Ravena.
Satu nama itu sanggup meluluh-lantakkan segala pertahanan yang selama ini dibangun oleh Jeffrey. Laki-laki itu telah menahan dirinya sendiri untuk mengingat Ravena. Ia tahu bahwa sekeras apapun, dirinya tidak bisa memberikan afeksi yang didambakan oleh gadis itu. Tapi Ravena terus menunggu, hingga ia mencapai titik batasnya. Gadis itu mengakhiri hidupnya dengan tragis dengan meracuni dirinya sendiri di depan Jeffrey. Ravena meninggal tepat di depan matanya. Jeffrey masih mengingatnya dengan baik. Rasa bersalah menggerogotinya saat itu. Seperti, ia gagal melindungi orang paling berharga dalam hidupnya.
"Kisah cinta yang tragis," adalah kalimat pertama yang muncul dari mulut Elaine setelah mendengar cerita Jeffrey, seraya menyesap tehnya.
Jeffrey tersenyum, namun sebuah senyuman yang sarat akan kesedihan. Ia masih memandang lukisan Ravena yang ada di sudut ruangan lalu menghela nafas. Lukisan itu memang baru akan dikirim ke manor lama keluarga Dryomov esok hari. Tangannya lalu menarik sebuah laci, dan mengeluarkan buku dengan sampul warna rust yang ada di sana. Ia menyerahkan buku itu kepada Elaine, lalu menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dengan santai.
"Kamu akan mengerti kenapa saya begitu menghargai Ravena begitu membaca jurnal itu. Karena kamu telah bertanya, maka pastikan kamu siap mendengarkan jawabannya. Terkadang jawaban itu lebih menyakitkan daripada ketidaktahuanmu."
Elaine menerima buku yang diberikan Jeffrey setelah meletakkan cangkir tehnya. Ia membuka lembaran demi lembaran dan membaca satu per satu kalimat yang tertulis di sana. Tentang bagaimana Jeffrey sangat mengerti perasaan Ravena, namun tidak bisa membalasnya. Tentang bagaimana Ravena selalu sabar menunggunya, sedang Jeffrey selalu memberikan gadis itu punggung yang dingin. Sebelum halaman-halaman itu berakhir, Jeffrey menuliskan beberapa kalimat, yang membuat Elaine merasa tertohok. Kalimat yang berisi usaha laki-laki itu untuk membalas perasaan Elaine.
"Pada akhirnya kau berusaha mencintainya."
Jeffrey menghela nafas. Ia tahu Elaine akan memusatkan fokusnya pada bagian akhir jurnal itu. Ia kemudian menopangkan kedua sikunya pada meja, dan menatap Elaine dengan tatapan penuh makna.
"Sudah saya ingatkan, banyak hal yang kamu belum ketahui, Elaine. Dan menggali lebih dalam berarti kamu siap dengan segala konsekuensinya."
Elaine menelan ludah, namun tatapannya masih tetap berada di iris sang Mayor. Jurnal yang berada di tangannya masih terbuka. Gadis itu lalu menganggukkan kepalanya.
"Aku rasa aku siap untuk itu. Maksudku, aku tidak banyak mengetahui tentang dirimu selama ini. Tenang saja, mendiang Ravena mungkin menginginkan hatimu. Tapi aku... tidak."
Elaine tidak yakin dengan kalimat terakhirnya barusan. Tapi ia harus mendapatkan kepercayaan Jeffrey saat ini. Ia ingin tahu sisi Jeffrey yang lain. Setidaknya, sebagai orang yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersama Jeffrey, Elaine ingin mengenal laki-laki itu seutuhnya.
"Kamu yakin, Elaine?"
"Kurasa, ya, Mayor."
Jefrey lalu memejamkan matanya sejenak. Pikirannya mendadak terasa keruh. Housewarming party sekaligus pesta pernikahan mereka baru saja berlalu, tapi kali ini ia dihadapkan pada kenyataan yang menamparnya sekali lagi. Keingintahuan Elaine tentang masa lalunya. Sesuatu yang tabu. Laki-laki itu lalu membuka matanya, dan melanjutkan ucapannya secara perlahan.
"Ravena membuat saya semakin sadar bahwa perasaan seorang anak manusia bisa menghancurkan bangsa vampir. Mempunyai afeksi kepada seorang anak manusia berarti saya siap untuk mengorbankan banyak hal yang berharga. Saya tidak mau itu terjadi, mengingat saat itu, kondisi Rensfold sedang berada di titik terendah. Saya baru saja datang dan akan menetap di semenanjung ini. Semuanya sedang tidak stabil dan semakin terasa salah. Hingga Ravena datang. Pada akhirnya, kematian Ravena menjadi alasan saya untuk memulai penelitian tentang pengganti darah bersama sebuah organisasi underground yang berisi para vampir alchemist di Rensfold."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Major
Historical Fiction2ND PRE-ORDER STARTS 15TH AUGUST! BOOK VERSION RELEASED. The first book before The Monarch's Vagary and Death Hymn of The Siren. Battlefield. His life belongs to the battlefield. A skilled swordsman and marksman, Jeffrey Dryomov, sang Mayor Jenderal...