Chapter 10

920 71 4
                                    

Disclaimer © Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse

🌸🌺🌼

Aku mengikuti Rimuru keluar dari kamar, aku terus melihat punggungnya dan melangkah menyusuri lorong. Sepertinya Rimuru sedang menuju perpustakaan karena dia tahu belakangan ini aku selalu berkutat dengan buku sihir, jadi semua jawaban seharusnya bisa ditemukan di sana.

"Sebenarnya karena selama ini tidak ada yang menanyakannya, aku juga tidak berniat memberitahunya. Tapi jika menghadapimu, aku jadi tidak bisa menyembunyikan apapun." Rimuru sejenak melirikku di belakangnya dengan tersenyum. "Orang yang jenius memang susah dibohongi ya."

Aku senang mendapatkan pujian lagi dari Rimuru, apapun yang dikatakannya aku bahagia. Rasa lelahku karena seharian bergelut dengan pakaian kotor pun menghilang, tapi hatiku tetaplah gundah. Tentunya hanya Rimuru yang bisa mengusir kegundahan ini.

"Rimuru-sama, jika ada yang bisa saya lakukan untuk membantu evolusi anda, saya akan melakukan apapun."

"Kau memang benar bahwa cara untuk mengatasi kebocoran energi sihir adalah dengan berevolusi---" Rimuru tersenyum pada penjaga yang memberi hormat padanya "---tapi syaratnya terlalu besar dan aku tidak ingin melakukannya."

Begitu kami masuk ke perpustakaan, Rimuru memasang penghalang fisik dan penghalang sihir. Alasan kenapa dua penghalang dipasang karena mampu melindungi dari mata-mata dan agar sihir seperti apapun tidak bisa dipakai di dalam sini, pembicaraan kami sepertinya akan sangat berat. Tidak akan ada yang mencoba menerobos, tapi Souei memiliki telinga dimana-mana, Rimuru sebisa mungkin tidak ingin ada banyak yang tahu apa yang ingin dia katakan nantinya.

Rimuru menaiki tangga ke lantai dua, aku tetap berdiri di lantai satu. "Kita hidup di zaman modern, dimana perang hanyalah cerita masa lalu. Seharusnya, Leon adalah Demon Lord terakhir yang terlahir. Memang tidak ada ketentuan soal ini, tapi bagiku kelahiran Demon Lord di masa-masa damai seperti ini sangat tidak diperlukan."

Dari cerita Rimuru, Demon Lord terpilih sebagai eksitensi tertinggi setelah True Dragon. Dulu siapapun bisa menjadi Demon Lord, karena banyak yang memiliki wadah untuk itu. Tapi semenjak Leon terpilih menjadi Demon Lord, itu adalah di saat perang mulai minim. Itu terjadi 200 tahun lalu, ya aku membaca buku yang Rimuru tulis. Dan dengan itu banyak yang beranggapan bahwa Leon adalah Demon Lord terakhir yang lahir.

Namun semua tidak berjalan seperti yang diprediksikan orang di luar sana. Pertemuan Rimuru dan Veldora, keberadaan Rimuru sebagai ras terlemah dan terpilihnya dia sebagai Demon Lord adalah tanda bahwa dunia sekali lagi memainkan takdir yang baru. Rimuru terlahir di tengah-tengah teknologi yang semakin maju, diantara manusia yang tak percaya hal yang berada di luar akal sehat. Tentunya membuat orang lain mengakui dirinya itu susah, tapi Rimuru tidak memikirkan semua itu.

Aku melihatnya mengambil buku yang telah kubaca tersebut dan dia turun ke bawah, dia membuka beberapa lembar hingga sampai ke halaman yang dia cari. Itu halaman yang menceritakan Leon, tidak banyak yang Rimuru tulis tentangnya. Rimuru hanya menyadari bahwa Leon sedang bersusah payah mencari sesuatu, seperti halnya Rimuru.

"Semua Demon Lord adalah ras sejati, mereka tidak memiliki darah manusia di tubuh mereka. Sedangkan aku dan Leon adalah mantan manusia, karena itu kami berbeda dengan yang lainnya. Leon mendapatkan julukan Demon Lord setelah mengalahkan Demon Lord Kazaream, tapi dia tidak membangkitkan dirinya sebagai True Demon Lord. Kau tahu kenapa?"

"Dia tidak bisa memenuhi syaratnya?"

Selain ditunjuk oleh Voice of the World, cara mendapatkan julukan Demon Lord adalah dengan mengalahkan Demon Lord lainnya. Demon Lord adalah eksitensi terkuat, tapi saat itu Kazaream belum terbangkitkan. Karena itu Leon yang telah terbangkitkan menjadi Pahlawan bisa mengalahkannya dan mengambil posisinya. Jadi jika Rimuru tetap di tubuh anak kecilnya dan ada orang yang datang untuk mengalahkannya, skenario terburuk akan lahir.

Till the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang