengah bulan lalu, tapi sudah terlambat untuk mundur sekarang dia sudah didepan pintu rumah Aiden .

"Bram masuk, dirumah tidak ada siapa2, moms ku sudah jarang pulang ke Indonesia." Aiden nerocos kasih info.

"Pantes sepi"

"Sudah makan belum, aku pesankan makanan, mau makan apa?"

"Punya telur ,atau mie instan?"

"Ada, oke aku masakin indomie dulu"Aiden berlalu kearah dapur,
Dapur kubikal kecil diujung kanan ruang tamu yang luas, dua kamar dilantai satu dan satu kamar dilantai dua.

Bram meletakkan tasnya di salah satu sofa besar diruang tamu lalu mengikuti Aiden kedapur, duduk disalah satu kursi dekat meja makan yang langsung menghadap punggung Aiden, menunggu dengan sabar.....

benci dan cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang