Pagi itu, cuaca cukup cerah. Dan hari ini memasuki akhir pekan. Yang Elaine dengar dari Roland, Jeffrey akan pulang pagi ini dan laki-laki itu tidak akan memiliki kesibukan yang berhubungan dengan pekerjaannya. Itu berarti, Mayor akan berada di manor seharian penuh. Gadis itu baru saja selesai mandi dan ia terlihat sangat bersemangat memilih gaun yang akan dipakainya hari ini. Pilihannya jatuh pada long dresss putih berlengan panjang, potongan kerah ascot, berbahan satin dengan perpaduan lace di beberapa bagian. Shanon membantunya memakaikan gaun itu. Elaine terlihat puas.
"Pilihan yang bagus, Nona Elaine. Ini seperti Anda akan pergi berpiknik," ucap Shanon sambil mulai menyisir dan menata rambut gadis itu.
Elaine menoleh ke arah Shanon, lalu menilik ke luar jendela. Gadis itu tersenyum.
"Benar juga, cuaca sedang cerah. Shanon, bisakah kau membantuku menyiapkan perlengkapan piknik? Kau baru saja memberiku ide yang bagus."
"Oh? Baiklah, Nona, akan segera saya siapkan," Shanon agak terkejut, namun ia menyetujui permintaan Elaine.
Belum sempat Elaine menyahut kepala pelayannya, suara ketukan di pintu terdengar. Shanon yang sedang sibuk berkutat dengan rambut Elaine bergegas membuka pintu. Sosok Roland terlihat. Setelah menyapa Shanon, Roland segera menghampiri Elaine.
"Selamat pagi, Nona Elaine. Makan pagi telah siap, Nona. Mayor telah menunggu Anda."
Elaine mengangguk.
"Lupakan tentang makan pagi. Kurasa aku akan berpiknik sekaligus makan pagi bersama Mayor!"
"Ah, begitu, Nona? Baiklah," ucap Roland seraya mengulurkan tangan untuk membantu Elaine berdiri.
Ia menyambut uluran tangan Roland dan berdiri. Mereka lalu berjalan meninggalkan kamar Elaine, setelah gadis itu, sekali lagi meminta Shanon untuk menyiapkan perlengkapan piknik yang ia minta.
Jeffrey baru saja tiba di pintu utama kastil untuk bersiap menyantap sarapan paginya saat Elaine berlari ke arahnya. Gadis itu bahkan sempat hampir terjatuh karena menginjak gaunnya sendiri. Laki-laki itu melepas mantelnya, dan menyerahkannya kepada Hansen. Matanya menatap Roland yang telah membawa sebuah keranjang piknik. Ia mengulurkan tangannya pada Elaine, dan menggenggam tangan gadis itu kuat begitu Elaine menyambut uluran tangannya.
"Kamu harus lebih berhati-hati, Elaine."
Yang ia ajak berbicara, justru tidak memusatkan atensi pada apa yang baru saja ia katakan.
"Mayor, cuaca sedang cerah, ayo berpiknik!"
Jeffrey terlihat sedikit terkejut, namun ia berusaha menetralkan ekspresinya. Ia menatap Roland sejenak, dan elite Black Sun itu hanya menundukkan kepala, tanda hormat.
"Tentu saja, Milady. Ayo. Hansen, tolong siapkan kuda untuk saya dan Elaine."
Hansen segera bergegas meninggalkan Jeffrey, menuju kandang kuda yang ada di samping istana. Sedang Jeffrey, hanya menatap gadis kecil di hadapannya. Tatapan gadis itu dipenuhi binar bahagia, dan pipinya memiliki semburat merah muda. Gadis itu sibuk menatap sisi lain, dan Jeffrey tetap terdiam menatapnya sampai entah berapa lama. Ia masih menggenggam tangan Elaine. Hingga suara Hansen membuyarkan lamunannya.
"Your Excellency, kuda Anda sudah siap."
Jeffrey berbalik, lalu menarik Elaine pelan.
"Dimana Rosie?"
Gadis itu bertanya dengan polos, sambil mencoba mencari ke segala arah. Namun nihil, hanya ada kuda berwarna hitam milik Mayor.
"Hari ini, kamu berkuda dengan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Major
Historical Fiction2ND PRE-ORDER STARTS 15TH AUGUST! BOOK VERSION RELEASED. The first book before The Monarch's Vagary and Death Hymn of The Siren. Battlefield. His life belongs to the battlefield. A skilled swordsman and marksman, Jeffrey Dryomov, sang Mayor Jenderal...