03

117 42 0
                                    

Lily POV
Hari ini akan diadakan upacara rutin setiap hari Senin, dan kami semua turun menuju lapangan untuk segera berbaris dan melaksanakan upacara tersebut. Saat ditengah-tengah pidato kepalaku sangat pusing, tetapi semakin lama rasa sakit itu tidak bisa ditahan dan aku merasa ada cairan yang keluar dari dalam hidungku.

Rasa sakit itu, ya beberapa hari terakhir aku sering merasakan hal ini namun tidak pernah sampai harus mengeluarkan darah sebanyak ini. Apa aku terlalu lelah? Tetapi tidak.
Aku tidak bisa mendengar suara lagi dan pandanganku mulai buyar seketika.

Dan... Bughhh

Aku tidak merasakan apapun setelah itu. Hingga saat sadar aku melihat bahwa aku sudah berada di UKS dan ditemani oleh Joan, Eva dan Lala.

"Ly, lo gapapa? Apa masih ada yang sakit?" Tanya Lala saat melihatku sadar. Aku hanya menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala sebagai pertanda tidak.

"Lo udah sarapan kan Ly?" Tanya Eva lagi. Dan hanya kujawab dengan anggukan.

"Lo kenapa sih? Jawab kek, cuma ngegeleng sama ngangguk doang. Kalo Lo gak bilang, kita gakan tau lo itu kenapa." Joan dengan nada khawatirnya.

"Mungkin gw cuma kecapean ajah, lagipun kan kemarin banyak PR dan gw selama weekend tidur agak malam."

Memang benar aku tidur malam, namun tidak terlalu larut dan masih wajar karena aku tidur pukul 23.00 wib. Tapi untuk kelelahan, kupikir tidak ada pekerjaan berat yang kukerjakan, atau hal lain yang membuat fisik ku lemah seperti ini.

"Yaudah, lo mau istirahat atau tetap masuk ke kelas?" Tanya Joan.

"Kelas aja deh, gaenak gw sendiri disini. Takut hehehe."

Aku memang sedikit penakut jika berada ditempat yang sepi sendirian, namun ketakutan yang kumiliki tidak terlalu besar, hanya saja aku pikir akan bosan berada disini sendirian.

"Yaudah ayo masuk, bentar lagi jam pelajaran udah mau dimulai!"

Lily POV end

                            ❇️❇️❇️
Saat ini sudah bel pulang sekolah, dan otomatis seluruh murid di SMA Pelita berhamburan untuk segera menuju rumah Mereke, tak terkecuali dengan Lily yang sedang menunggu Pak Dirman untuk menjemputnya.

"Lo pulang sama siapa?" Tanya Joan pada Lily.

"Pak Dirman, lagipula gw juga mau antar Ibel buat beli bahan prakarya dia besok."

"Yaudah, hati-hati ya Ly, jaga kesehatan lo! Jangan sampe kaya tadi." Ucap Lala.

"Iya sheyeng, bawel ih! Tenang aja, gw akan selalu jaga kesehatan biar gak tumbang kaya tadi." Ucap Lily yang dibalas dengan gelak tawa dari para sahabatnya itu.

Dan tak lama Dirman pun datang.

"Gw pulang ya, bye."

"Bye!" Sahut Joan, Eva dan Lala kompak.

Saat sedang diperjalanan, Lily masih memikirkan kejadian tadi. Apa yang terjadi? Apa bener cuma kecapekan? Kok bisa sampe keluar darah? Kenapa pusing sekali? Batin Lily.

Melihat Lily yang melamun, namun seolah seperti sedang memikirkan banyak hal. Dirman bertanya dengan hati-hati agar nyonya muda nya itu tidak tersinggung.

"Non Lily kenapa? Apa ada sesuatu yang dipikirkan? Atau ada yang tertinggal?."

"Ah, tidak pak. Saya hanya sedang memikirkan tugas saja."

Dirman tau bahwa nyonya muda nya itu sedang ada masalah, namun dia tidak berani bertanya lagi. Dan selanjutnya, hanya ada keheningan didalam mobil hingga tiba dirumah.

"Kakak, do you know something? Aku hari ini dapat nilai 9 dalam mata pelajaran Matematika, aaaahhh aku sangat senang." Adu Ibel kepada Lily yang baru saja masuk kedalam rumah.

