Kunjungan Raja Luxeroff secara mendadak di markas militer batalion Jeffrey tidak mungkin tanpa alasan yang kuat. Raja Luxeroff bahkan secara personal meminta pengamanan super ketat di sekitar markas, dan ia ingin berbicara empat mata dengan Jeffrey. Laki-laki itu sudah mengetahui kabar tibanya sang Raja sejak beberapa jam yang lalu, dan ia masih tidak mengerti tentang apa yang membuat Luxeroff IV secara langsung menemuinya sejauh ini.
"Raja Luxeroff IV telah tiba."
Jeffrey segera berdiri dan memberikan penghormatan pada sang Raja yang baru saja memasuki ruang kerjanya. Raja Luxeroff lalu duduk di salah satu sofa. Dan setelah pintu itu ditutup, Jeffrey memantik rokoknya.
"Kau harus bersiap," ucap King Luxeroff setelah beberapa saat terdiam.
Jeffrey menatap sang Raja tidak mengerti.
"Perang yang lain akan segera datang," lanjutnya.
Ia mengernyitkan dahi.
"Apa Anda akan melakukan ekspansi wilayah, Yang Mulia?" tanya Jeffrey seraya mengepulkan asap rokoknya.
Raja Luxeroff kali ini menggelengkan kepalanya.
"Pertumpahan darah empat puluh tahun lalu. Keberadaan bangsa kita mulai terendus lagi oleh mereka. Aku menyesal tidak membunuh semua orang yang terlibat karena masih memiliki belas kasihan. Tapi ternyata mereka merencanakan balas dendam."
Jeffrey menegang. Empat puluh tahun lalu adalah masa yang paling kelam dalam hidupnya. Membuatnya berkelana ke tempat yang sangat jauh, hingga ia memutuskan untuk menetap di Rensfold dan bergabung dengan Luxeroff IV. Orang yang memiliki keadaan yang sama dengannya.
"Menurut informan, beberapa relasi dari mereka masih hidup. Dan mereka tumbuh untuk mengincar balas dendam terhadap bangsa kita. Tapi tidak satupun mengetahui keberadaannya, atau status hubungan pasti dengan mereka. Informanku tidak mampu menggali hal lain selain itu. Meski tidak ada bukti konkrit, tapi sebaiknya kau bersiap. Aku dan kau mungkin menjadi incaran utama mereka."
Jeffrey mengepalkan tangannya. Ia mengatupkan rahangnya.
"Mereka mungkin bersembunyi diantara pemberontak di Rensfold, yang tidak terima jika Luxeroff III harus terbunuh dan digantikan olehku. Alasan itu cukup untuk membunuhku, dan kau yang merupakan tangan kananku. Apalagi semua orang tidak tahu alasan sebenarnya tentang kematian Ayahku."
"Manusia memang makhluk yang menjijikkan," ucap Jeffrey sambil menghisap rokoknya, berharap semua keresahannya akan tertekan.
"Sebaiknya kau memang harus berhati-hati. Jika dugaanku benar, banyak arsenic yang terselip dalam peluru-peluru tajam ataupun pedang yang akan mereka gunakan. Kau bisa saja menjadi debu dalam sekejap mata."
Jeffrey segera memakai mantelnya, dan membuang puntung rokoknya pada asbak. Ia kemudian menghempaskan tubuhnya pada sofa yang ada di depan King Luxeroff IV. Matanya menggelap, dan tatapannya begitu tajam, seolah mampu menghunus seluruh jiwa yang menatapnya.
"Sebelum mereka membunuh saya, saya akan terlebih dulu menghabisi mereka tanpa ampun. Anda lebih tau bagaimana saya bisa menghabisi mereka semua, Yang Mulia. Dendam yang saya miliki sanggup untuk memenggal seluruh kepala mereka."
Raja Luxeroff menyunggingkan satu sudut bibirnya.
"Benar. Dan kau harus lebih berhati-hati. Aku mengerti kau memiliki Black Sun yang tidak perlu kupertanyakan tentang loyalitas dan kekuatan mereka. Tapi tentang hatimu, jangan menjadi lemah hanya karena kamu memiliki seorang perempuan di sisimu. Cinta anak manusia adalah kehancuran bagi bangsa vampir."
"Tenang saja, saya tidak akan membuat kesalahan seperti Anda. Saya lebih dari tahu, perasaan yang dimiliki seorang manusia begitu merepotkan."
"Kuharap kau menepati ucapanmu, Mayor. Mencintai Isabelle juga tidak berada dalam kamus hidupku. Tapi aku melemah hanya karena gadis itu selalu berada di sekitarku. Dan mereka mengambil Isabelle karena mereka tahu gadis itu kelemahanku. Semoga beruntung," ucap Raja Luxeroff IV seraya berdiri, dan berjalan meninggalkan Jeffrey.
Jeffrey lalu membungkuk hormat, dan membiarkan Luxeroff meninggalkan markasnya. Laki-laki itu memijat pelipisnya. Mendadak dadanya dipenuhi perasaan sesak dan amarah yang begitu membuncah. Ia sekali lagi harus mengingat masa lalu yang benar-benar ingin ia tinggalkan. Ia sempat mengira ia tidak harus berhadapan dengan mereka, yang telah merenggut keluarganya dengan paksa, untuk kedua kalinya. Tapi ternyata, mungkin kali ini ia akan kembali berhadapan dengan masa lalunya yang menyakitkan. Dan Jeffrey siap membunuh mereka semua, dengan kedua tangannya sendiri.
-------------------------------------------
will be continued on the book version of The Major.
can be purchased through Haebara Publisher (@/haebara.publisher) on Instagram.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Plan changed. Bagian XI sudah selesai ditulis!
Gimana perasaan kalian setelah membaca cerita ini?
Penasarannya terbayar ga? Atau, perasaan kalian jadi terombang ambing?
Jadi, apa fakta baru yang kalian dapat dari cerita ini?
Clue : Luxeroff IV, Jeffrey's family.Oh ya, fun fact: (mendiang) Orlando adalah ayah dari Roland!
Anyway, jangan lupa buat leave a trace after reading this story by giving some comments. Dan vote jugaa! As you know, saya suka banget bacain pendapat kalian soal cerita ini, so I can improve a lot better. Heheh.
Segitu aja. Sorry for the sudden update, tengah malam pula. But I hope you enjoy reading this.
Ciao, Luvies!
(Kali ini saya bakal ngerjain teaser kedua kok, beneran deh! Tadi cuma impulsif aja tetiba pengen nulis karena ide lagi ngalir WKWKWKWK.)
![](https://img.wattpad.com/cover/197759449-288-k548722.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Major
Historical Fiction2ND PRE-ORDER STARTS 15TH AUGUST! BOOK VERSION RELEASED. The first book before The Monarch's Vagary and Death Hymn of The Siren. Battlefield. His life belongs to the battlefield. A skilled swordsman and marksman, Jeffrey Dryomov, sang Mayor Jenderal...