22%

33 6 0
                                    

Awas typo bertebaran...

×××

Tidak hanya Samudra saja yang hadir diacara itu. Rindu, gadis itu sebisa mungkin menghindar dari wanita yang sejak dari tadi awal dirinya disini, menatapnya penuh arti yang tidak bisa diartikan oleh gadis itu. Sampai manik matanya tidak sengaja melihat Samudra yang tengah mencicipi satu persatu kue kecil yang berada didepan mata pemuda itu, membuat Rindu berjalan menghampiri Samudra dengan menepuk pundak pemuda yang refleks langsung menatap datar Rindu tanpa ekspresi. "Saat gue jadi pacar lo, lo nggak pernah tuh natap gue kaya gitu." Perkataan dari Rindu diabaikan begitu saja oleh Samudra yang memasukan kembali kue kecil itu kedalam mulutnya. Ia jadi teringat dengan Tea', pasti gadis itu langsung melebarkan kedua matanya saat melihat kue sebanyak ini. Tapi sayangnya, gadis itu tidak ada disini. Padahal dirinya tadi sempat melihat Anggun dan keluarga gadis itu. Yang anehnya, mas Agil juga tidak datang keacara ini. Apa itu alasan Tea' untuk tidak datang keacara ini? "Lo mikirin apasih? Mikirin Tea' yang nggak dateng kesini, iya?"

Samudra menghela napas berat melihat sekelilingnya, dan itu membuat Rindu paham dengan perasaan pemuda itu. "Sam, lokan udah tahu kalo Tea' itu nggak ada ikatan darah sedikitpun sama lo. Tapi kenapa lo masih diem aja? Nggak ngomong yang sebenarnya ke Tea'." Lagi, pemuda itu menghela napas berat sebelum menatap Rindu yang menatapnya dengan sendu.

"Gue nggak berhak ngasih tahu Tea' itu siapa. Biar bokap gue atau nyokapnya yang ngasih tahu. Karna gue nggak mau Tea' tahu itu semua dari orang lain, pasti itu akan menambahnya sakit."

"Sam, cepat atau lambat. Tea' pasti akan tahu siapa dirinya, kalaupun bokap sama nyokapnya nggak kasih tahu ke dia. Dan semua rahasia yang di sembunyikan selama bertahun-tahun ini, walaupun terlihat aman dan tidak akan terbongkar. Tapi gue yakin suatu saat Tea' pasti akan tahu, entah itu esok hari ataupun hari ini." Anggun yang sejak dari tadi mendengar obrolan Samudra dan Rindu hanya mengerutkan keningnya, karna dirinya tidak begitu paham dengan alur cerita kedua orang itu. Dan apa maksudnya mereka menyebut nama Tea'? Dan rahasia apa yang disembunyikan mama dan papanya. "Gue cuma nggak mau lihat lo nyesel kehilangan dia, gue cuma punya firasat kalo Tea' akan kecewa dengan kita, dan pergi ninggalin kita semua."

Dari pada mati penasaran Anggun berjalan mendekati kedua orang itu yang langsung menutup mulutnya rapat-rapat, karna mereka berdua tahu jika Anggun belum tahu siapa Tea' dan itu akan mengakibatkan hal yang tidak mereka inginkan nantinya, jika Anggun mengetahui semuanya. Gadis itu pasti akan dengan senang hati jujur ke Tea', memberitahu siapa Tea' sebenarnya. "Lo berdua dari tadi gue lihat lagi ngomong serius, emang lagi ngomongin apaan sih?" Samudra menatap sebentar kearah Rindu yang menatapnya juga, mengisyaratkan gadis itu untuk tidak mengatakan yang baru saja mereka bicarakan. "Gue tadi juga denger kalian nyebut nama Tea', emangnya ada apa dengan Tea'?"

"Emm, emang kita tadi nyebut nama Tea' sih. Sam yang lagi khawatir sama keadaan Tea', dan gue ngecoba godain dia." Bohong, Anggun tahu jika Rindu bohong dengannya. Tapi itu tidak masalah, dirinya hanya perlu berpura-pura percaya dengan perkataan Rindu untuk saat ini. Mungkin setelah acara ini selesai ia akan cari tahu apa yang tengah mereka sembunyikan. Ia yakin, tidak hanya dirinya saja yang tidak tahu, mungkin Tea' juga tidak mengetahui semua hal yang mereka sembunyikan. Dasar licik. "Oh ya Anggun, Tea' nggak dateng kesini ya?"

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya untuk menanggapi perkataan dari Rindu sebelum memutar tumitnya untuk menghampiri mamanya yang memanggilnya, dan itu membuat kedua orang itu bernapas lega. Karna Anggun tidak curiga dengan mereka. "Gue nggak lihat Barga, kemana tu bocah? Biasanya kalo acara seperti ini dia slalu nggak ketinggalan."

"Gue juga nggak tahu kemana tu bocah. Kata nyokapnya tadi sih, Barga keluar rumah untuk lari pagi." Sahut Rindu. "Yasa juga nggak dateng ya?"

Samudra menatap Rindu dari samping, sebelum mengedarkan pandangannya yang malah terkunci pada wanita yang Melahirkan Yasa. Dan dengan cepat samudra menarik kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan yang sempurna untuk menyapa wanita yang begitu teganya mengabaikan senyum dari Samudra. "Kaya ada yang nggak beres deh?"

1# Hari Itu...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang