08%

50 11 0
                                    

Awas typo bertebaran..

×××

Satu detik, satu menit, satu jam.

Tidak ada yang mulai obrolan terlebih dahulu. Membuat Tea' menatap satu persatu orang yang berada didepan matanya, dengan sedikit kerutan di keningnya. Sampai suara dering dari handphone Tea' membuat gadis itu berdiri dari duduknya setelah membaca pesan yang baru saja dikirim. Membuat ketiga pasang mata itu menatap bingung Tea' yang berjalan keluar cafe itu. Dan langsung ditusul Samudra. "Nggak mungkin kurus pergi secepet ini?" Samudra mengedarkan pandangannya mencari Tea' yang tidak meninggalkan jejak sedikitpun.

Sedangkan gadis itu kini berada didalam taxi bersama bu Lista, yang hanya diam melihat kearah luar jendela. "Tea', sebelumnya bu Lista minta maaf ya. Ini semua bukan kemauan bu Lista tap_"

"Iya aku tahu kok bu. Jadi jangan slalu merasa bu Lista itu punya salah sama Tea'." Sela Tea' yang kini menatap bu Lista dengan senyum manis di bibirnya. "Bu Lista? Bu Lista itu temennya mas Agil sekolahnya?" Wanita itu hanya menganggukan kepalanya seraya menyunggingkan senyum manis di bibirnya.

Sampainya disebuah rumah yang semalem Tea' numpang tidur gadis itu masuk kedalam rumah, mengikuti bu Lista dari belakang. Seharusnya ia pulang kerumah, tapi ia juga nggak mau jika mas Agil marah dengan bu Lista. Tapi dilain sisi ia juga merindukan ibunya yang pasti tidak perduli dengannya. Ia yakin ibu akan merasa senang tanpa ada ke hadirannya dirumah. "Untung aja Anggun tadi bawa handphone gue, jika nggak, gue akan bosan tanpa handphone." Guman Tea' yang membaringkan tubuhnya dikasur yang berukuran sedang, menatap langit-langit kamarnya itu dengan pikiran kosong.

Saat kedua matanya hampir saja tertutup, suara ketukan dari pintu membuat gadis itu langsung beranjak dari tidurnya, berjalan mendekati pintu untuk membukaknya. Dan mendapati bu Lista yang menyunggingkan senyumannya. "Makan dulu yuk, pasti kamu laper." Gadis itu langsung menganggukan kepalanya karna perutnya sejak dari tadi minta diisi.

"Bu Lista? Aku boleh pinjem baju sama celana nggak?"

"Bentar ya bu Lista ambilin dulu." Sambil menunggu bu Lista mengambilkan baju untuknya, Tea' melanjutkan makannya sampai mas Agil masuk kedalam rumah dan langsung duduk di sampingnya, setelah melepas jas yang melekat di tubuhnya itu. "Oh kamu udah pulang?" Agil hanya berguman seraya melepas jam yang melingkarkan ditangannya.

"Ini Tea' kamu pake aja." Gadis itu mengambil alih baju dan celana yang diberikan bu Lista, membuat Agil mengerutkan keningnya sebentar. Ia lupa jika adiknya itu tidak membawa baju, sragam sekolahnya itupun milik Lista saat wanita itu masih sekolah. "Kamu udah makan? Aku siapin untuk kamu dulu ya?"

"Entar aja, aku mau pergi sebentar." Sahut Agil yang kini berjalan keluar rumah kembali. Membuat kedua wanita itu hanya saling pandang dengan bibir yang mengatup rapat.

Agil yang kini melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, berhenti tepat didepan rumah yang telah membesarkannya. Membuat Sita yang baru saja keluar dari rumah menyunggingkan senyumannya kepada Agil yang hanya menatap datar, dan masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan salam. Berjalan kearah dimana kamar Tea' berada, tanpa memperdulikan Dimas yang berjalan mendekatinya. "Gil, Gil, kamu bawa Tea' kemana? Dan kenapa barang-barang Tea' kamu kemasi kaya gini. Jangan bilang kamu bawa pergi jauh Tea' Gil." Sita jadi bingung sendiri karna Agil tidak memperdulikan perkataan dari suaminya itu. Dan mama juga tidak ada dirumah, ia harus bagaimana sekarang? Apa dirinya harus menghubungi mama? Tapikan tadi mama bilang jangan telpon mama, karna mama lagi ngumpul sama temen arisannya.

1# Hari Itu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang