24

40 24 2
                                    

Lily perlahan membuka matanya kala merasakan ada yang membelai lembut rambut panjangnya, merasakan apa yang sedang ia tiduri saat ini, dan mencium kuat aroma yang sangat ia kenal dan rindukan.

Lily mulai duduk dan menatap sekeliling tempat yang sedang ia singgahi ini, sebuah kamar dengan nuansa pink yang bermotif banyak sekali bunga dan terdapat banyak boneka. Dan seorang wanita tua yang menatapnya dengan lekat penuh senyuman.

"Oma?" Tanya Lily dengan ragu pada wanita itu yang duduk tepat disebelah nya.

Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban dan jangan lupakan senyuman yang selalu menghiasi wajah cantiknya yang sudah mempunyai banyak keriput.

"Oma apakabar? Lily kangen sama Oma, kenapa oma pergi?"

"Oma baik sayang, Oma memang sudah seharusnya pergi hari itu. Karena memang sudah waktunya untuk Oma pulang." Jelas wanita itu yang terus membelai surai hitam Lily.

Lily tampak bingung dengan pernyataan Oma nya ini. "Pulang? Ini rumah Oma, dan Oma bisa bebas ngelakuin apa aja yang Oma mau. Bahkan kalo Oma mau, Lily akan janji untuk enggak nakal lagi." Ucap Lily dengan air mata yang perlahan mulai jatuh.

"Oma pulang menuju keabadian sayang, dimana tempat yang seharusnya kita berpulang dan meninggalkan semua beban yang pernah kita rasakan."

"Kalau gitu, Lily mau ikut Oma!"

Oma hanya senyum dan menggelengkan kepalanya. "Belum saatnya sayang."

"Tapi ken..." Ucapan Lily terputus saat tangan wanita itu menutup mulutnya dengan jari telunjuk.

"Bagaimana kalau kita bermain? Sebelum Oma pulang dan kamu kembali ke tempat yang seharusnya kamu berada sekarang."

Mata Lily berbinar penuh arti saat mendengar ajakan itu, tentu dia tidak akan menolak dan pastinya dia sangat senang sekarang.

"Bagaimana keadaan kamu?" Tanya Oma saat mereka tengah menuruni anak tangga menuju taman belakang rumah.

"Baik Oma, tapi beberapa waktu lalu Lily sering merasa pusing." Jawab Lily dengan wajah murung.

"Kenapa? Apa kamu sering memikirkan banyak hal belakangan ini?" Tanya Oma sembari duduk saat mereka baru saja tiba ditaman belakang.

"Sebenernya Lily sempat memeriksa, dan kata dokter Lily kena Leukimia. Lily merasa hancur Oma. Lily takut akan meninggalkan banyak orang yang menyayangi Lily."

"Saat Oma sakit dulu, Oma juga takut akan meninggalkan cucu Oma yang paling Oma sayang ini. Yang sangat takut akan kesendirian dan kehilangan. Tapi nyatanya dia kehilangan banyak hal dalam hidupnya." Ucap Oma dengan menatap lekat wajah Lily yang mulai mendung karena akan menangis.

"Tapi pada akhirnya Oma malah pergi ninggalin Lily dengan kesendirian yang Lily takuti itu." Sindir Lily.

Oma hanya tersenyum."kita akan bertemu saat waktunya tiba nanti. Dimana kamu dan Oma akan kembali dan kamu pasti tidak akan merasakan kesendirian itu lagi."

"Oh iya Oma. Sayang banget dulu Oma sudah pergi ninggalin kita semua, padahal setelah kepergian Oma dulu ada seorang malaikat kecil yang datang. Dimana dia yang selalu menemani hari Lily bersama pangeran Lily, namanya adalah Isabelle dan kita panggil dia dengan nama Ibel. Dia sangat lucu, cantik dan menggemaskan Oma." Jelas Lily panjang lebar dan sangat antusias menceritakan tentang adik kecilnya itu.

"Oma tau tentang itu, tapi mungkin Oma sudah tidak bisa lagi merasakan bagaimana mencium, memeluk bahkan menggendong Ibel kecil."

"Ibel sekarang tumbuh menjadi gadis yang sangat menggemaskan dan pintar Oma, dia sangat cantik dan baik. Kata papa dan mama, Ibel sangat mirip dengan Lily. " ucap Lily menerawang.

"Iya, Ibel sangat mirip dengan kamu. Keberanian kalian sangat mirip, bahkan ketakutan kalian akan kesendirian pun sangat mirip." Ucap Oma disertai kekehan kecil.

