Semua persiapan untuk peperangan kali ini telah dirampungkan dalam kurun waktu yang singkat. Sesuai prediksi, pemberontakan dimulai pada pertengahan musim gugur dan berlangsung di tiga titik di Rensfold. Tenggara, menyusuri wilayah timur, hingga ke utara. Penumpasan pemberontakan dilakukan oleh beberapa komando batalion militer. Dan kini, giliran Jeffrey untuk terjun ke peperangan itu telah tiba. Ia akan berada di garda depan, memimpin pasukan di wilayah tenggara. Laki-laki itu masih memiliki beberapa hari untuk tinggal di kastil, sebelum ia, divisi batalionnya, dan Black Sun akan pergi ke Tenggara.
"Anda harus berhati-hati, Your Excellency. Seperti yang His Highness katakan, mungkin mereka berada diantara kawanan pemberontak," Hansen memecah keheningan yang ada di ruang kerja Jeffrey.
"Menurutmu saya akan terbunuh?" Jeffrey memantik rokoknya, dan menghisap benda itu sebelum mengepulkan asap putih.
"Tidak. Tapi kita tetap harus mengantisipasi."
Jeffrey terkekeh. Ia menyandarkan punggungnya dengan santai ke sandaran kursi, lalu kembali menghisap rokoknya.
"Menurut informan Raja Luxeroff, mereka saat ini sudah memasuki wilayah Azdan."
Jeffrey menyeringai, lalu menggebrak meja yang ada di depannya, hingga tangannya menguarkan mana miliknya. Ia memandang Hansen dengan tatapan datar.
"Saya sudah menduganya. Mereka akan bergerak cepat."
Jeffrey kemudian meraih botol wiski yang sedari tadi berada di meja, dan menuangkannya pada gelas kosong yang berada di hadapannya. Laki-laki itu lalu meminum wiskinya dengan pelan.
"Kali ini, bisa dipastikan Anda adalah target utama mereka."
Jeffrey hanya menatap Hansen sambil meminum wiskinya, menunggu tangan kanannya itu memberikan penjelasan tentang informasi yang telah didapatnya.
"Kemungkinan besar, mereka ingin mengetahui apakah Nona Elaine adalah salah satu bagian dari bangsa vampir, sama dengan mendiang Nona Isabelle. Mereka mungkin mengincar Anda, tapi bisa jadi Nona Elaine adalah orang pertama yang ingin mereka bunuh."
Jeffrey kembali menuangkan wiskinya, lalu memutar gelas berisi minuman berwarna kuning kecokelatan itu dengan pelan.
"Elaine memiliki Roland. Dan Roland sudah bersumpah atas nama nyawanya untuk melindungi gadis itu. It costs their life to leave their superior," Jeffrey berkomentar.
"Melihat lingkungan kastil, saya bisa memastikan Nona Elaine tidak dalam keadaan aman. Kastil ini dikelilingi hutan, dan itu seperti dua sisi koin, Your Excellency. Mereka bisa saja menyusup masuk, tapi di satu sisi, kastil ini berada di tempat yang sulit untuk ditembus."
Hansen kemudian mengambil sebuah kertas yang sedari tadi ia simpan di sakunya. Ia membuka kertas itu dan meletakkannya di meja kerja Jeffrey. Sebuah peta. Peta tentang kastil itu dan area sekitarnya.
"Ada beberapa ranjau yang jika Anda setujui, akan kami siapkan. Beberapa personil Black Sun akan berjaga secara bergantian. Dan ini akan berlangsung hingga Anda kembali dari Tenggara, Mayor. Selama itu, Nona Elaine juga tidak diperkenankan untuk keluar dari kastil."
Jeffrey mengamati peta itu sambil terus meneguk wiskinya. Ia mengangguk ringan.
"Approved. Any back up plans?"
Hansen menautkan kedua tangannya, laki-laki itu tersenyum simpul.
"Membawa Nona Elaine ke Tenggara."
Jeffrey tersedak wiskinya sendiri. Ia hampir tidak memercayai saran Hansen tentang apa yang menjadi rencana cadangan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Major
Historical Fiction2ND PRE-ORDER STARTS 15TH AUGUST! BOOK VERSION RELEASED. The first book before The Monarch's Vagary and Death Hymn of The Siren. Battlefield. His life belongs to the battlefield. A skilled swordsman and marksman, Jeffrey Dryomov, sang Mayor Jenderal...