"Waw, it's great baby. Gimana sebagai hadiahnya, kita pergi ke mall? Kamu kan juga mau beli bahan untuk prakarya kamu. Sekarang kakak mau mandi dan ganti baju dulu, kita akan makan siang diluar! Ok?" Ucap Lily pada adiknya dan disertai dengan kecupan kecil pada kening dan pipi adiknya itu.

"Oke kak."

Lily pun menuju kamar untuk segera mandi dan mengganti semua pakaiannya, karena sudah merasa sangat lengket sekali badannya.

Setelah selesai Lily pun turun dengan menggunakan pakaian yang simpel namun terlihat rapih dan cantik. Lily segera menuju ruang keluarga karena yakin Ibel sudah menunggunya dari tadi.

"Ibel, ayok!" Ajak Lily.

"Oiya Bi, Lily gak tau pulang jam berapa nanti. Kalau bibi sudah mengantuk, bibi bisa tidur duluan! Lily sudah membawa kunci cadangan, dan jangan lupa kunci semua pintu dan jendela ya bi! Lily berangkat." Titah Lily pada Narsih.

"Baik non."

Setelah itu Lily pun berangkat menuju mall bersama Ibel dan pak Dirman.

                           ❇️❇️❇️
"Ini punyaku duluan." Teriak Ibel kepada seorang anak lelaki yang seumuran dengannya.

"Tapi ini aku yang lihat pertama." Sahut lelaki itu tidak mau kalah.

"Tapi kata kakak, lelaki itu harus mengalah sama perempuan." Dengan cerdik Ibel sedikit memberi nasehat kepada lelaki itu disela-sela keributan mereke.

Mendengar ada keributan, Lily segera menuju adiknya itu. Lily tadi berniat ingin membeli sebuah novel, namun saat sadar bahwa Ibel tidak ada disisinya lagi. Lily segera mencari keberadaan gadis kecil itu dan menunda untuk mencari novel untuk dirinya.

"Hai, kalian kenapa bertengkar?" Tanya Lily pada kedua bocah tersebut.

"Itu kak, dia mau rebut buku ini dari Ibel." Adu Ibel pada sang Kakak.

"Bukan kak, tadi buku ini aku yang menemukan nya duluan." Bocah lelaki itupun tak mau kalah.

"Oke, kalian tenang dulu ya! Kakak akan tanya buku ini lagi."

"Permisi mbak, saya mau tanya. Apa buku ini masih ada?" Tanya Lily pada seorang pegawai toko tersebut.

"Masih Kak, bukunya berada dirak belakang." Sahut pegawai tersebut.

"Baik, terimakasih mbak." Ucap Lily sopan.

Mereka pun menuju rak buku paling belakang, dan benar saja. Buku itu masih ada.

"Nah, sekarang sudah dapat kan? Kita pulang ya Ibel! Oiya, kamu siapa namanya? Kok sendirian?" Tanya Lily pada bocah lelaki itu.

"Namaku Rafa kak, tadi aku kesini bareng abang. Tapi dia lagi mencari bahan perlengkapan sekolah ku disana." Jawab bocah itu yang diketahui namanya adalah Rafa.

"Yaudah, kalau begitu Kakak sama Ibel mau pulang dulu yaa. Kamu gapapa kan sendirian?"

"Iya kak, terimakasih ya."

Dan akhirnya Lily dan Ibel pun meninggalkan Rafa sendirian ditempat buku tersebut.

"Duh dek, kamu kemana aja sih? Abang nyariin enggak ada." Tanya seorang lelaki pada Rafa.

"Tadi Rafa nyari buku ini, dan perebutan sama cewek yang nyebelin tapi dia cantik bang. Dan akhirnya kakaknya pun datang dan ngasih aku satu buku lagi. Kakaknya sangat cantik bang dan ramah, sangat cocok dengan Abang." Cerocos Rafa pada sang abang.

"Heh kamu itu masih kecil, udah ah ayok kita bayar dan pulang!"

Hai semua😍
Akhirnya Lily 'another life' bisa up hari ini.
Gimana menurut kalian?
Kalau ada saran dan kritik bisa langsung komen ya😉
Jangan lupa untuk vote cerita ini, jadi biar semakin semangat up nya😂
Thank you guys❣️

Lily 'another life' (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang