Ledakan Birahi

122K 313 7
                                    

Tiga bulan sudah berlalu sejak kepergian dayat
Keadaan mak ton & pak tris di kampung jauh sedikit lebih baik dari sebelumnya,pangan tercukupi bahkan tanpa sepengetahuan dayat mak ton & pak tris sudah membelikan hewan ternak untuk dayat,rasa syukur dan bahagia nampak jelas di raut wajah mereka yang renta
Bersyukur karena cucu yang di besarkannya kini telah sedikit sukses dengan pekerjaannya di kota yang tak pernah mak ton & pak tris ketahui

"Alhamdulillah pak ne,tabungan dayat 3 bln ini cukup untuk beli wedos (kambing) sepasang utowo pedhet(anak sapi)"ucap mak ton sambil meyuguhkan kopi & singkong goreng

"Yo syukur mbok e,opo kiro kiro ora nunggu dayat bali ae mbok??"sahut pak tris sambil meniup kopi panas di lepek

"Yo karep ku iki ben duit e enek ujut e pak,mesak ke bocah kerjo rekoso,ngelingi buruh tani awit lulus smp kok tuku piyek wae ora iso"jawab mak ton

"Yo wes mbok e,karep e mbok e wae lah"

Obrolan mereka terus berlanjut membahas tentang bagaimana mengelola hasil kerja dayat di kota,supaya kelak ketika dayat pulang dan sudah tidak bekerja dayat sudah mempunyai bekal tabungan yang cukup.

******

Kebahagian yg di rasakan mak ton & pak tris berbanding terbalik dengan kondisi dayat di perantauan

Mak ton & pak tris slama ini beranggapan bahwa dayat sudah bekerja terbukti dari kiriman uang tiap bulan yang hampir mencapai angka 3jt

Sementara itu di perantauan dayat mulai di dera rasa gelisah,sudah 3bln lebih dia tinggal di kediaman orang yang di panggilnya "mas agil"
Selama ini pula belum satupun ada panggilan kerja dari surat surat lamaran yang dia titipkan di mas Agil.

Sore itu dayat duduk termangu di teras rumah,
Hayalannya jauh memikirkan bagaimana nasip nya kedepan,bagaimana nasip keluarganya di kampung yang dia tinggalkan dengan tujuan bekerja namun kenyataannya sampe detik ini dia belum juga mendapat pekerjaan

Entah kenapa tiba tiba badan dayat seakan meriang,kepalanya pening dan badannya terasa panas dingin,dia beranjak dari tempatnya duduk dan masuk ke dalam kamar di mana dia biasa beristirahat,dayat membaringkan tubuhnya dan mencoba untuk tidur

Dayat terbangun ketika ada tangan mungil dan suara lembut memanggil namanya

"Mas...mas...mas dayat bangun"

Dayat berusaha membuka matanya dan coba bangun namun tubuhnya terasa di timpa beban berat,tulang - tulang sendinya terasa ngilu,kepalanya pening dan keadaan sekitar seolah berputar putar

"Mas dayat wes madang dereng mbok"
Terdengar suara perempuan yang membangunkan dayat tadi

"Urong nok,cobo mbok ladeni nok,bek nen gelem kelebon panganan,mau ki meh tak kon sarapan pas tak tilik i kok turu angler,tak demok awak e panas"sahut perempuan yang di panggil "mbok"

Tak berapa lama masuklah perempuan muda bertubuh mungil yang tak asing bagi dayat

"Mas dayat maem riyen nggeh mas..."
Di letakkannya nasi beserta lauk & segelas air putih di meja dekat tempat dayat berbaring

"Lah sampean gak kerja ta dek"sambung dayat

"Kerja mas,tapi tadi sama pak e mas agil di samperin ke pasar,minta tolong katanya sampean sakit"

"Embuh ki dek,tiba tiba saja tadi meriang badan ku"

"Sudah mas sekarang makan dulu ya,sambil nunggu mas agil pulang,tadi saya sudah ngabarin kalau mas gak enak badan"

"Iya dek trimakasih ya..."

Stelah kedatangan agil dayat di bawanya ke dokter,serentetan obat dan berbagai saran dari dokter di dengar seksama oleh dayat.
Setibanya di rumah dayat langsung di siapkan makan kemudian di minta minum obat dari dokter tadi,setelah selsai dayat kemudian beristirahat

Agil meminta perempuan yang membantu merawat dayat untuk menginap di rumahnya
Takut jika nanti butuh pertolongan mendadak

"Mas dayat sekoan (lap basah) nggeh mas biar gak lengket badan nya"suara agil membangunkan dayat

"Owalah mas kok malah njenegan repot,apa sampean gak kerjo"sahut dayat

"Hari ini libur mas"sahut agil

"Ayok mas sekoan dulu,habis itu makan,minum obat biar cepet sehat"sambung agil

Di bantunya dayat membuka baju kemudian berlahan agil mulai mengelap tubuh dayat menggunakan kain lembut yang di rendam dengan air hangat,ada rasa gelisah menyelimuti perasaan agil saat matanya menatap tubuh berkulit sawo matang tersebut,namun agil berusaha tetap tenang dan membantu membersihkan tubuh tubuh bagian atas dayat

"Sudah segeran kan mas..."suara agil di hiasi senyum khas di wajah nya

"Alhamdulillah mas,terimakasih ya"sahut dayat

"Sama - sama mas,cepet sehat to biar gak kusut gini" sambil tangan nya mengelap kasar wajah dayat

"Lawong sakit gak ada yang minta e mas"timpal dayat sambil nyengir

"Ya sudah saya siapain makan dulu ya,yang badan bagian bawah di lap sendiri ya,masak harus saya yang ngelap juga"timpal agil sambil tertawa

Tak berapa lama agil sudah masuk membawa makanan,segelas air dan obat yang di beri dokter,di suapinya dayat sampai selsai kemudian di berikan obat,setelah semuanya selsai dayat kembali beristirahat.

Malam hari seperti biasa sebelum semuanya beristirahat agil sibuk merawat dan mempersiapkan makan serta obat yang harus dayat minum dengan di bantu perempuan bertubuh mungil tempo hari.

*****

Samar samar dayat merasakan batang kontolnya mengeras dan berada di tempat yang basah dan hangat,seperti mimpi tapi dayat bisa merasakan dengan nyata betapa nikmatnya rasa basah dan hangat yang terus bergerak mengurut batang kontolnya,rasa nikmat yang bermula dari ujung ke pangkal kontolnya memaksa dayat untuk membuka mata,tak begitu jelas namun dayat bisa melihat ada kepala yang bergerak naik turun menghisap kontol dayat dengan gerakan teratur

Dayat kaget bukan kepalang,namun rasa nikmat memaksa dayat untuk tetap diam dan berpura pura tertidur,sampai akhirnya batang kontol dayat berdenyut hebat dan menyemburkan cairan sperma yang di telan habis oleh kepala yang sedari tadi manggut manggut menghisap batang kontol dayat

******to be continue******

Geliat Nafsu PedesaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang