Chapter 6

1.1K 62 2
                                    

Disclaimer © Tensei Shitara Slime Datta Ken by Fuse

🌸🌺🌼

Mendengar semuanya dari Rimuru tidak membuatku kacau atau membantahnya. Secara tidak sadar, aku tahu dunia seperti ini ada. Banyaknya kejadian yang tidak bisa dijelaskan secara akal sehat orang modern. Bagi yang tahu, mereka hanya diam. Bagi yang tidak tahu, mereka akan melupakannya cepat atau lambat.

Rimuru memujiku yang tetap tenang mendengarkan semua kata-katanya. Aku pribadi yang sejak kecil ditempa untuk tidak mudah dikagetkan dalam hal apapun, tidak mudah dikendalikan nafsu dan kepentingan pribadi lainnya. Kalau dikatakan selama ini apa yang pernah membuatku kaget hingga tidak mempercayainya, aku akan menjawab tidak ada. Tapi di masa depan nanti, aku meyakini hal itu akan ada nantinya.

Yaitu-- kematian Rimuru.

"Karena ini hari terakhirmu di masa percobaan, jadi kita gunakan ini untuk tour kecil. Ramiris?"

Peri yang bercahaya itu keluar dari ruangan di sebelah kiri, dia terbang dan mendekati kami. "Kalian sudah selesai bicara?"

"Masih belum. Tapi aku akan mengajak Diablo berkeliling, sekalian ke tempat penelitian."

Sebelum aku dibangkitkan, aku memang diperingatkan oleh eksekutif lainnya untuk tidak pergi ke tempat-tempat yang ditandai. Karena mereka tidak ingin mengambil resiko menjelaskan pada orang yang belum terbangkitkan, memang lebih mudah lihat sendiri dari pada mendengar penjelasan.

"Ah, akhirnya." Ramiris mendesah.

Sepertinya sejak datang ke sini dia sudah tertarik ingin ikut dalam penelitian Rimuru, tapi selalu saja ada yang terjadi.

Kami berkeliling, Rimuru menjelaskan tempat yang kami datangi dan Ramiris mengomel. Meskipun tidak memasuki beberapa tempat dengan berbagai alasan, Rimuru tetap menjelaskan apa saja yang ada di sini. Seperti sebuah gua yang selalu dijaga dengan ketat, ladang atau kebun yang begitu luas. Dikatakan bahwa hanya perlu waktu sebulan untuk menanam dan memanen hasilnya di tanah tersebut, dengan kata lain itu bukan tanah biasa.

Dengan begini kekurangan makanan tidak pernah mereka alami, badai juga tidak bisa menerjang tempat ini karena dilindungi barrier tak kasat mata.

Kami pun sampai di tour terakhir, kami masuk ke rumah kura-kura lewat pintu di kepala. Kami menyusuri lorong panjang dan luas berisi banyak orang yang sedang melihat benda-benda aneh, Rimuru menjelaskan bahwa ini adalah toko peralatan sihir. Apa yang dibuat akan dipajang di sini, meski tidak semuanya adalah benda sihir. Banyak juga benda yang masih purwarupa dan dijual dengan harga murah.

Sebenarnya setiap hari Rimuru kedatangan tamu di lingkungan rumahnya, mereka rata-rata penyihir atau orang yang mengenal tentang dunia sihir. Karena itu banyak orang di sini, awalnya kupikir mereka anak buah Rimuru. Mereka masuk ke sini lewat jalur lain, ada jalan lurus ke arah barat. Itu adalah jalan yang biasa dilalui orang luar, orang penting akan lewat gerbang utama dimana aku melewatinya.

Sampai ke ujung lorong ada meja yang dijaga seorang wanita, dia menunduk begitu melihat kami ---Rimuru. Kami pun masuk ke dalam, di tubuh kura-kura. Di dalam sini begitu luas, banyak orang yang berlalu lalang memakai pakaian putih. Mereka adalah peneliti sihir yang sedang membaca buku yang berada di tengah ruangan, rak buku di sini lebih banyak dari pada yang berada di ruangan pribadi Rimuru.

"Yang berada di sini adalah salinan dari buku sihir, jadi semuanya bisa membacanya tanpa banyak masalah. Karena itu, buku sihir di sini hanya berlevel satu."

Buku sihir adalah buku tentang mempelajari ilmu sihir atau membuat benda-benda sihir, tapi itu saja tidak bisa dibilang sebagai buku sihir yang sesungguhnya. Buku sihir adalah benda sihir, mereka diberikan perlindungan tergantung level masing-masing buku. Rimuru telah menjelaskan semua ini, jadi aku mencatatnya dalam otakku untuk tak melupakannya.

Till the EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang