Disclaimer © Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse
🌸🌺🌼
Hari kedua aku bekerja.
Tentu aku bangun pagi, sekitar jam lima dan memulai semua persiapan. Sebenarnya aku sama sekali tidak tidur. Para pelayan juga bangun jam segitu untuk membersihkan rumah dan memasak. Shuna juga mengatakan padaku kalau ingin membangunkan Rimuru di jam tujuh pagi.
Jadi aku membuat diriku dan kamarku bersih terlebih dahulu. Karena masih banyak waktu, aku membantu yang lainnya. Mereka sangat terbuka dan tidak menolak bantuan sama sekali, padahal aku baru saja membuat mereka kesal kemarin. Mereka memang orang-orang yang baik.
Oke, sudah hampir jam tujuh pagi. Aku menerima secangkir teh dari Shuna, ke kamar Rimuru dan mengetuk pintunya jam tujuh tepat, lalu membuka pintu yang tidak terkunci tersebut. Tapi aku tidak menemukan Rimuru dimanapun, bahkan kasurnya terlihat sangat rapi tanpa jejak habis ditiduri. Jadi aku meletakkan teh di atas meja dan mengetuk pintu kamar mandi, tapi tidak ada jawaban. Aku membukanya dan tidak menemukan Rimuru di dalam.
Jadi aku ke luar, mencari Shuna dan bertanya dimana Rimuru.
"Aku tidak tahu dimana Rimuru-sama berada, tapi Souei kemungkinan tahu. Jika Rimuru-sama keluar, sebagai Anbu Souei pasti mengikutinya diam-diam."
Aku mengangguk paham. "Lalu Rimuru-sama biasanya ada dimana?"
Shuna memegang dagunya. "Rimuru-sama mungkin sedang meneliti lagi, jadi dia berada di rumah kura-kura."
"Rumah kura-kura?"
"Ya." Shuna mengangguk. "Letaknya ada di sebelah barat, agak jauh dari sini tapi itu bisa dilihat dari sini." Shuna mendekati jendela dan melihat ke luar, lalu menunjuk bangunan berbentuk kubah dari jauh. "Itu dia."
"Terima kasih, Shuna-san. Aku akan segera ke sana." Aku segera keluar dari rumah dan berjalan tenang menuju bangunan kubah tersebut.
Apa karena berbentuk kubah, itu disebut rumah kura-kura? Tapi begitu mendekat, aku mengerti kenapa di sebut seperti itu. Kubah yang besar itu ternyata memiliki kepala sebagai pintu masuknya, lalu empat kaki yang sepertinya adalah ruangan tersendiri dari kubah besar.
Ada penjaga di pintu masuk. Aku bertanya tentang keberadaan Rimuru dan mereka mengatakan bahwa dia ada di kaki belakang bagian kiri. Tidak lupa aku juga menanyakan waktu kedatangan Rimuru, dan ternyata dia datang sebelum tengah malam.
Aku berputar dan membuka pintu di kaki kiri belakang. Layaknya ruang penelitian umum, di sini cukup berantahkan dan hanya Rimuru saja yang bekerja. Jadi tidak ada yang membantunya?
Sosok berambut panjang yang sedang berdiri membelakangiku itu masih memakai pakaian kemarin, dia hanya diam sembari mengangkat sesuatu di tangannya.
"Jadi gagal lagi ya." Rimuru bergumam kecewa, dia meletakkan benda yang dipegangnya begitu saja ke atas meja. "Kira-kira apa yang kurang?"
"Rimuru-sama?" Panggilku saat Rimuru tidak bergerak lagi lebih dari lima menit, apa dia sama sekali tidak menyadari kedatanganku?
Dia berbalik, membuat rambutnya bergoyang mengikuti gerakannya. Yang sejak awal memang indah, bergerak sedikit saja akan sangat indah. Kecantikan sejati memang tidak ada tandingannya.
"Ah, Diablo. Kau sejak tadi datang?"
Aku tersenyum. "Tidak, baru saja." Maafkan aku yang berbohong padamu, Rimuru-sama. "Sudah waktunya sarapan pagi, Rimuru-sama."
Dia mengangguk dan mengambil buku di dekatnya. "Ranga?" Panggilnya.
Serigala yang tidak kusadari kehadirannya keluar dari bawah meja. Tidak, aku tidak salah. Itu memang serigala, bukan anjing besar biasa. Ini pun bukan serigala Jepang, dia besar dan Rimuru menaikinya sebagai tunggangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till the End
RandomKritikus seni terkemuka dari Inggris yang hidup di era Victoria bernama John Ruskin pernah berkata "Warna biru selalu ditunjuk oleh dewa untuk menjadi sumber kesenangan." "Aku bukanlah orang yang mudah ditakhlukkan. Jadi jika kau berhasil, akan kube...