𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐗𝐈𝐕

28K 4.6K 1.5K
                                    

Elaine mengakui, ketiadaan Jeffrey di sisinya membuat gadis itu merasa takut. Ia memang memiliki Roland untuk menjaganya tanpa henti. Tapi Elaine masih merasa sesuatu lenyap dari hari-harinya. Gadis itu terus menghitung hari, tanpa ada kabar pasti tentang kapan Jeffrey akan kembali. Sesekali Raja Luxeroff berkunjung, untuk meninjau langsung keadaan di Tenggara, sekaligus memastikan bahwa Elaine tetap dalam keadaan aman, seperti apa yang diminta Jeffrey. Sisanya, Elaine menghabiskan waktu dengan banyak belajar memanah, merangkai bunga, atau sekedar membaca buku.

"Nona Elaine."

Suara Roland membuat Elaine yang baru saja akan menyimpan brooch emerald pemberian Jeffrey, menoleh ke arah pintu. Gadis itu segera bangkit dari tempat duduknya dan membukakan pintu untuk Roland. 

"Ya, Roland?"

"Mayor mengirimkan surat untuk Anda."

Roland mengacungkan sebuah amplop berwarna taupe di tangannya, lalu memberikannya kepada Elaine. Senyum gadis itu merekah setelah menerimanya.

"Terima kasih."

Roland kemudian membungkuk hormat dan Elaine menutup pintunya. Ia berjalan kembali ke tempat duduknya sembari membuka amplop itu. Sepucuk surat, dan beberapa foto yang sepertinya diambil selama Jeffrey bertugas. Gadis itu tersenyum. Jeffrey terlihat sehat-sehat saja, dan itu membuat dirinya tenang. Elaine perlahan membuka surat itu, lalu mulai membacanya.

'Untuk bintang di langit tenggara, Elaine.
              Sudah empat bulan berlalu, bukan? Saya harap kamu baik-baik saja. Sebentar lagi, kita akan memasuki musim dingin. Saya harap kamu tetap hangat. Minta Roland untuk selalu memanaskan api di perapian. Katakan kepada kepala koki untuk memberimu sup dan hidangan penutup yang bisa membuatmu tetap hangat. Kamu dilarang jatuh sakit dan dilarang meninggalkan manor dalam keadaan apapun. Melihat keadaan di sini, saya sepertinya akan pulang lebih cepat. Bersamaan dengan surat ini, ada beberapa foto yang diambil oleh divisi batalion saya untuk kamu. Mereka penasaran tentang kamu, Elaine. Saya mengatakan bahwa kamu adalah gadis yang baik, and they will surely get along with you. Dan jika kamu menanyakan kabar saya, jangan khawatir. Kami semua di sini baik-baik saja. I will go home soon, so please wait for me a little longer, little one. Have a nice day.

Sincerely,

Dryomov J.'

Elaine meletakkan surat itu, lalu tersenyum. Ia memandang brooch pemberian Mayor dan foto-foto laki-laki itu bergantian. Gadis itu segera meraih kotak kayu yang berada di depannya, mengeluarkan sepucuk kertas, dan mulai menuliskan balasan atas surat yang baru saja diterimanya. Ya, Jeffrey harus tahu bagaimana gadis itu dengan patuh akan menunggunya untuk pulang.

------------------------

Greswald Forest, Southeast of Rensfold

Salju pertama. Jeffrey menatap langit yang mulai menurunkan butiran-butiran putih diantara tingginya pepohonan di hutan ini. Hidung hingga telinganya memerah, dan helaan nafasnya mengepulkan uap. Kolega batalionnya sedang sibuk menyiapkan makan malam, beberapa dari mereka menghidupkan api unggun. Jeffrey beringsut mendekat ke arah api unggun yang baru saja menyala. Seseorang menepuk bahunya.

"Mayor, dari istrimu," ucapnya.

"Sersan Luke. Terima kasih."

Jeffrey meraih amplop berwarna copper yang dibawa oleh Luke, dan segera membuka isinya. Wajahnya berseri. Ia tidak menyangka Elaine akan membalas suratnya dalam waktu kurang dari satu pekan.

"Kau terlihat begitu bahagia, Mayor. Ah, salju pertama. Dan kita belum juga kembali ke rumah."

"Apakah terlihat begitu? Haha, benar sekali."

"Baiklah, nikmati waktumu merindukan Nona Elaine, Mayor. Aku akan menyantap makan malamku dulu."

Luke menepuk punggung Jeffrey pelan, lalu melangkah menjauhi laki-laki itu untuk memberikannya privasi. Jeffrey tersenyum, lalu membuka amplop tersebut. Ada sebuah kertas yang ia yakini merupakan surat dari Elaine. Laki-laki itu mulai membacanya sambil duduk di atas rerumputan yang mulai diselimuti salju.

'Lieber mein Schatz,
              Bintang di langit tenggara terdengar sangat berlebihan, bukan? Senang mendengarmu baik-baik saja, Mayor. Jaga dirimu hingga nanti kau pulang. Oh, dan sampaikan salamku pada seluruh kolegamu. Undang mereka ke kastil untuk makan malam nanti, dan aku akan memasak untuk kalian. Dimanapun kau berada, pastikan juga kau tetap hangat. Semoga kau selalu diberkati. Cepat kembali, sepertinya aku... merindukanmu.

Your lady,

Elaine.'

Jeffrey melipat kertasnya dan menyelipkannya ke dalam saku mantelnya. Senyumnya masih mengembang.

"Apa katanya? 'Lieber mein Schatz'? Dear my lovely one? Darimana ia belajar bahasa Jerman?"

Jeffrey tertawa pelan.

"Mayor."

Hansen tiba-tiba berdiri di sampingnya dengan peluh yang membasahi pelipisnya. Laki-laki itu terengah, dan sedetik kemudian seluruh anggota Black Sun berkumpul di sekelilingnya. Jeffrey mengamati sekitar. Ia mengambil pedang yang ia letakkan di sampingnya dengan sigap.

"Sepertinya ada yang akan melakukan ambush. Black Sun telah menyelesaikan patroli, tapi ada yang tidak biasa. Kami menemukan jejak kaki sekitar delapan belas orang yang mengitari basecamp ini."

Jeffrey menatap ke arah langit. Hampir gelap.

"Keadaan hutan sangat gelap saat malam. Bisa jadi mereka memang merencanakan ambush. Kalian berjagalah di sekitar basecamp. Bunyikan peluit jika ada bahaya. Saya akan memimpin komando batalion."

"Dimengerti, Mayor."

Seluruh anggota Black Sun menyebar, dan Jeffrey menghampiri divisi batalionnya. Ia meminta mereka semua bersiap. Dua detik setelah ia menyelesaikan arahannya, bunyi ledakan yang sangat keras terdengar dari sisi kanan basecamp. Dan sebuah peluit panjang ditiup. Tanda bahwa bahaya, telah ada di depan mata mereka.

------------------------

Please stay alive, wherever you are. I am coming to get to you.
- Jeffrey Dryomov.

------------------------

will be continued on the book version of The Major.

can be purchased through Haebara Publisher (@/haebara.publisher) on Instagram.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hello! Bagian ke empat belas sudah selesai ditulis nih.

How do you feel?
Kebayang nggak Jaehyun waktu perang kaya gimana garangnya?
Bisakah kamu menebak kemana Elaine pergi?
Apa yang akan terjadi pada Elaine?

To make it short, jangan lupa buat tinggalkan jejak kalau kamu membaca tulisan ini melalui comment dan vote, ya! Saya harap kalian semua menyukai part ini.

See you on the next update!

The MajorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang