Kekaguman dan Kebencian

88 17 1
                                    

Setelah pulang ke hotel dan bersih diri kini otak gue sudah fresh dan bisa berfikir dengan tenang untuk menghubungi  kontak yang telah diberikan mahasiswa tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah pulang ke hotel dan bersih diri kini otak gue sudah fresh dan bisa berfikir dengan tenang untuk menghubungi kontak yang telah diberikan mahasiswa tadi. Tapi saat mau memulai mengetik, gue bingung kalimat pertama yang akan gue kirim untuk memulai perbincangan gua bingung dan ngeblang, gue terus mondar mandir memikirkan kalimat pertama yang akan gue kirim.

"Assalamualaikum gue Evan mau tanya tentang Leia boleh?" Eh bentar... nanti kalau dia minta persetujuan Leia, dan Leia tidak ngizinin buat gue tau gimana? Gue hapus lagi pesan itu tidak jadi gue kirim
Sambil mondar mandir kembali gue ketik "selamat siang, saya Amada apakah bisa bertemu hari ini? Ndak... Ndak... gak cocok. (Gue kembali hapus pesan itu)

Apa gak perlu kalimat, gue chat "p" aja kali ya? Nanti kalau dia merespon baru gue kasih tau tujuan gue. Gue kembali ketik "p" tapi belum sempat gue kirim gue berfikir, kan itu bagi yang sudah akrab, sopan gak ya kirim kata itu? Kalau ada chat itu dari nomor baru, nanti dia kira orang iseng lagi. Gue makin bingung.

Apa gue telfon aja kali ya? Mungkin itu akan lebih baik. Tanpa pikir panjang gue langsung mengklik ikon telfon di hp gue.

Saat suara dari seberang telfon itu terdengar ada rasa lega, ternyata mau menerima panggilan nomor baru dan gue langsung menjawab dengan rasa bahagia.

"Assalamualaikum siapa ya?"

"Waalaikum salam saya dengan Amada dari Indonesia, sebelumnya terima kasih sudah mau menjawab telfon dari saya, benar ini dengan Vela?"

" Iya dengan saya sendiri, ada keperluan apa ya bapak hubungi saya?"

"Apakah kamu sedang sibuk? Apakah boleh saya minta waktu sebentar untuk menanyakan beberapa hal?

"Saya sedang ada keperluan, jika tidak terlalu lama silahkan bapak mau menanyakan apa?"

"Oh iya begini, saya mau mengantarkan Titipan untuk nona Leia tapi saya gak tau mau mengantar kemana, jadi saya menghubungi nona Vela, mungkin nona tau sekarang dia ada dimana?" Gue tanya dengan sopan dan Ide itu mengalir dengan sendirinya, padahal sebelumnya tidak terpikirkan, sepertinya lebih baik ngobrol lewat telfon dari pada lewat chat yang kebanyakan mikir membuat waktu habis tambah bingung memikirkan chat apa.

"Ohh kak Leia, dia sudah pindah ke Jerman untuk saat ini pak, dia melanjutkan studi nya disana"

"Di Universitas apa ya kalau boleh tau? Biar bisa nanti sekalian saya sampaikan pada yang menitipkan hadiah buat dia".

"Di univ Hangover kak, atau mungkin nanti bisa saya kirimkan kontaknya sekalian untuk bapak".

"Ok boleh". Menjadi penutup dari percakapan kami.

Gue tersenyum bahagia ketika ada chat masuk yang isinya adalah kontak dari orang yang gue cari.

"Terima kasih ya nona Vela, besok saya akan kirimkan hadiah buat nona Vela karena sudah berbaik hati membantu saya.

who's my daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang