Hening
Aku seperti orang bodoh. Hanya diam dan diam daritadi dan juga kenapa dia ikutan diam saja tidak bicara lagi. Dan yg lain juga kenapa belum kembali juga.
Asatagaaaaa
Bunda atau siapapuuuuun tolong datanglaaaah - batinku
Dan seperti sihir
Tiba-tiba bunda datang dan
"Sudah selesai kan ngobrolnya?. Ayo nak makan dulu ! " ajak bunda pada org di sebrangku
Aku terlupakan
"Eh tidak usah repot-repot bun" jawabnya sungkan
"Gak repot kok. Lagian kan nak yusuf udah jadi anak bunda"
"Loh bunda kapan ngangkat anak baru? Kok zahra g dikasih tau? " selaku pada percakapan mereka
"Hush kamu kalo ngomong. Maksud bunda mantu. Kan udah jadi suami kamu" jawab bunda
Aku lupa. Beneran deh otakku konslet sekarang kayaknya
" yaudah ayo makan" ajak bunda lagi
Kami pun mengikuti bunda
Selesai makan kami berkumpul bersama di ruang tamu dan jangan lupakan dia yg juga ikut serta
Entah apa yg mereka bicarakan aku tidak terlalu fokus. Karena aku duduk agak jauh dari mereka bersama mbak aisyah. Dan aku hanya sibuk berbicara dengan perut mbak aisyah yg terdapat calon keponakanku.
"Zahra" panggil kak rafa
Langsung kutoleh dan
"Iya kak?" Tanyaku
"Sini bentar"
Lalu kuhampiri .Setelah ku duduk
"Kenapa kak?"
"Jadi gimana? Kamu setuju?" Tanyanya
Eh ? Setuju? Setuju apa ya? -batinku heran
"Zahra ngikut ajah" jawabku. Yah apapun yg mereka putuskan aku iya ajah. Toh pasti yg keluargaku putuskan pasti yg terbaik untukku. Termasuk perjodohan dan pernikahan ini .
"Yasudah sekarang sudah dzuhur. Ayo sholat dulu" ucap bunda
Dan langsung semuanya beranjak ke kamar masing-masing
"Nak yusuf ikutin zahra saja ya!" Ucap bunda
"Haaaaah? Kok ikut zahra bun?" Tanyaku shock
Seumur-umur cowok yg masuk kekamarku cuma ayah,kakak dan rizky
Dan sekarang dia ?
"Hadeeeh kan suaminya mbak. Masak iya ikut mbak aisyah sih " celetuk rizky
Hish pengen ku jewer dia
Lalu kulangkahkan kaki menuju kamar tanpa mengucapkan satu patah katapun. Bukannya bermaksud tidak sopan. Sebenarnya aku ngerasa maluuuuuuu dari tadi kayak orang oon
Setelah masuk kamar dan di ikuti olehnya, kubiarkan pintu terbuka.
Cari aman
"Sampeyan duluan saja ambil wudhu nya. Saya mau nyiapin sajadah dulu" ucapku
Tanpa mengucapkan apapun dia langsung bergegas menuju kamar mandi. Setelah dia hilang dari pandanganku,langsung ku bergegas mengambil sajadah lebih tepatnya 2 sajadah. Yg satu untukku dan satunya? Tentu saja untuk dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUS putra kecilku
Espiritualini bukanlah cerita mengenai seorang gus dengan seorang ning...ataupun gus dengan satriwatinya.... ini cerita mengenai gadis biasa yg tiba tiba di panggil "umi" oleh anak kecil berusia 3 tahun di saat ia sedang menjenguk sang adik yg mondok di sebua...