"Ih Oma nyebelin." Ucap Lily dengan wajah ditekuk seperti sedang merajuk.

"Bagaimana dengan pangeran kecilmu itu?" Tanya Oma.

Lily melirik Oma nya sekilas lalu menatap langit yang terlihat sangat cerah. "Dia pergi untuk ikut dengan orangtuanya Oma. Lily sangat rindu dengan dia, semua yang ada pada dirinya. Bahkan sikap dingin dan menyebalkan itu akan berubah saat melihat Lily yang murung. Dengan penuh khawatir dan Lily dapat merasakan kasih sayang yang tulus dari pangeran itu. Gerald!"

Oma tidak menjawab dan hanya tersenyum lalu mengangguk.

Akhirnya hari itu dimanfaatkan mereka dengan canda tawa dan ocehan Lily. Terkadang juga disertai dengan cerita hidup Lily, Wily dan Julia yang Lily ceritakan kepada Oma nya itu.

Tak terasa waktu semakin cepat berlalu, matahari yang semula cerah akan berganti dengan rembulan malam dalam hitungan menit. Lily enggan untuk pergi dari sisi Oma nya, karena dia sangat merindukan wanita itu. Dimana Oma nya lah yang selalu menemani hari nya dikala orang tuanya lebih sibuk untuk bekerja.

"Baiklah, sekarang sudah hampir malam dan sudah saatnya kita kembali ketempat yang seharusnya." Ucap Oma.

"Tapi Lily masih mau berada disini Oma!" Kekeh Lily akan pendirian nya.

"Enggak Lily! Ada banyak orang yang menunggu kamu untuk kembali, dan mereka sangat khawatir dengan diri kamu sekarang. Lebih baik kamu kembali bersama mereka!"

"Tapi Oma, Lily enggak mau kalau mereka sibuk dengan pekerjaan mereka terus. Lily enggak mau sendirian!"

"Lalu bagaimana jika kamu ikut Oma? Dan Ibel akan merasa sendirian, bagaimana dengan teman dan sahabat kamu? Dan bagaimana dengan pangeran kecilmu? Dia sudah kembali Lily!" Ucap Oma dengan nada lembut.

Lily terlihat tengah menimang perkataan Oma nya itu.

"Lily mohon ajak Lily sekali saja untuk pulang bersama Oma. Lily hanya ingin membuat mereka sadar untuk tidak terlalu sibuk akan urusan mereka saja Oma." Ucap Lily sambil menggenggam erat tangan Oma nya.

"Baiklah, jangan menyesal jika kamu tidak bisa kembali bersama mereka!" Ucap Oma lalu bangkit disusul oleh Lily.

Dan seketika terdengar suara dari Elektrokardiogram dan menampilkan garis lurus tanpa liku dialat tersebut.
Julia yang menyadari itu langsung memanggil dokter untuk memeriksa Lily. Dan tak lama dokter pun datang dengan beberapa suster.

"Mohon maaf, kalian bisa tunggu diluar!" Ucap dokter tersebut ramah.

Julia dan Eva lantas pergi keluar untuk menunggu dikursi panjang dekat ruangan Lily. Willy baru saja kembali dari kantin untuk membeli beberapa makanan karena Julia belum makan dari pagi.

"Kenapa kalian duduk diluar?" Tanya Wily yang baru saja datang.

Eva yang paham situasi lantas berdiri dari duduknya dan membiarkan Wily untuk duduk disebabkan istri nya itu.

"Lily Pa, Lily!" Teriak Julia dengan tangisan yang menggelegar dipenjuru lorong dimana ruangan Lily berada.

"Kenapa Lily? Ada apa ma?" Tanya Wily yang ikut panik dengan keadaan.

"Tadi saat mama dan Eva lagi membereskan ruangan Lily. Mama liat kalo alat pendeteksi detak jantung yang nempel ditubuh Lily berubah menjadi garis lurus. Hanya garis!" Ucap Julia lagi.

Bak disambar petir, Wily merasa bagian dari dunianya ini hancur.

"Enggak, gak mungkin." Ucap Wily yang juga ikutan menangis karena tau arti dari itu semua.





Hai para readers 🤗
Gimana ceritanya? Greget gak?🤭
Kira-kira Lily kenapa ya?
Tunggu kisah selanjutnya ya 😉
Jangan lupa untuk VOTE DAN KOMEN!!
oh iya, mungkin cerita Lily akan author end setelah beberapa chapter lagi nih :(.
Tapi author akan bikin cerita baru kok☺️
Inget yaaa!! Vote dan komen gak😘❣️

Lily 'another life' (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang