Disclaimer © Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse
🌸🌺🌼
Saat itu, Noir sedang meminum alkohol di sebuah bar bersama dengan seorang pria berambut pirang dan berkulit coklat. Entah sudah beberapa kalinya mereka bertemu, pasti ini bukan sekedar kebetulan semata. Ini adalah bar langganan yang sering didatangi Noir, bagi beberapa orang mungkin juga begitu. Tapi pria ini sejak awal bertemu selalu mencari cara untuk bicara dengannya. Sekalipun dia telah menyendiri di sudut ruangan, pria pirang itu akan tetap menghampirinya.
Berkat itu Noir pun tahu siapa nama pria yang mencoba mencari perhatian dengannya, namanya Veldora. Dia tidak tahu nama lengkapnya, tapi penampilannya memang terlihat seperti orang asing. Mungkin dia memang orang luar negeri, tapi bahasa Jepang-nya sangatlah lancar, bahkan gaya bicaranya seperti kakek-kakek zaman Shouwa.
Suara ribut musik yang memenuhi seluruh ruangan tidak dia pedulikan berkat kata-kata orang di sampingnya.
"Noir, aku boleh minta tolong padamu? Sebagai temanku, aku ingin kau mengabulkan permohonanku yang terakhir."
Dia seperti menderita penyakit langka dan sedang sekarat, lalu akan pergi selamanya dari dunia ini.
"Tapi aku bukan temanmu, Veldora."
Mereka memang bukan teman, hanya sekedar kenalan yang belakangan sering bertemu di bar ini. Sebelumnya pembicaraan yang mereka lakukan hanya pembicaraan biasa saja yang terjadi pada dunia, seolah tidak saling percaya karena mereka tak pernah membicarakan hal pribadi. Biasanya Noir yang selalu mengungguli pembicaraan karena kejeniusannya, dia memaparkan fakta dan prediksi yang membuat Veldora tersudutkan.
Tapi hari ini sangat berbeda, suasanya jadi semakin suram dan aneh.
"Ayolah, sebelum aku tidak ada di sini lagi."
"Kau mau mati ya? Tapi itu bukan urusanku!"
Noir memang tidak peduli. Meski mereka akrab selama beberapa hari ini, Veldora tetaplah orang asing baginya. Tidak perlu mempedulikan yang tidak jelas dan selalu mengganggunya selama ini.
"Temui adikku, jadilah temannya. Alamat rumahnya sudah aku kirim lewat email 'kan?" Tapi Veldora lebih tidak peduli apakah Noir akan mendengarnya atau tidak.
"Jadi kau yang mengirim email tidak jelas itu? Dan dari mana kau tahu alamat emailku?"
Veldora merangkul pundaknya, ingin membuatnya tenang dan melupakan pertanyaannya. "Sudahlah, yang lebih penting lagi--- cepat temui adikku."
Tapi Noir malah risih dan melepaskan rangkulan Veldora dan membalas. "Kau ingin aku yang orang asing ini untuk menjadi teman adikmu yang kesepian?"
"Dengar ya, adikku tidak kesepian. Dia memiliki banyak teman."
"Kalau begitu dia tidak butuh teman lagi bukan?" Noir menggoyangkan gelas beningnya yang masih berisi alkohol.
"Punya teman banyak itu lebih baik bukan?"
"Kau tidak masalah percaya begitu saja padaku? Bagaimana kalau aku orang jahat?"
Veldora meneguk birnya, dan menghentaknya di atas meja dengan keras. Dia tidak terganggu dengan pertanyaan Noir tersebut, karena dia percaya adiknya tidak bisa dilukai oleh siapapun.
"Dari penilaianku, kau cocok menjadi temannya. Tapi semua keputusan akan diambil adikku. Tubuhnya memang lemah, tapi dia pintar sepertimu dan hebat dalam menilai seseorang. Jika dia merasa kau orang yang berbahaya, dia akan langsung mengusirmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the End
RandomKritikus seni terkemuka dari Inggris yang hidup di era Victoria bernama John Ruskin pernah berkata "Warna biru selalu ditunjuk oleh dewa untuk menjadi sumber kesenangan." "Aku bukanlah orang yang mudah ditakhlukkan. Jadi jika kau berhasil, akan kube...