10

52 33 0
                                    

"Lily pulang." Teriak Lily saat memasuki rumahnya.

Dia tidak melihat siapapun dirumah, disini tampak sepi dan hanya ada suara derap langkah dirinya yang menuju kamarnya.

"Hai sayang kamu sudah pulang?" Tanya Julia yang baru saja keluar dari dapur sembari membawakan segelas coklat panas untuk Lily.

Dia tahu bahwa Lily masih sangat marah dan kecewa atas kejadian kemarin, namun dia berusaha agar bisa selalu berbicara pada gadis nya ini yang perlahan terlihat sangat berubah dengan Lily yang dulu.

Lily tidak menjawab pertanyaan Julia,
Dia hanya menatap lurus kearah tangga dan rasanya ingin segera naik keatas menuju kamarnya karena dia sudah sangat lelah.

"Ini coklat panas buat kamu, supaya kamu gak terlalu cape dan dapat merilekskan pikiran kamu!" Ucap Julia sembari menyodorkan segelas coklat panas tersebut.

"Gak perlu!" Lily menjawab Julia dengan acuh dan menatapnya sebentar lalu memalingkan wajahnya kembali.

Sebenarnya Lily sangat tidak tega melakukan hal itu, namun ia ingin memberi pelajaran bagi Mama nya itu untuk menghargai anaknya dan tidak mengabaikan anak demi pekerjaan.

"Tapi mama ud..."

"Lily cape, ngantuk dan masih banyak tugas yang belum Lily selesaikan. Jadi Lily mau naik dulu." Ucap Lily yang memotong perkataan Julia dan beralih pergi meninggalkan Julia yang masih menatap dirinya tidak percaya.

Julia tidak bisa menyalahkan Lily sepenuhnya, karena ini memang salah dirinya dan Wily suaminya yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Julia pikir, dengan cara dia bekerja dan mencukupi kebutuhan anaknya dengan harta dapat membuat anaknya bahagia dan tidak terlalu memerlukan dirinya. Namun dia salah besar akan hal itu.

"Maafkan mama dan papa yang terlalu sibuk sayang, ini semua demi kamu dan Ibel. Mama tidak mau kalian hidup kekurangan, namun mama salah! Justru kalian sangat kekurangan perhatian dan kasih sayang kami sebagai orangtua." Batin Julia.

Julia tidak pernah melihat Lily seperti ini sebelumnya, bahkan setiap dia akan pergi mungkin Lily hanya protes biasa dan tidak pernah sampai secuek ini. Toh ini juga salah dirinya.

❇️❇️❇️

Lily POV!

"Arrrrrgggghhhh, kenapa sih semua harus terjadi sama gw? Penyakit, ditinggalkan, orang tua yang gak punya waktu bahkan apapun yang gw punya pasti akan pergi! Gw benci!" Teriak ku didalam kamar mandi agar suaraku tidak terdengar keluar karena suara teriakan.

Aku sejujurnya sangat tidak tega melihat mama seperti itu, tapi aku sangat sakit hati jika mama menolak Ibel namun lebih memprioritaskan semua pekerjaannya. Apa susahnya sih mengantar Ibel kesekolah? Jika mama tidak bisa menemani ku tidak masalah, karena aku sudah terbiasa akan hal itu. Tapi jangan Ibel! Jangan Ibel yang mama tolak seperti itu!

Sungguh pikiran ku sangat kalut dengan emosi dan semua rasanya tidak dapat kupikirkan lagi, akupun memilih untuk mandi.

Setelah selesai dengan ritual mandiku, aku memikirkan untuk menenangkan pikiranku di apartemen yang hanya aku seorang yang tahu tentang itu. Apartemen itu sengaja kubeli untuk mendengarkan setiap pikiranku ketika sangat kacau atau hanya sekedar menghilangkan suntuk dirumah. Aku hanya membawa tas sekolah dan buku pelajaran untuk besok, karena disana sudah ada beberapa baju serta seragam sekolahku.

Aku pun turun saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam yang artinya semua sudah tidur dan tidak akan ada yang menghalangiku. Aku membawa mobilku sendiri dan bergegas menuju apartemen itu, hanya ada kesunyian dan beberapa kendaraan yang berlalu-lalang. Hingga tiba diapartemen ini dan aku langsung tertidur karena sudah merasa sangat lelah.

Lily POV end!
❇️❇️❇️

"Biiiiii Narsiiih! Pak Dirmaaaan!" Teriak Julia saat membuka kamar Lily untuk membangunkannya  namun dia tidak ada didalam sana dan dia melihat kalau kunci mobil Lily juga tidak ada ditempatnya.

Lily memang sudah dibelikan mobil dan diajarkan menyetir saat dia masuk kelas 1 SMA, jadi tidak heran kalau dia sudah sangat mahir mengendarai mobil diumur dia yang sudah menginjak 17 tahun ini.

"Ada apa nyonya?" Tanya Narsih dan Dirman sambil berlari menuju majikanya itu.

"Kalian ada yang melihat Lily? Dia tidak ada dikamarnya dan kunci mobilnya pun tidak ada ditempatnya." Tanya Julia.

"Tidak tahu nyonya, kami tidak melihat non Lily dari tadi." Jawab Narsih dan Dirman kompak.

"Cari Lily sampai ketemu, saya tidak ingin Lily kenapa-kenapa!" Titah Julia pada Dirman.

"Baik nyonya, akan saya cari non Lily sampai ketemu." Lalu Dirman pergi meninggalkan Narsih dan Julia didepan kamar Lily.

Julia pun mengambil benda pipih pada sakunya dan mengetik beberapa nomor untuk menghubungi seseorang.

"Halo Lala, apa Lily sudah sampai disekolah?" Tanya Julia pada Lala sahabat Lily.

"Belum tante, bahkan Lily enggak masuk sekolah deh kayaknya. Soalnya dia biasanya sering datang lebih awal dari Lala, Eva dan Joan." Jawab Lala.

"Baiklah, terimakasih ya sayang. Tolong kabari tante kalau kamu sudah ketemu sama Lily!"

"Baik tante."

Julia pun mematikan telepon nya secara sepihak saat mendengar kata terakhir dari Lala, dan menatap cemas kearah ponselnya.

"Lily, kamu dimana? Kenapa teleponnya tidak aktif sayang? Mama minta maaf jika mama membuat kamu dan Ibel kecewa." Batin Julia.

Ini adalah pertama kali bagi Lily untuk kabur keluar rumah, walaupun dia sedang kecewa dengan Julia atau Wily dia tidak pernah sampai kabur seperti ini.

"Aku yang menjadikan anakku kesepian, aku yang menjadikan anakku takut akan hal kesendirian.

Dan sekarang, aku penyebab anakku kabur dari rumah dalam kekecewaan yang sangat berat karena ku.

Aku adalah orang tua terburuk yang pernah ada!" Batin Julia sambil terisak dalam tangisnya.


Kira-kira Julia akan ketemu Lily gak ya?
Dan apakah Lily mau pulang kembali kerumahnya?
Bagaimana dengan Ibel jika tahu kalau Kakaknya kabur?
Nantikan keseruan nya pada cerita selanjutnya 😉
Jangan lupa untuk vote❣️

Lily 'another life' (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang