Awas typo bertebaran...
Ku tunggu vote dan komentar kalian..
Happy reading...
×××
Lantunan musik masuk keindra pendengaran pemuda yang kini duduk bersama kedua orang tuanya. Malam ini dimana ia bertemu dengan keluarga besar papanya, hanya keberanianlah yang ia siapkan. Ia hanya tidak ingin terjadi hal yang diluar dugaannya menimpa ke mamanya, karna ia tahu posisi mama tidak sama dimata keluarga besarnya nanti. Sedangkan posisinya lebih buruk, karna dirinya adalah anak diluar nikah. "Sam?" Pemuda itu hanya mengelus tangan mamanya yang berada dilengan kanannya, ia juga merasakan perasaan resah yang dirasakan mamanya saat ini. Manik matanya kini menangkap segerombolan keluarga yang begitu dirinya kenal, tapi sayang ia tidak menemukan keberadaan gadis itu. Apa dia tidak datang kemari? Jika iya, dirinya juga tidak akan ikut dengan papanya. Tapi dilain sisi, ia juga tidak bisa membiarkan mamanya sendiri menghadapi keluarga yang kini tengah duduk dikursi masing-masing.
"Kalian datang cepat kemari." Celetuk wanita yang Samudra yakin ibu dari papanya, dan terlihat dari tatapan yang terpancar dari manik matanya jika wanita itu tidak menyukai mamanya. Tapi saat wanita itu menyunggingkan senyumannya terlihat tulus bagi Samudra, apa ia tadi salah menilai wanita itu? "Kau yang bernama Samudra bukan?" Pemuda itu hanya tersenyum canggung kepada wanita yang kini melihat sekitarnya. "Dimana Tea' dengan Agil? Apa mereka tidak datang kemari?"
Dari arah pintu ketiga orang berjalan mendekat kearah mereka dengan pandangan yang berbeda-beda. "Kami datang untuk menemui eyang." Wanita itu langsung memeluk Agil yang membalas pelukan wanita itu. Sedangkan Tea' hanya diam, manik matanya terkunci dengan mata elang milik Samudra yang terlihat begitu tampan di matanya untuk malam ini. Sama dengan hal yang ada dipikiran Samudra, gadis itu sangatlah manis dan cantik malam ini. Seandainya faktanya Tea' bukanlah saudara tirinya, mungkin gadis itu akan menjadi miliknya selamanya, tapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang ia mau.
"Tea'." Lamunan gadis itu buyar dan dengan cepat memutuskan kontak matanya dengan Samudra yang kini menundukan sedikit kepalanya. "Apa kau tidak merindukan eyang?" Jujur, gadis itu tidak merindukan siapapun kecuali pemuda itu. Tapi dirinya juga harus bersikap sopan dengan orang yang lebih tua darinya. Tanpa ragu Tea' memeluk eyangnya yang membisikan sesuatau yang membuat gadis itu langsung melepaskan pelukannya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, membuat semua pasang mata disana menatap aneh kearah Tea'. "Duduklah."
Mau tidak mau gadis itu duduk tepat dihadapan Samudra. Dan manik matanya melihat kesisi yang lain, hanya tersisa satu kursi. Sedangkan Agil dan Lista belum duduk, pasti ini akan menimbulkan masalah lagi. "Duduk Agil." Suruh wanita yang sering dipanggil eyang, tapi perkataan yang dilontarkan wanita itu tidak membuat Agil duduk dikursi, karna kursi itu hanya tersisa satu. Sedangkan wanita di sampingnya harus duduk dimana? "Apa kau tidak mendengarkan perkataan yang baru saja eyang katakan Agil? Tidak usah memikirkan perasaan wanita disamping mu itu. Dia bukan bagian dari keluarga kita, jadi abaikan saja wanita itu."
"Agil lebih senang mengabaikan eyang dari pada Lista." Sahut dingin Agil membuat eyangnya itu berdiri dari duduknya menatap sengit kearah Lista yang kini hanya menundukan kepalanya. "Asal eyang tahu, tidak ada satu orangpun yang memisahkan Agil dengan Lista."
"Jaga bicara kamu Agil." Sahut mama yang juga berdiri dari duduknya membuat Tea' ikut berdiri dari duduknya. Ia hanya takut jika ibunya itu melakukan hal yang buruk dengan mba Lista. "Dan kamu wanita murahan, kenapa kamu datang kemari? Bukankah kau itu hanya wanita simpanan Agil. Kau itu tidak pantas dikeluarga kami. Kau sudah menghasut Tea' dan Agil untuk tidak pulang kerumahkan?" Begitu sangat menohok perkataan dari mama Agil membuat Lista hampir saja meneteskan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1# Hari Itu...
Teen FictionCOMPLETED ___ Mengikhlaskan bukan berarti melupakan. Mencintai bukan berarti menyayangi, ataupun sebaliknya. Dan membenci bukan berarti tidak menyukai.