𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐈𝐕

38K 6.1K 751
                                    

Pagi itu, Elaine bangun dengan perasaan yang lebih ringan. Fakta bahwa Jeffrey kembali ke manor membuatnya begitu bahagia. Ia menyapa Shanon yang baru saja memasuki kamarnya, dengan wajah yang begitu berseri. Kepala pelayannya itu terkekeh pelan, seakan benar-benar mengerti kenapa gadis itu begitu bahagia. Ia membuka tirai kamar Elaine, dan gadis itu langsung menghambur ke pelukannya. Wanita paruh baya itu mengusap punggung Elaine dengan sayang.

"Nona pasti benar-benar bahagia karena Tuan Muda hari ini berada di manor. Nona harus bersiap, setelah ini waktunya Anda akan makan pagi bersama Tuan," ucap Shanon.

Elaine mengangguk. Ia segera menggandeng tangan Shanon dan bersiap untuk menemui Mayor. Tidak, Elaine tidak mengerti kenapa ia begitu bahagia. Apakah ia merasa tidak lagi sendirian karena memiliki teman makan di meja makan super besar itu? Atau, karena sebenarnya ia merindukan Mayor? Entahlah. Mungkin keduanya.

----------------------

Jeffrey sedang meneliti beberapa laporan yang baru saja diterimanya pagi ini. Laki-laki itu begitu serius hingga ia tidak memperhatikan Elaine yang sudah duduk di salah satu kursi makan. Ia baru menyadari keberadaan gadis itu setelah Hansen berdeham kecil. Jeffrey lalu menyerahkan laporan-laporannya kepada Hansen, dan mengisyaratkan kepala kokinya untuk membawa masuk kudapan pagi ini.

"Selamat pagi, Elaine."

"Selamat pagi, Mayor."

Jeffrey terdiam untuk sesaat sebelum melanjutkan ucapannya.

"Besok, sebelum fajar, saya akan kembali ke markas, dan menemui Raja Luxeroff. Lalu saya tidak akan pulang untuk beberapa minggu."

"Oh, baiklah," Elaine bergumam kecil, sambil melihat bagaimana koki-koki kediaman Jeffrey menata hidangan untuk makan pagi mereka. Ia tersenyum lalu berterima kasih pada salah seorang koki yang menata alat makan untuknya.

"Selamat makan."

"Selamat makan."

Diam-diam, Elaine memperhatikan Jeffrey. Laki-laki itu makan dengan tenang dan fokus, kedua alisnya sesekali bertaut saat ia memotong makanannya. Saat tatapan Jeffrey tidak sengaja bertemu dengan Elaine, gadis itu menundukkan kepalanya, mengunyah makan paginya dengan tenang. Jantungnya berdebar melihat kilatan di mata Jeffrey yang baginya masih sedikit menakutkan.

"Apa kamu sudah selesai dengan makananmu?"

Elaine mengangkat kepalanya dengan pelan, lalu menggeleng.

"Selesaikan makananmu. Ada beberapa hal yang harus saya selesaikan sebelum pergi. Saya akan ada di ruang kerja jika kamu membutuhkan saya."

"Baiklah. Semoga harimu menyenangkan, Mayor."

Jeffrey mengangguk, lalu beranjak meninggalkan ruang makan, diikuti oleh Hansen. Mendadak bahu Elaine lunglai, dan ia meletakkan alat makannya. Ia mengamati kursi Jeffrey yang sudah kosong, lalu menghembuskan nafasnya dengan sedikit kasar. Roland yang sedari tadi sibuk memusatkan atensinya pada Elaine, akhirnya memberanikan diri untuk melakukan sesuatu.

"Apakah Anda bosan, Nona? Ingin berjalan-jalan di halaman belakang?"

Elaine menoleh, mendapati sepasang mata cokelat milik Roland sedang menatapnya dengan lekat. Gadis itu memiringkan kepalanya.

The MajorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang