2• Tentang Cara Melupakan

3.8K 427 78
                                    

[DUA]



RINTIK hujan yang terlihat dari balik jendela kaca perpustakaan sekolah, membuat seorang gadis bermanik hazel itu tanpa sadar tersenyum samar. Menikmati pemandangan menenangkan yang sering kali ia dapati jika tengah berada ditempat ternyamannya ini.

Selalu menikmati kesendiriannya, tanpa teman, sahabat, atau bahkan kekasih yang sewajarnya dimiliki oleh seorang gadis berusia 17 tahun.

Meski kata 'sewajarnya' itu, tidak pernah terlihat singgah dihidup sederhana dari gadis berambut cokelat panjang dengan name tag Syanala Athaya di seragamnya.

Hanya ingin melewati masa SMA-nya dengan normal dan tak terlihat. Tak ingin mencari masalah dengan siapapun dan tak ingin menjadi bahan perhatian para penduduk sekolah ini. Walau terkadang, tak semua hal akan berjalan seperti yang dirinya harapkan.

"Hey?"

Pengalihan perhatian Syanala berpindah dalam hitungan detik kala sebuah bisikan yang berasal tepat dari arah belakangnya datang.

Tanpa aba nampak memalingkan kepalanya, berhasil mendapati seorang laki-laki tampan dengan balutan jaket jeansnya tengah menatapnya intens.

Dan Syanala berani bersumpah kalau ia baru saja menyaksikan laki-laki bermanik cokelat terang itu menampilkan senyum miringnya kala matanya beradu tatap dengan dirinya.

"Buat lo."

Sebelum gadis itu menyuarakan keingintahuannya, laki-laki itu sudah lebih dahulu kembali berbisik dengan tangan yang terlihat menyerahkan selembar kertas berukuran persegi panjang ke arahnya.

Pertama kali berada diposisi seperti ini, membuat gadis itu menimang untuk sesaat. Ada rasa takut kala dirinya baru saja melepaskan jubah tak terlihatnya, namun rasa penasaran dibalik isi dari kertas itupun juga menghantuinya.

Alhasil, setelah berdebat singkat dengan kedua malaikat di kiri dan kanannya, Syanala memilih untuk meraih kertas pemberian laki-laki yang bahkan tak pernah ia kenali keberadaannya.

Segera memutar tubuhnya menuju posisi semula, mulai membuka lipatan kertas yang sudah berada di tangan kanannya.

Tertegun saat kalimat pertama yang dirinya baca, adalah sebuah perkenalan singkat yang tentu memancing manik hazelnya untuk menuntaskan apa yang sudah dirinya mulai.


Hey,
Gue Kio.

Gue tau ini random, tapi boleh kenalan? maybe we can be...friends?


Darah Syanala berdesir hebat ketika otaknya baru dapat memproses kata demi kata yang terukir menggunakan tinta hitam itu. Sempat terdiam untuk waktu yang cukup lama, memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan sosok tampan yang Syanala yakin tengah menunggu responnya. Atau yang lebih parah, tengah menatap punggungnya dengan wajah penasaran. Membayangkan atas kebenaran hal itu saja sudah berhasil membuat tubuh Syanala bergidik.

Situasi yang tak pernah dirinya harapkan. Mendapatkan perhatian dari siapapun tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, karna jujur dirinya membenci hal itu.

Jadi, sebelum situasi otaknya semakin menggila, secepat kilat ia membereskan barang bawaannya sebelum memasukannya asal ke dalam tas.

Serein [Spin Off 3 Novel Shanin's Diary]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang