Musim dingin, Rensfold, Desember 772.
Hari itu, Elaine terselamatkan. Tidak ada Jeffrey yang meminta darah darinya, taring yang tajam, kulit yang memiliki bekas luka berikut rasa sakit ataupun nyeri yang menyertainya - meskipun akan hilang keesokan harinya. Hanya saja, keduanya terbangun dengan perut yang berbunyi, karena mereka melewatkan makan malam. Jeffrey hanya berdeham kecil pagi itu lalu memanggil para pelayan untuk membawakan mereka satu set sarapan, mulai dari hidangan pembuka, main course, hingga pencuci mulut. Breakfast in bed.
"Saya yang membuat kamu tidak sempat makan malam kemarin. Sekarang, kamu harus memakan semuanya," ucap Jeffrey dengan nada yang sangat tenang.
Elaine langsung memegang perutnya sambil menatap Jeffrey dengan tatapan yang-benar-saja. Alisnya bertaut, dahinya berkerut. Ia memang lapar, sangat lapar. Tapi mana mungkin ia bisa menghabiskan seluruh hidangan yang ada di depannya? Jika ditotal, seluruhnya ada sembilan makanan dengan porsi yang besar.
"Baiklah, baiklah. Kamu tidak harus menghabiskan semua hidangan ini. Tapi pastikan kamu makan dalam porsi yang banyak," ucap Jeffrey sambil mulai mengoleskan butter di atas panekuknya.
Elaine mengangguk, setengah hati. Gadis itu lalu mengambil sirup maple dan menuangkannya ke panekuk milik Jeffrey, tepat sebelum laki-laki itu mengambil inisiatif. Ia agak terkejut dengan sikap Elaine barusan, namun ia tetap diam. Seulas senyum lalu terukir di bibirnya. Ia lalu menukar piring panekuk miliknya dan Elaine, dan gadis itu memperlihatkan wajah ingin protes.
"Mayor!"
"Hm? Ya, saya tahu. Kamu ingin mengganti kegagalan kemarin karena tidak berhasil memasakkan sesuatu untuk saya, bukan? Tapi saya terlalu lelah kemarin, dan saya hanya ingin tidur, dengan kamu."
Pipi Elaine merona. Frasa "tidur dengan kamu" yang digunakan oleh Jeffrey membuat jantungnya berdesir. Apakah laki-laki itu agak gila? Kalimat itu bisa membuat orang salah memahaminya. Elaine menggelengkan kepalanya pelan.
"Kamu bisa melakukannya lagi, nanti. Sekarang, kamu yang lebih membutuhkan untuk makan duluan," Jeffrey meneruskan ucapannya sambil menuangkan sirup maple untuknya sendiri.
Keduanya mulai memakan sarapan mereka dalam diam, sesekali tatapan mereka bertemu. Setelah sarapan yang cukup lama itu, Jeffrey kembali memanggil pelayan untuk membawa pergi semua peralatan makan yang mereka bawa ke kamar utama.
Setelah seluruh pelayannya pergi, laki-laki itu berdiri, berlutut di depan Elaine, lalu menggenggam tangan gadis itu dengan lembut. Elaine menatap Jeffrey dengan tenang, sedikit terbiasa dengan apa yang laki-laki lakukan di dekatnya. Ia mengusap beberapa kali tangan gadis itu sebelum menariknya, mendekati bibirnya. Elaine bisa melihat kedua taring Jeffrey muncul, dan gadis itu memejamkan matanya. Ketika kedua taring itu menembus kulit telapak tangannya, gadis itu merasakan sensasi panas dan menyengat yang familiar. Jeffrey menyesap beberapa kali darahnya, sebelum akhirnya menarik taringnya dan memberikan ciuman-ciuman ringan pada tangan gadis itu.
"Terima kasih untuk pagi ini. Bersiaplah, kebetulan hari ini saya sedang libur, dan saya akan membawa kamu pergi ke pusat kota. Kamu pasti bosan hanya berada di kediaman saya."
Elaine merasa sedikit pusing, namun ia mengangguk. Ia segera berjalan keluar menuju kamarnya, bersiap bersama pelayan-pelayan yang diberikan Jeffrey untuknya, sebelum ia akan bepergian bersama Mayor.
--------------------
Ini kali pertama Elaine dan Jeffrey berjalan beriringan, di luar kediaman Sang Mayor. Elaine agak terpukau dengan bagaimana Jeffrey yang tidak terganggu dengan terangnya matahari siang ini. Ia berjalan dengan pelan, sedikit di depan Elaine, dan sebelah tangannya menggenggam tangan gadis itu dengan erat. Elaine yang sudah menyerah dengan keingintahuannya tentang vampir dan matahari lalu memberanikan diri untuk bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Major
Fiction Historique2ND PRE-ORDER STARTS 15TH AUGUST! BOOK VERSION RELEASED. The first book before The Monarch's Vagary and Death Hymn of The Siren. Battlefield. His life belongs to the battlefield. A skilled swordsman and marksman, Jeffrey Dryomov, sang Mayor Jenderal...